Sejumlah Pembeli Apple Vision Pro Melakukan Retur, Apa Penyebabnya?

5 Min Read

Jakarta, Gizmologi – Apple Vision Pro telah resmi dapat dibeli di awal bulan ini, dengan banderol harga yang cukup fantastis. Sebagai “spatial computer” pertama dari Apple, perangkat AR/VR yang diklaim lebih canggih dari Meta Quest 3 ini hadir membawa banyak ekspektasi—yang sayangnya tak sedikit mengecewakan pengguna.

Dalam kurun waktu sepekan terakhir, para pembeli dan pengguna Apple Vision Pro mulai banyak menyampaikan pengalaman mereka masing-masing baik dalam bentuk postingan di platform media sosial sampai bentuk ulasan lengkap dalam format video YouTube. Namun ternyata tidak sedikit yang keluhkan sejumlah kekurangan selama pemakaian, dan memutuskan untuk mengembalikannya.

Sebagai informasi, Apple memang memberikan kesempata untuk mengembalikan Apple Vision Pro melalui garansi pengembalian 14 hari—cukup umum di sejumlah wilayah termasuk Amerika Serikat. Sehingga bagi mereka pembeli Apple Vision Pro di tanggal peluncuran perdana, setidaknya memiliki kesempatan hingga hari Jumat (16/2) untuk bisa mengembalikan perangkat komputer pertama Apple tersebut dan melakukan retur sepenuhnya.

Baca juga: CEO OpenAI Beri Tanggapan Terkait Apple Vision Pro

Terasa Berat, Bisa Bikin Mata Merah

Dari sekian banyak keluhan terkait Apple Vision Pro, yang tergolong sering muncul di media sosial banyak berkaitan dengan faktor kenyamanan. Seperti yang kita tahu, Apple mendemokan penggunaan Vision Pro dengan strap yang tergolong minimalis tanpa mengikat ke bagian atas kepala—mereka sebut dengan Solo Knit Band.

Namun begitu, Apple ikut memberikan jenis strap kedua dalam paket penjualannya, yakni Dual Loop Band yang juga mengikat ke bagian atas kepala pengguna. Walaupun diklaim lebih nyaman, pengguna Apple Vision Pro keluhkan distribusi berat perangkat yang signifikan condong ke bagian depan. Selain bobotnya yang memang berat—lebih berat 120 gram dari Quest 3 rilisan Meta.

Faktor tersebut membuat pengguna Apple Vision Pro tidak nyaman menggunakannya dalam waktu yang lama. Hal ini “bertabrakan” dengan banyaknya video yang beredar di internet, di mana cukup banyak video Apple Vision Pro sedang digunakan oleh pengguna termasuk Diplo yang memakainya di ruang publik, memanfaatkan fitur Passthrough agar tetap bisa melihat area sekitar.

Terkait Passthrough, sejumlah pengguna juga keluhkan kualitasnya yang masih kurang baik, terutama ketika mereka menggunakan Apple Vision Pro sembari ingin melihat tampilan layar iPhone mereka, atau teks kecil dalam media cetak seperti koran. Juga sudut pandangnya yang sedikit lebih kecil dibandingkan kompetitornya.

Tidak hanya itu, Parker Ortolani, Product Manager Vox Media juga sebutkan bila Vision Pro sebabkan mata lelah, hingga tanda merah pada mata kanannya. Kemudian pengguna lain ada yang mengonfirmasi hal yang sama. Meski memang, isu serupa bisa dialami oleh pengguna perangkat AR/VR lainnya, tidak hanya dari Apple Vision Pro.

Sudah Ada Penjual Apple Vision Pro di Indonesia

Menariknya, kalau Parker sebutkan bila alasannya mengembalikan Apple Vision Pro karena kurang nyaman, sejumlah pembeli mengatakan kalau mereka sengaja mengembalikan produk Apple termahal tersebut sebelum masa retur berakhir. Dengan tujuan agar bisa menjajalnya secara langsung, meski tidak berencana untuk memilikinya atau menggunakannya dalam waktu lama.

Lewat postingannya di platform X, Parker mengatakan bila Vision Pro bisa memberikan kesan impresif ketika digunakan, dan terasa seperti masa depan. Meski melakukan retur, ia tidak sabar untuk melihat generasi kedua dari perangkat ini.

Hingga saat ini, Apple masih belum bisa menjual Apple Vision Pro ke lebih banyak negara. Meski begitu, sejumlah penjual di Indonesia memasang harga Apple Vision Pro cukup fantastis, hingga Rp70 jutaan. Wajar, mengingat proses untuk membawanya dari luar negeri membutuhkan usaha cukup besar termasuk pajak yang juga mahal.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Share This Article

Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Exit mobile version