Lepas Satu Dekade, Fujifilm Rilis Instax Wide 400 dengan Fitur Self-Timer Praktis

Jakarta, Gizmologi – Dalam dua tahun terakhir, Fujifilm telah merilis lebih dari satu seri kamera instan Instax unggulannya, namun dalam format film yang lebih populer alias standar. Memasuki pertengahan tahun, Instax Wide 400 dihadirkan sebagai kamera film format lebar terbaru. Menjadi penerus seri Wide 300 yang rilis 10 tahun lalu.

Sesuai namanya, kamera Fujifilm Instax Wide mampu menangkap gambar dalam sudut yang lebih lebar, tentu lebih pas untuk beragam skenario seperti foto lanskap maupun foto grup dengan jumlah orang lebih banyak dalam satu frame. Menjadi rilisan terbaru, aspek pada desain dan kemudahan penggunaan tentu sudah ditingkatkan.

Menurut Masato Yamamoto, Presiden Direktur Fujifilm Indonesia, kamera Instax Wide 400 mampu membantu penggunanya mengabadikan beragam momen dengan hasil foto luar biasa. “Selaras dengan tagline Instax Wide 400 “make room for more”, kini dengan komposisi foto yang sempurna, siapa pun dapat menciptakan lebih banyak ruang untuk menangkap lebih banyak subyek dalam satu foto.”

Meski kamera smartphone kini semakin berkualitas dengan jumlah sensor yang juga semakin banyak, keberadaan kamera instan tetap memiliki peminat tersendiri. Tidak hanya mampu mengabadikan foto, juga bisa membagikan foto yang diambil secara langsung dalam format fisik, memberikan nilai tambah tersendiri.

Ambil Foto Lebih Mudah, Punya Tiga Mode Berbeda

Memiliki bobot sekitar 616 gram, desain kamera Instax Wide 400 memang lebih bongsor dibandingkan kamera instan Instax lainnya dengan film standar, hadir dalam warna hijau cerah yang diklaim dirancang lebih kuat. Menariknya, Fujifilm melengkapi kamera terbarunya dengan banyak aksesori tambahan di dalam paket penjualan. Mulai dari shoulder strap, sampai dua aksesori lainnya yang membantu pengambilan gambar secara lebih mudah.

Yang pertama adalah sebuah strap pendek, Fujifilm sebut “camera angle adjustment”. Didesain khusus, aksesori bawaan Instax Wide 400 ini dapat membantu kamera agar posisinya pas untuk foto sendiri memanfaatkan self-timer, sehingga tidak harus disandarkan dengan obyek lainnya, cukup diletakkan di atas permukaan yang rata.

Cara mengaktifkan kamera Instax Wide 400 juga sangat mudah, cukup dengan memutar sensor kameranya saja. Fitur self-timernya sendiri bisa diakses lewat mekanisme putar di dekat sensor, mulai 4 detik sampai 10 detik (dengan interval 2 detik), dan dilengkapi sejumlah lampu LED untuk penanda penghitungan timer sampai akhirnya foto berhasil diambil. Dengan begitu, semua bisa masuk ke dalam frame, tak harus ada yang “berkorban” mengambil foto.

Ada tiga mode pengambilan gambar pada Instax Wide 400; Normal untuk momen keseharian, Landscape untuk jarak fokus yang lebih jauh, serta Macro untuk obyek lebih dekat. Khusus mode terakhir, pengguna bisa memasangkan lensa close-up khusus yang juga sudah disediakan dari paket penjualannya. Semuanya sudah tersedia, kecuali tripod yang bersifat opsional—setidaknya ada tripod mount di sisi bawah perangkat.

Fujifilm Instax Wide 400 Menggunakan Baterai AA

Berbeda dengan kamera Instax lainnya, Instax Wide 400 memerlukan film lebar atau Wide khusus, dengan sudut pandang dua kali lebih lebar, berukuran 86 x 108mm. Untuk mengambil gambar, kamera Instax Wide 400 sudah mendukung eksposur otomatis termasuk pengendalian flash, sehingga pengguna hanya perlu menentukan framing dan bisa langsung mengambil gambar.

Untuk daya perangkat, baterai Instax Wide 400 memanfaatkan 4 buah alkaline berukuran AA, yang sudah cukup untuk pengambilan hingga 100 gambar cetak. Proses cetak foto berlangsung cukup cepat, rata-rata memerlukan waktu 90 detik saja, meski bidang gambar lebih besar.

Harga Instax Wide 400 dibanderol Rp2,499 juta, dan sudah tersedia di toko resmi Fujifilm yang tersebar di seluruh Indonesia, maupun online marketplace mulai 25 Juni 2024. Sementara untuk film-nya sendiri, berkisar mulai Rp130 ribuan di e-commerce, berisi 10 pcs dengan desain bingkai film yang beragam.