Jakarta, Gizmologi – Kabar mengejutkan datang dari Warner Bros. yang mengumumkan pembatalan pengembangan Game Wonder Woman serta menutup tiga studio game sekaligus: Monolith Productions, Player First Games, dan WB San Diego. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan dalam menghadapi tantangan industri game yang semakin kompetitif.
Langkah ini menambah daftar panjang studio dan proyek game yang terdampak oleh perubahan strategi perusahaan besar dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, Warner Bros. mengalami sejumlah tantangan, termasuk penerimaan yang kurang memuaskan terhadap Suicide Squad: Kill the Justice League dan perubahan kepemimpinan di divisi game mereka.
Monolith Productions, studio yang bertanggung jawab atas pengembangan Game Wonder Woman, dikenal luas lewat kesuksesan seri Middle-earth: Shadow of Mordor dan Shadow of War. Keputusan ini tidak hanya mengecewakan penggemar yang menantikan game tersebut, tetapi juga menjadi pukulan besar bagi para developer yang telah menginvestasikan waktu dan kreativitas mereka dalam proyek ini.
Baca Juga: Game Tides of Annihilation Tampilkan Pertarungan di London yang Hancur
Dampak Besar bagi Industri Game

Penutupan tiga studio game ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri game dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2023, ribuan pengembang game telah kehilangan pekerjaan akibat pemotongan anggaran dan perubahan strategi perusahaan besar. Tahun 2024 mencatat lebih dari 14.000 pengembang terkena dampaknya, dan tren ini tampaknya berlanjut di 2025.
Monolith Productions, yang telah berdiri sejak 1994 dan diakuisisi oleh Warner Bros. pada 2004, adalah salah satu studio dengan sejarah panjang dalam industri game. Mereka dikenal sebagai pelopor Nemesis System dalam Middle-earth: Shadow of Mordor, yang telah dipatenkan oleh Warner Bros. pada 2021. Dengan ditutupnya Monolith, harapan untuk melihat inovasi lebih lanjut dari sistem ini dalam Game Wonder Woman kini pupus.
Selain Monolith, Player First Games juga terkena dampak. Studio yang didirikan pada 2019 ini dikenal lewat MultiVersus, sebuah game pertarungan berbasis karakter dari berbagai waralaba Warner Bros. Meskipun awalnya mendapat respons positif, game ini tidak mencapai ekspektasi perusahaan, yang kemungkinan menjadi faktor dalam keputusannya untuk menutup studio tersebut.
Alasan Pembatalan Game Wonder Woman

Pembatalan Game Wonder Woman menimbulkan pertanyaan besar tentang arah pengembangan game berbasis karakter DC di bawah Warner Bros. Sebelumnya, perusahaan telah menekankan pentingnya membangun ekosistem game yang terhubung dengan DC Universe yang baru. Namun, dengan penutupan Monolith Productions, upaya ini tampaknya akan mengalami penundaan.
Warner Bros. mengklaim bahwa keputusan ini adalah bagian dari strategi untuk fokus pada waralaba besar seperti Harry Potter, Mortal Kombat, DC, dan Game of Thrones. Namun, banyak penggemar bertanya-tanya apakah ada harapan bagi game ini untuk dihidupkan kembali di masa depan, mungkin oleh studio lain di bawah Warner Bros.
Sementara itu, kepergian kepala divisi game Warner Bros., David Haddad, serta rumor mengenai kemungkinan penjualan divisi game perusahaan, semakin memperumit situasi. Dengan ketidakpastian ini, masa depan game berbasis superhero dari Warner Bros., termasuk Game Wonder Woman, masih menjadi tanda tanya besar bagi para penggemar dan industri game secara keseluruhan.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




