Jakarta, Gizmologi – Pada semester pertama tahun 2023, kondisi aset kripto tergolong cukup kuat sehingga menimbulkan optimisme di kalangan pelaku pasar. Namun, memulai awal semester kedua tahun ini, Bitcoin (BTC) dan aset kripto utama lainnya justru menunjukkan kinerja yang lesu. Meskipun ada sejumlah sentimen positif, belum cukup untuk menggerakan pasar kripto ke zona hijau secara terus menerus.
Menurut indeks Bitcoin Monthly returns, Pergerakan harga Bitcoin pada bulan Juli lalu berakhir dengan minus, karena tidak dapat mempertahankan harga di atas US$ 30.400 hingga tanggal 31 Juli 2023. Padahal selama tiga tahun berturut-turut (2020, 2021, dan 2022) Bitcoin mengalami tren bullish pada bulan Juli, namun pada tahun ini ditutup dengan koreksi merah.
Menurut Fyqieh Fachrur, Trader Tokocrypto, pergerakan Bitcoin di awal semester dua tahun 2023 mengalami koreksi sebesar -4,02%. Bagi para trader, Juli merupakan bulan pertama di kuartal ke-3 yang memiliki banyak harapan, karena pergerakannya dapat menjadi penentu bagi posisi Bitcoin selama tiga bulan ke depan.
Jika dibandingkan performa Bitcoin pada kuartal I dengan kenaikan 71,77% dan kuartal II dengan kenaikan 7,19%, prediksi untuk kuartal III adalah bahwa Bitcoin akan mengalami pelemahan harga. “Namun, tidak ada yang bisa tahu dengan pasti apakah kuartal ini akan ditutup dengan persentase harga minus atau plus. Pergerakan Bitcoin sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar dan berbagai faktor fundamental yang terjadi di masa depan,” jelas Fyqieh.
Proyeksi Agustus 2023
Menurut Fyqieh, pergerakan Bitcoin dan aset kripto utama lainnya masih cenderung datar atau sideways sepanjang bulan Agustus 2023. Indikator teknis jangka pendek BTC pada awal Agustus ini berubah menjadi bearish, menandakan adanya kemungkinan penurunan menjadi di bawah US$ 29.000. Namun bisa juga berbalik arah raih kembali di level psikologisnya US$ 30.000, dengan catatan ada kabar positif yang fundamental terjadi di industri kripto dan ekonomi global.
“Pergerakan harga Bitcoin masih berada di level US$ 30.000 dalam dua minggu terakhir, belum ada sentimen yang kuat mendorong laju BTC ke zona hijau. Kabar MicroStrategy yang akan membeli lebih banyak Bitcoin, juga tak menjadi fondasi kuat. Di samping itu, kondisi ekonomi makro belum stabil untuk menggairahkan pasar,” jelasnya.
Satu hal yang penting dan akan benar-benar menggerakkan Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan adalah sikap Federal Reserve AS terhadap kenaikan suku bunga. Bitcoin setelah sempat melewati level US$ 31.000 sekarang diperdagangkan dalam kisaran terkonsolidasi karena para investor tampak gelisah.
“Meski demikian, tidak perlu khawatir terkait dengan koreksi tersebut, karena bisa menjadi kesempatan yang tepat untuk mulai melakukan akumulasi aset Bitcoin. Kita hampir selesai dengan siklus kenaikan suku bunga, sehingga hambatan ekonomi makro saat ini akan segera mulai memudar. Secara bersamaan, kita berjarak sekitar delapan bulan dari peristiwa halving Bitcoin berikutnya, yang secara historis selalu mendorong harga naik secara dramatis,” tutur Fyqieh.
Senada dengan Fyqieh, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha, juga lebih suka melihat dari sektor makro. Di mana AS akan merilis data inflasi Juli yang akan menunjukkan apakah inflasi kembali turun. Saat ini pelaku pasar meyakini bahwa The Federal Reserve hampir mengakhiri siklus kenaikan suku bunga yang agresif.
“Angka yang lebih rendah akan membuat pembuat kebijakan yaitu The Federal Reserve akan mempertimbangkan untuk menunda menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC September mendatang setelah kenaikan seperempat poin persentase bulan lalu,” kata Panji.
Saat ini pelaku pasar masih menanti pergerakan impulsif yang berpotensi menentukan tren selanjutnya. Hal tersebut tercermin dari Fear & Greed Index yang menunjukkan masih berada pada level Neutral, berada pada area level 49-54 sepanjang seminggu terakhir.

Dari industri, Senin (7/8) PayPal salah satu perusahaan pembayaran terbesar di Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan stablecoin yang dipatok ke USD untuk pelanggan ritel. Token digital baru PayPal USD atau PYUSD dikembangkan dalam kemitraan Paypal dengan Paxos.
“Peluncuran stablecoin yang dilakukan oleh Paypal berpotensi dampak luas pada adopsi token-token digital di seluruh dunia, didukung pergeseran menuju mata uang digital membutuhkan instrumen stabil yang asli secara digital dan mudah terhubung ke mata uang fiat seperti dolar,” kata Panji.
Potensi Altcoin
Sentimen yang akan dicermati pasar kripto sepanjang semester kedua 2023, salah satunya terkait perkembangan lebih lanjut tentang Ethereum. Peningkatan Ethereum selanjutnya yaitu pembaruan Cancun-Deneb (juga dikenal sebagai Dencun) yang akan meningkatkan skalabilitas dan keamanan jaringan Ethereum. Peneliti Alex Stokes dari Ethereum Foundation memproyeksikan pembaruan ini terjadi pada Oktober 2023.
“Kabar ini telah menunjukan bahwa Ethereum masih terus berkembang dan berpotensi membawa utilitas teknologi blockchain ke tingkat penggunaan yang lebih luas. Didukung juga ETH merupakan altcoin dengan marketcap terbesar yaitu di US$219 miliar dengan dominasi atas keseluruhan pasar aset kripto sebesar 18,89% , memperkuat posisi ETH sebagai salah satu aset kripto yang potensial di masa depan,” kata Panji.
Di samping itu, ada sentimen yang patut dicermati oleh pelaku pasar di bulan Agustus, salah satunya soal nasib pengajuan aplikasi ETF Bitcoin spot. SEC memiliki waktu hingga 13 Agustus untuk menyetujui, menolak, atau menunda ETF Bitcoin oleh 21Shares dan Ark Invest.
Tanggal 13 Agustus menandai 45 hari dari batas waktu yang diberikan oleh SEC. Pada tanggal tersebut, SEC akan mengeluarkan keputusan atas produk atau meminta perpanjangan untuk pertimbangan lebih lanjut. SEC sendiri memiliki tenggat waktu bertahap yang dibagi empat periode, mulai 45 hari, 90 hari, 60 hari dan 240 hari.
Pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk memperhatikan altcoin utama. Menurut Fyqieh, altcoin sejauh ini akan terus mengungguli Bitcoin.Saat dominasi Bitcoin mulai goyah, ada tanda-tanda bahwa musim altcoin baru akan segera tiba.
“Tingkat Bitcoin Dominance (BTCD) telah meningkat secara signifikan sejak titik terendahnya di 39% pada September 2022. Peningkatan tersebut mendapatkan momentum padamencapai level tertinggi selama dua tahun terakhir, lebih dari 52% pada akhir Juni, tetapi kemudian turun di bawah 50 persen karena reli altcoin yang dipicu oleh kemenangan Ripple,”tutur Fyqieh.
Secara historis, ketika dominasi Bitcoin telah meningkat untuk memperhitungkan sebagian besar pasar kripto, itu sering menandakan dimulainya musim altcoin. Ini karena investor mulai merotasi keuntungan mereka dari BTC karena mereka yakin aset digital itu tidak akan naik lebih jauh. Keuntungan ini kemudian masuk ke altcoin, meningkatkan permintaan sebagian besar altcoin dan menyebabkan harganya naik.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




