Waspada Penipuan Nomor Kontak Palsu di Google Maps, Berikut Cara Menghindarinya!

4 Min Read

Jakarta, Gizmologi – Setidaknya dalam satu hari terakhir, telah terjadi peretasan terhadap sejumlah akun Google Bisnis yang memajang informasi bisnis mereka di Google Maps. Dampak peretasan ini telah menciptakan kerugian yang cukup banyak, karena peretas memajang nomor kontak palsu di Google Maps, yang akhirnya berhasil menipu banyak masyarakat.

Informasi terkait hal ini pertama kali tim Gizmologi ketahui dari laporan sejumlah pengikut akun Instagram @ecommurz. Di mana diketahui mulai banyak bermunculan nomor kontak palsu di Google Maps, umumnya disematkan ke bagian alamat lokasi. Tidak hanya sejumlah lokasi seperti hotel, titik lokasi lainnya seperti toko swasta hingga lokasi Samsat pun ikut diubah.

Kemarin malam (12/8), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah mengungkapkan bila sudah ada ratusan hotel yang berada di bawah naungan perhimpunan tersebut telah diretas. Di mana peretas sudah mengubah sejumlah data pada akun Google Bisnis hotel, termasuk dengan menambahkan nomor kontak palsu.

Baca juga: Tips Jaga Keamanan Media Sosial Agar Gak Gampang Diretas

Nomor Kontak Palsu Bermunculan di Google Maps

Umumnya peretas menambahkan nomor kontak palsu pada bagian alamat di Google Maps

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani mengatakan bila peretasan akun Google Bisnis mulai menimpa banyak hotel di Indonesia sejak Minggu (11/8). “Mulai dari hotel-hotel yang ada di Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, hingga Bali. Namun sejauh ini mayoritas atau paling banyak yang diretas ada di Jawa Tengah, mencapai 156 hotel,” jelasnya melalui sebuah kesempatan jumpa pers (12/8).

Tidak hanya nomor kontak palsu saja, peretas juga diketahui telah mengganti nomor rekening bank serta informasi lain yang menyangkut reservasi kamar, bahkan mengganti harga kamar maupun promo tertentu, untuk ditampilkan pada WhatsApp pribadi pelaku. Selain Jawa Tengah, setidaknya ada 60 hotel di Sumatera Barat, 92 hotel di Hawa Timur, 80 hotel di Lampung dan 35 hotel di Bandung yang alami peretasan.

Tangkapan layar postingan akun @ecommurz di Instagram (12/8) melaporkan sejumlah nomor kontak palsu di Google Maps

Atas peretasan ini, PHRI mengimbau masyarakat untuk melakukan reservasi hotel secara langsung melalui saluran resmi, tidak melalui nomor kontak palsu yang kini tengah marak di Google Maps. Sejumlah pengikut akun Instagram @ecommurz juga sebutkan bila nomor kontak palsu di Google Maps juga menyasar sejumlah jenis bisnis lain, mulai dari toko makanan hingga kos-kosan.

Dampaknya tentu saja sangat membahayakan. Ketika masyarakat mencari tempat tertentu di Google Maps dan terlihat ada nomor kontak, umumnya mereka langsung mencoba menghubungi nomor tersebut, tanpa mencoba mengetahui nomor aslinya di kanal resmi seperti media sosial atau situs resmi.

Cara Menghindari Nomor Kontak Palsu

Nomor asli tersimpan di dalam tombol “call”, berbeda dengan yang muncul pada hasil pencarian awal Google Maps.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada sejumlah cara yang bisa diterapkan sebagai langkah preventif menghindari nomor kontak palsu Google Maps. Dari sejumlah tangkapan layar yang diunggah pengikut akun Instagram @ecommurz, tidak sedikit peretas mencoba untuk menambahkan nomor kontak palsu di awal alamat yang tertera. Nomor ini tentu berbeda dengan nomor kontak sebenarnya.

Pastikan Gizmo friends menghubungi bisnis yang ada di Google Maps, dengan menekan tombol panggil/call. Asumsi bila peretas belum mengambil alih akun Google Bisnis mereka, maka nomor tersebut seharusnya asli. Alternatif lain, tentu saja dengan mencari info di luar platform Google Maps, seperti situs asli maupun media sosial bisnis yang ingin dituju.

Hal ini juga turut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi, Sandi Andaryadi. Melalui sebuah keterangan tertulis yang kami kutip melalui Solopos, ia mengimbau masyarakat untuk selalu mengakses informasi resmi, termasuk layanan imigrasi yang juga terdampak. “Selalu double check, jangan mudah percaya,” tambahnya.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Share This Article

Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Exit mobile version