Review Samsung Galaxy S24: Si Kecil yang Kurang Menggigit

12 Min Read
8.6
Review Samsung Galaxy S24

Setiap awal tahun, Samsung selalu rutin dalam menghadirkan lini flagship Galaxy S Series, yang hadir pada tiga varian berbeda. Varian dasar, Samsung Galaxy S24 kini kembali hadir sebagai penawaran smartphone Android flagship dalam dimensi kompak. Membawa sejumlah penyempurnaan pada sektor software.

Mengedepankan kehadiran Galaxy AI, Samsung juga menaikkan harga flagship-nya tahun ini, dengan Samsung Galaxy S24 dibanderol mulai Rp13,999 juta. Sementara di e-commerce saat ini, harga Galaxy S23 sudah mencapai Rp9 jutaan. Alias keduanya memiliki perbedaan harga sampai Rp4 juta. Sulit untuk tidak membandingkan gap antar kedua perangkat.

Harga tersebut juga membuat Samsung Galaxy S24 jauh lebih mahal dari iPhone 15 yang juga sudah turun harga. Ditambah lagi, chipset-nya tidak menggunakan opsi dari Qualcomm, melainkan Exynos bikinan Samsung sendiri. Lantas bagaimana kualitasnya secara keseluruhan? Berikut review Samsung Galaxy S24 selengkapnya.

Desain

Mirip seperti iPhone 14 Pro ke 15 Pro, desain Samsung Galaxy S24 kurang lebih masih terlihat identik, hanya ditambah dengan sejumlah perubahan kecil. Yang langsung terlihat, tentu pada sisi samping alias frame yang kini dibuat flat, dengan pewarnaan matte atau doff.

Jangan khawatir, sudut bodinya masih cukup nyaman untuk digenggam, kok, alias tidak begitu tajam. Dimensinya yang kompak dengan ketebalan hanya 7,6mm dan bobot mulai 167 gram membuatnya sebagai satu-satunya opsi flagship mungil resmi di Indonesia. Materialnya premium dengan kaca Gorilla Glass Victus 2 di belakang, dan Armor Aluminum generasi kedua untuk sisi samping, serta sertifikasi IP68.

Sayangnya, yang terasa sedikit menyebalkan, adalah impresi orang lain yang selalu terceletuk ketika saya menggenggam Samsung Galaxy S24. Sangat sering mereka mengira ini adalah Samsung Galaxy A Series, mengingat desain sampai peletakan sensor kamera serta lampu kilat di belakang sama persis. Sehingga jadi kurang terlihat mahal.

Sebagai alternatif, bila Gizmo friends hendak membeli Samsung Galaxy S24, mungkin bisa memilih varian warna yang tidak tersedia di Galaxy A Series, salah satunya dengan memilih warna eksklusif yang hanya tersedia di situs resmi Samsung. Atau memasangkannya dengan case eksklusif Galaxy S24 Series.

Layar

Bodi kurang lebih sama, tetapi dimensi layar Samsung Galaxy S24 dibuat sedikit membesar, yakni dari 6,1 inci menjadi 6,2 inci. Hal ini dimungkinkan berkat keempat sisi bezel layar yang dibuat lebih tipis, terlihat seimbang dan memang sudah selayaknya sebagai smartphone flagship rilisan 2024.

Jenis panel AMOLED yang digunakan kini LTPO, alias punya refresh rate adaptif 120Hz yang berguna untuk memberi efisiensi daya lebih maksimal. Punya resolusi full HD+, sudah mendukung kecerahan maksimum sampai 2600 nits, dan sudah terproteksi Gorilla Glass Victus 2 yang diklaim lebih tahan pecah ketika terjatuh.

Dimensi layar Samsung Galaxy S24 menurut saya terasa sangat pas, masih nyaman untuk digunakan ketika bermain game atau nonton serial di platform digital, tetapi juga mudah digunakan satu tangan, alias tidak kekecilan. Kalau perlu, menjalankan dua aplikasi pada mode split screen juga masih nyaman-nyaman saja.

In-display fingerprint sensor pada Samsung Galaxy S24 juga terasa responsif dan akurat, punya peletakan atau posisi yang pas sehingga mudah dijangkau. Overall, bagian ini membawa peningkatan yang positif bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Kamera

Masih sama seperti generasi sebelumnya, setup kamera Samsung Galaxy S24 Series tetap mengusung tiga sensor terpisah, yang sensornya pun masing-masing tidak mengalami perubahan. Di antaranya sensor utama 50MP f/1.8 ISOCELL GN3 dengan OIS, telefoto 10MP f/2.4 ISOCELL 3K1 dengan OIS dan 3x optical zoom, dan ultra-wide 12MP f/2.2, sayangnya belum punya autofokus.

Yang justru punya autofokus, justru pada kamera selfie Samsung Galaxy S24, beresolusi 12MP f/2.2 dan punya sudut pandang cukup lebar. Dengan software dan chipset yang berbeda, tentu saja ada peningkatan yang dibawa pada hasil kamera Samsung Galaxy S24. Namun selama pengalaman penggunaan, tangkapan gambarnya sedikit kurang konsisten.

Tidak jarang gambar yang dihasilkan tak memiliki kontras yang memuaskan, juga tone warna yang cenderung dingin alias kebiruan. Ketika momen, obyek dan algoritmanya tepat, smartphone flagship Samsung satu ini bisa hasilkan warna yang akurat dengan detail yang pas, memanfaatkan ISP dengan dukungan AI.

Telefotonya tergolong masih kurang memuaskan karena belum berjenis periskop, sehingga zoom yang diberikan tidak begitu jauh, pun kurang oke dalam kondisi low-light. Sulit untuk tidak membandingkan hasil tangkapan gambar Samsung Galaxy S24 dengan flagship lain seperti iQOO 12 dan Xiaomi 14—yang, menurut saya, bila berbicara foto, masih lebih baik keduanya secara keseluruhan.

Yang membuat Samsung Galaxy S24 jauh lebih superior, ada pada kemampuan kamera depannya, memiliki autofokus sehingga wajah tetap memiliki detail yang optimal dari berbagai jarak fokus sekalipun.

Hasil tangkapan gambar Samsung Galaxy S24 bisa kamu akses secara lengkap pada album berikut ini ya.

Menggunakan sensor ultra-wide, outdoor siang hari
Beralih ke sensor utama…
Menggunakan 3x optical zoom…
10x zoom masih cukup berkualitas
Dari -+ 5 foto yang saya ambil berurutan, hanya satu foto ini yang bisa hasilkan HDR sempurna, meski detail kurang saat diperbesar
Ketika algoritma bekerja secara tepat, kualitas foto indoor tampilkan warna memuaskan
Contoh hasil gambar saat pemrosesan kurang optimal menggunakan sensor ultra-wide, bisa dilihat pada sudut kiri dan kanan foto
Dalam kondisi yang sama, 3x zoom malah bisa berikan kualitas lebih baik, alias inkonsisten
Menggunakan 2x portrait dari sensor utama
3x portrait zoom, tunjukkan warna kulit yang pas
Menggunakan mode portrait pada kamera depan

Kalau kualitas gambar kurang menggigit dibandingkan flagship lain sekelasnya, kondisi berbalik ketika berbicara kualitas video. Semua sensor kamera bisa lakukan perekaman hingga 4K 60fps, dan bisa berganti sensor ketika perekaman sedang berlangsung. Dan hanya sensor utama yang bisa rekam sampai 8K 30fps.

Mulai reproduksi warna, stabilisasi sampai kemampuan zoom, Samsung Galaxy S24 bisa hasilkan kualitas video memuaskan, pas untuk vlogging atau membuat konten berkualitas, ditambah dengan sejumlah opsi manual pada mode Pro Video. Hanya saja perlu diperhatikan untuk menjaga suhu perangkat, agar hasil rekaman tidak menjadi patah-patah, atau stabilisasi yang berkurang.

Baca juga: Review Samsung Galaxy S24 Ultra: Makin Paripurna dengan Galaxy AI!

Fitur

Sama seperti versi Ultra, Samsung Galaxy S24 edisi standar juga mengedepankan software, menjalankan One UI 6.1 berbasis Android 14 dan mendapatkan jaminan pembaruan OS setidaknya sampai 7 tahun ke depan. Kecanggihan Galaxy AI pun bisa dijajal untuk membantu keseharian—terlebih sudah tersedia dalam bahasa Indonesia.

Hal tersebut membuat fitur seperti transkrip saat merekam suara dan lainnya jadi bisa diakses lebih sering. Termasuk fitur Generative AI pada galeri bawaan untuk sempurnakan foto lebih jauh. Menyoal tampilan antarmuka, One UI sangat memudahkan untuk penggunaan satu tangan, sangat pas dikombinasikan dengan dimensi Samsung Galaxy S24 yang kompak.

Fitur seperti Samsung DeX tentu tersedia, begitu pula dengan Samsung Knox Vault sebagai solusi keamanan berbasis hardware. Untuk fitur lainnya, menurut saya kualitas speaker stereo pada Samsung Galaxy S24 kurang maksimal. Lantang, namun cukup dominan pada treble saja. Lebih cocok digunakan untuk mendengar jenis konten seperti podcast.

Performa

Berbeda dengan tahun lalu, akhirnya Samsung kembali mengusung kombinasi dua jenis chipset berbeda untuk sejumlah wilayah. Di Indonesia, Samsung Galaxy S24 (& S4+) kebagian cip Exynos 2400 rancangan sendiri, alih-alih Snapdragon 8 Gen 3 pada Galaxy S24 Ultra. Punya arsitektur CPU yang mirip, sama-sama 4nm pula.

Cip tersebut dipasangkan bersama RAM 8GB—sedikit disayangkan untuk sebuah flagship rilisan 2024. Bagaimana dengan performanya? Untuk penggunaan standar yang tidak begitu intensif, terasa sangat ngebut dan responsif. Namun bakal sedikit berubah ketika suhu perangkat sudah mulai panas, dan digunakan untuk mengakses sejumlah aplikasi lebih berat.

Sebut saja untuk bermain game atau edit video, bakal terasa performance throttling pada Samsung Galaxy S24. Dianggap sebagai kekurangan? Tentu, namun hal seperti ini memang wajar mengingat ruang yang terbatas pada smartphone kompak. Saat digunakan sehari-hari, permukaan bodi juga memang mudah hangat, meski tidak begitu mengganggu (dan tidak akan terasa saat menggunakan case tambahan).

Tidak pernah sampai panas sekali, dan Samsung Galaxy S24 juga tak pernah sampai overheat atau benar-benar mengganggu sampai bikin jengkel memang. Sayangnya masih belum bisa se-dingin dan se-stabil iPhone 15 dalam kemasan yang kurang lebih sama—meski memang spesifikasinya tidak sama persis.

Baterai

Mungkin Gizmo friends sudah pesimis lebih dulu pada bagian ini. Dan memang betul, sayangnya untuk sektor daya tahan baterai Samsung Galaxy S24 masih bisa dibilang lemah. Meski juga tergolong wajar, mengingat bodinya yang sangat kompak.

Dibandingkan generasi sebelumnya, kapasitas baterai Samsung Galaxy S24 naik 100 mAh, kini menjadi 4,000 mAh. Layarnya juga sudah LTPO, secara teknis lebih hemat daya, namun dimensinya juga sedikit membesar. Overall, masih bisa digunakan dalam waktu seharian penuh, namun harus dengan sedikit usaha ekstra seperti menyalakan mode hemat daya.

Yang menurut saya sedikit mengecewakan adalah waktu standby-nya, tergolong singkat. Ya, pada masa di mana saya hanya menggunakan Samsung Galaxy S24 sebagai smartphone sekunder, persentase baterai turun cukup banyak sepanjang hari, meski sedang tidak digunakan dan tak banyak aplikasi yang saya pasang.

Poin sedikit mengecewakan lainnya ada pada sektor pengisian daya, yang maksimal hanya 25W saja melalui kabel (plus 15W secara nirkabel). Dalam 30 menit mencapai sekitar 55%, sementara ke 100% hampir 80 menit. Sangat tertinggal dibandingkan kompetitor di kelasnya, dengan daya tahan yang tergolong pendek.

Kesimpulan

Kalau Gizmo friends sedang mencari opsi sebuah flagship kompak rilisan terbaru, tentu Samsung Galaxy S24 menjadi satu-satunya opsi yang pas saat ini. Membawa chipset baru, layar yang disempurnakan, kapasitas baterai lebih besar, serta jaminan OS yang sangat panjang. Namun begitu, bila ingin menghemat budget, Galaxy S23 juga bisa jadi alternatif menarik.

Pasalnya, saat ini generasi sebelumnya sudah relatif lebih murah, dan sama-sama mendapatkan fitur Galaxy AI. Kalau budget tidak menjadi masalah, ada baiknya untuk melirik opsi dari iQOO dan Xiaomi. Atau lebih baik lagi, memilih Galaxy S24 Ultra sebagai varian tertinggi yang memang benar-benar membawa peningkatan lebih signifikan, terutama pada sektor kamera.

Tertarik untuk membeli Samsung Galaxy S24? Gizmo friends bisa mendapatkannya dengan harga jauh lebih murah lewat Studio Ponsel melalui link berikut ini. Terima kasih untuk Studio Ponsel yang sudah meminjamkan unit review kali ini!

Spesifikasi Samsung Galaxy S24 5G

Klik pada gambar untuk spesifikasi lebih lanjut
Review Samsung Galaxy S24
8.6
Design 8.6
Display 9
Camera 8.4
Features 9
Performance 8.4
Battery 8.3
Share This Article

Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Exit mobile version