Samsung Galaxy Z TriFold Dikabarkan Lebih Murah dari Prediksi Awal, Siap Debut Bulan Depan

5 Min Read

Jakarta, Gizmologi – Rumor mengenai Samsung Galaxy Z TriFold kembali menguat menjelang peluncurannya di Korea bulan depan. Smartphone tri-fold pertama Samsung ini sudah lama menjadi bahan spekulasi karena digadang sebagai terobosan besar di pasar foldable. Namun fokus publik tidak hanya pada desain tiga lipatan, tetapi juga pada harganya yang diprediksi akan sangat mahal. Dengan teknologi layar yang kompleks dan perangkat keras kelas premium, Z TriFold sempat diperkirakan menembus angka yang lebih tinggi dibanding seri foldable Samsung sebelumnya.

Teknologi foldable saat ini masih berada di tahap yang terbilang premium dan rumit. Lebih banyak engsel berarti lebih banyak titik rawan dan biaya produksi yang meningkat. Ditambah dengan ukuran layar tri-fold yang jauh lebih besar dari foldable generasi dua atau tiga lipatan, ekspektasi harga pun ikut melambung. Oleh karena itu, kabar terbaru yang menyebutkan harga lebih rendah dibanding prediksi awal menjadi menarik bagi calon pengguna yang mengikuti perkembangan perangkat ini.

Meski demikian, perlu diingat bahwa rumor harga dan spesifikasi sering berubah menjelang peluncuran resmi. TriFold juga diperkirakan hadir dalam satu varian warna dan satu kapasitas penyimpanan saja, sebuah keputusan yang mungkin bertujuan menekan biaya produksi. Langkah ini bisa dianggap positif dari sisi harga, namun di sisi lain mengurangi opsi personalisasi bagi pengguna yang terbiasa dengan banyak pilihan varian.

Baca Juga: Review Samsung Galaxy A07: Entry-Level Praktis dengan Fitur Keamanan Komplit

Harga Lebih Rendah dari Prediksi, Tapi Tetap Premium

Menurut laporan terbaru dari jurnalis Korea, yeux1122, Samsung Galaxy Z TriFold kemungkinan dibanderol sekitar 3.6 juta won atau sekitar 2.447 dolar AS di pasar lokal. Angka ini memang bukan harga yang ramah kantong, tetapi masih lebih rendah dari rumor sebelumnya yang menyebutkan harga mencapai 4 juta won atau sekitar 2.720 dolar AS. Penurunan perkiraan harga ini memberi sedikit ruang optimisme bahwa Samsung mencoba menyeimbangkan inovasi dan aksesibilitas.

Namun tetap saja, harga dari Samsung Galaxy Z TriFold masih berada jauh di atas perangkat foldable tradisional seperti Galaxy Z Fold series. Bagi sebagian pengguna, ini bisa menjadi penghalang utama. Samsung tampaknya sadar bahwa pasar tri-fold adalah segmen ultra-premium yang tidak ditujukan untuk arus utama. Menurut laporan yang sama, perangkat ini hanya akan dijual langsung oleh Samsung, bukan melalui jaringan retail luas. Keputusan ini berpotensi memperkuat kesan eksklusif, meski sekaligus membatasi jangkauan distribusi.

Dengan hanya memiliki satu pilihan warna dan satu konfigurasi penyimpanan, Samsung tampaknya ingin meminimalkan kompleksitas produksi demi menjaga stabilitas harga. Walaupun masuk akal dari perspektif manufaktur, strategi ini bisa jadi kurang menarik bagi pengguna yang terbiasa memilih varian sesuai preferensi gaya dan kebutuhan penyimpanan.

Layar Jumbo, Kamera 200 MP, dan Baterai Besar

Di sisi spesifikasi, Galaxy Z TriFold dikabarkan membawa layar internal berukuran 10 inci dan cover screen 6.5 inci. Kombinasi ini menjadikannya salah satu perangkat mobile terbesar Samsung yang tetap bisa dilipat dan dibawa dalam bentuk ringkas. Jika akurat, TriFold berpotensi menjadi perangkat hiburan dan produktivitas yang lebih fleksibel dibanding smartphone lipat dua layar yang ada saat ini.

Pada sektor kamera, rumor menyebutkan bahwa Galaxy Z TriFold memiliki sensor utama 200 MP. Ini menunjukkan Samsung tidak hanya fokus pada form factor unik, tetapi juga mempertahankan standar tinggi pada kemampuan fotografi. Sensor resolusi besar mungkin memberikan detail yang kuat, namun tantangannya ada pada pengolahan gambar dan stabilisasi, terutama pada perangkat yang memiliki desain lipat yang jauh lebih kompleks.

Samsung juga dikabarkan menanamkan baterai 5.437 mAh ke dalam perangkat Galaxy Z TriFold. Angka ini cukup besar untuk ukuran smartphone, tetapi wajar mengingat layar tri-fold yang lebih luas akan membutuhkan daya lebih besar. Tetap saja, multitasking dan konsumsi daya yang tinggi bisa membuat daya tahan baterai menjadi tantangan tersendiri bagi Samsung, terutama jika optimisasi sistem tidak dilakukan secara efisien.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Share This Article

Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Exit mobile version