Jakarta, Gizmologi โ Raksasa crypto exchange, Binance Holding berencana menarik lisensi aplikasinya dari bursa aset kripto di Singapura. Kabarnya mereka akan menjajaki rencana pendirian bursa kripto di Indonesia bersama dengan Bank Central Asia (BCA) dan PT Telkom Indonesia.
Diketahui, Binance Asia Services (BAS), merupakan afiliasi lokal bursa di antara 170 perusahaan kripto yang telah mengajukan Lisensi Token Pembayaran Digital di Singapura. Namun kabar terbaru menyebutkan, Binance akan berhenti menawarkan layanan melalui laman lokalnya, Binance.sg, pada 13 Februari 2022, serta menutup semua akun yang ada, demikian menurut pernyataan yang dilansir di CoinDesk, Senin (13/12/2021).
Sementara, menurut sumber anonim dari Bloomberg, menyebutkan jika Binance telah menjalin komunikasi dengan BCA dan Telkom untuk memacu adopsi kripto yang lebih luas di Indonesia. โDiskusi sedang berlangsung dan ketentuan kesepakatan dapat berubah,โ kata sumber anonim seperti dikutip dari Bloomberg.
Kesepakatan tersebut akan memberi Binance pijakan yang lebih besar di tengah ekonomi digital Indonesia yang berkembang pesat, sembari memungkinkan grup Djarum untuk terlibat dalam industri mata uang digital.
BCA & Telkom Buka Suara soal Binance

Menanggapi pemberitaan tersebut, pihak manajemen BCA pun buka suara. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
โSehubungan dengan adanya pemberitaan mengenai Binance Weighs Crypto Venture With Richest Indonesian Family yang salah satunya membahas mengenai BCA, dapat kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Manajemen BCA tidak pernah mendiskusikan hal tersebut,โ kata Hera
Sementara itu, Telkom yang namanya disebutkan dalam pemberitaan tersebut mengaku membuka diri kepada top player manapun untuk bekerjasama mengembangkan bursa kripto. Hal ini diungkapkan oleh Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Telkom Indonesia Ahmad Reza.
Menurut Reza, tidak menutup kemungkinan Telkom melakukan kerja sama pengembangan bursa kripto dengan mempelajarinya terlebih dahulu. Hal tersebut juga mungkin dijajaki sepanjang regulasi mengenai bursa kripto sudah memadai baik dari sisi keamanan, good corporate governance, transparansi dan perlindungan investor.
Baca Juga: Mengenal TKO, Proyek CeDeFi Tokocrypto Berbasis Binance Smart Chain
โMemang kami melihat ada potensi, tapi masih dalam pengkajian termasuk dari sisi compliance. Pastinya kami kerja sama harus dengan top player di bidang ini dan regulasi sudah memadai,โ kata Reza dihubungi secara terpisah.
Lebih lanjut, Reza menilai kerja sama pengembangan bursa kripto didasari karena Telkom Group melihat ada potensi dan karakter pasar yang cocok untuk bisnis tersebut. Dia bilang, kerja sama pengembangan bursa kripto diinisiasi oleh MDI Venture, anak usaha Telkom.
Menurutnya, MDI paling cocok untuk hal tersebut karena fokus bisnis MDI Venture memang di investment capital gain. Sementara untuk Telkom, nantinya hanya sebagai infrastruktur provider dengan jaringan dan coverage Telkom yang hampir 100% di Indonesia.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



