Jakarta, Gizmologi – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menemui Bos SpaceX, Elon Musk di Amerika Serikat. Pertemuan keduanya membahas potensi kerja sama dalam memanfaatkan jaringan satelit Starlink dalam menyediakan akses internet untuk puskesmas yang terletak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menurut data Kemenkes, dari 10 ribu lebih Puskesmas yang ada, masih ada sekitar 2.200 Puskesmas dengan 11.100 Puskesmas Pembantu yang belum memiliki akses internet. Sehingga peningkatan konektivitas internet dapat membuka akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, baik antar daerah hingga pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan secara real time.
“Ini merupakan upaya kami untuk memastikan layanan kesehatan yang setara dan merata di Tanah Air. Dengan adanya akses internet, konsultasi layanan kesehatan dapat dilakukan secara daring,” kata Menkes Budi sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Senin (7/8/2023).
Menkes mengatakan puskesmas harus dipastikan infrastrukturnya memadai, karena merupakan garda terdepan dalam menciptakan masyarakat yang sehat. Selain itu, kata dia, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan lewat pelatihan jarak jauh juga dapat dilakukan jika terdapat akses internet yang baik.
Terlebih saat ini, banyak fasilitas dan layanan kesehatan sejumlah negara seperti di Filipina, Rwanda, Mozambik, dan Nigeria telah menggunakan Starlink. “Aktivitas ini juga mendukung agenda digitalisasi transformasi kesehatan Indonesia,” imbuhnya.
Baca Juga: Kominfo Beri Lampu Hijau Layanan Internet Starlink Beroperasi di Indonesia
Jaringan Satelit Starlink di Indonesia

Perlu diketahui, Starlink merupakan jaringan satelit yang dikembangkan oleh perusahaan Spaceflight Swasta SpaceX untuk menyediakan internet murah ke lokasi terpencil. Starlink merupakan satelit low earth orbit (LEO) di mana konstelasinya menggunakan orbit bumi yang rendah untuk menghadirkan akses internet broadband ke wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur di daratan.
Adapun layanan internet Starlink, sejatinya telah beroperasi di wilayah Indonesia. Di mana Telkomsat -anak perusahaan Telkom- menjadi mitra Starlink setelah mendapatkan Hak Labuh dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Hanya saja penggunaan layanan dari jaringan satelit milik Elon Musk ini tidak dapat digunakan langsung oleh end user.
“TelkomGroup menyambut kehadiran Starlink sebagai complement terhadap layanan bisnis telekomunikasi broadband di Indonesia dan juga dapat membantu percepatan penetrasi maupun pemerataan layanan telekomunikasi di Indonesia, khususnya segmen pasar B2B,” kata Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.
Lukman menjelaskan bahwa ketersediaan layanan telekomunikasi broadband yang merata di seluruh wilayah menjadi keharusan, baik di daerah urban, suburban, hingga rural. Dengan kehadiran Starlink bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengisi kebutuhan jaringan backhaul di wilayah-wilayah yang belum terjangkau fiber optik sampai tersedianya solusi yang lebih permanen.
Sejauh ini, Telkomsat telah melakukan penjajakan untuk bekerja sama dengan SpaceX. Hingga kuartal 1-2021, Telkomsat dan SpaceX sepakat untuk bekerja sama dalam pemanfaatan layanan Starlink.
“Telkom memandang bahwa kerja sama Telkomsat dengan SpaceX yang telah dan sedang dibangun untuk menjalankan layanan Starlink merupakan langkah yang strategis dan sinergi dengan perjalanan TelkomGroup untuk mempercepat pembangunan Infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat,” lanjut Lukman.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




