Xendit Ungkap Tren Pembayaran Digital di Indonesia, Siap Ekspansi Bisnis di Asia Tenggara

5 Min Read
Xendit saat ikut pameran Singapore FinTech Festival 2023 (Foto: Xendit)

Jakarta, Gizmologi – Setelah diwarnai dengan aksi layoff karyawan di awal tahun ini, Xendit Group berupaya untuk optimis menatap tahun ini. Bahkan berusaha untuk melakukan ekspansi bisnis di 2024.
Baca juga: Fintech Xendit PHK 200 Karyawan, Ini Alasannya

Menurut Tessa Wijaya, Co-Founder dan COO Xendit Group, dalam lanskap fintech yang terus berkembang, pihaknya berupaya menjadi salah satu pondasi pertumbuhan dan inovasi. Selain terus mengupayakan kemajuan digital dan ekonomi, Xendit menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan positif.

“Xendit tidak hanya bertujuan untuk mendukung infrastruktur pembayaran digital tetapi juga berkontribusi aktif pada inisiatif pemerintah untuk memperkuat pendidikan, perlindungan pengguna fintech, dan memajukan kolaborasi lintas sektor untuk membangun kepercayaan masyarakat dalam ekosistem ekonomi digital yang tangguh,” ungkap Tessa.

Peningkatan penerapan pembayaran digital membuka peluang positif untuk prospek bisnis Xendit di tahun 2024. Perusahaan ini optimis untuk berkontribusi aktif pada pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan. Oleh karena itu, mereka akan terus berupaya berpartisipasi aktif dalam program pemerintah dan regulator, asosiasi, UMKM, mitra, dan agenda nasional lainnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Tahun ini, diawali dengan berpartisipasi dalam Working Group Kartu Kredit Indonesia Online Payment oleh Bank Indonesia dan ASPI untuk mempersiapkan peluncuran tokenisasi kartu virtual KKI. Lebih lanjut, meraih lisensi Kategori 1 dari Bank Indonesia, Xendit siap menyongsong pesatnya era transformasi digital.

Xendit Group Bidik Potensi Ekonomi Digital US$360 miliar Asia Tenggara

Dijelaskan lebih lanjut, dalam beberapa tahun terakhir Xendit Group berhasil mengembangkan bisnis ke beberapa negara dengan memanfaatkan pendanaan yang diperoleh. Perluasan bisnis ke Malaysia pada awal tahun 2023 adalah salah satu upaya Xendit untuk pengembangan bisnisnya di pasar Asia Tenggara. Upaya penetrasi dimulai pada tahun 2020 dengan ekspansi ke Filipina. Hasilnya, Xendit kini telah berkembang ke tiga negara Asia Tenggara: Indonesia, Filipina, dan Malaysia.

Dengan perkiraan ekonomi digital Asia Tenggara mencapai US$360 miliar pada tahun 2025, industri fintech telah menjadi salah satu sektor yang menjanjikan. Xendit yakin saat ini telah berada pada posisi yang tepat untuk berkontribusi bagi bangsa dan meraih manfaat dari pertumbuhan ekonomi digital yang terus berkembang.

Perusahaan fintech dan payment gateway terkemuka di Asia Tenggara, memaparkan hasil pantauan terhadap tren pembayaran digital sepanjang tahun 2023. Xendit yang telah beroperasi di Indonesia, Filipina, dan Malaysia, menorehkan pencapaian yang signifikan dengan memproses lebih dari 320 juta transaksi untuk 6.000 merchants, dengan total nilai transaksi mencapai USD 25 miliar.

Xendit Group Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan tahunan sebesar 30% baik dalam jumlah transaksi maupun jumlah merchant aktif di Indonesia meskipun pertumbuhan teknologi regional tengah mengalami perlambatan. Xendit Indonesia telah melayani lebih dari 4.500 merchant langsung, ditambah sejumlah besar sub- merchant. Total Volume Pembayaran (TPV) mengalami pertumbuhan sebesar 5%, mencapai  >IDR 300T.

Tren Pembayaran Digital di Indonesia

Berikut ini beberapa informasi yang dihimpun terkait pola penggunaan layanan Xendit Group oleh merchant, yang dapat memberi gambaran secara menyeluruh mengenai tren pembayaran digital di Indonesia:

1. Virtual Account masih menjadi pilihan utama untuk menerima pembayaran di Indonesia.

Statistik menunjukkan bahwa Virtual Account menjadi pilihan utama di antara metode pembayaran pada kategori Money-In di Indonesia. Virtual Account memberikan lebih dari 50% dari total volume pembayaran (TPV), mengalami pertumbuhan sebesar 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menggambarkan tingkat kepercayaan yang tinggi dalam penggunaan transfer bank dan virtual account di pasar Indonesia.

2. Sektor jasa tetap menjadi yang paling dominan dalam volume transaksi

Di antara merchant Xendit Group, sektor layanan mencatatkan frekuensi transaksi tertinggi (90 juta), dengan telekomunikasi seluler muncul sebagai kontributor utama pada pertumbuhan ini (pertumbuhan TPV sebanyak 3 kali lipat). Diikuti oleh layanan keuangan (70 juta) dan produk digital (30 juta).

3. Penggunaan kartu kredit mengalami pertumbuhan pesat

Terjadi peningkatan 4 kali lipat pada Total Payment Volume (TPV) kartu kredit, yang menggambarkan kepercayaan pasar yang semakin meningkat. Penyumbang utamanya adalah peningkatan penggunaan kartu kredit dalam sektor travel dan layanan hospitality.

4. Peningkatan penggunaan transaksi QRIS

Xendit melaporkan peningkatan 6% dalam transaksi QRIS, mencapai lebih dari 20 juta transaksi. Pertumbuhan ini sejalan dengan inisiatif Bank Indonesia untuk meningkatkan penggunaan QRIS dan mendorong inklusi ekonomi digital.

5. Sektor ritel dan produk digital menunjukkan pertumbuhan pesat

Sektor ini berhasil melipatgandakan pertumbuhannya jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan bukti kemampuannya menghadapi perkembangan tren konsumen dan dinamika pasar.

6. Restoran, Travel, dan Layanan hospitality menjadi sektor yang menunjukkan kinerja paling baik

Sektor ini telah mencatatkan pertumbuhan jumlah transaksi sebesar 135% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Share This Article

Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Exit mobile version