Jakarta, Gizmologi โย Setelah Twitter atau yang sekarang X diakuisisi oleh Elon Musk, mantan CEO Twitter, Jack Dorsey dikatakan menjabat di Bluesky. Bluesky merupakan aplikasi sosial media yang telah dikembangkan oleh Dorsey sejak tahun 2019, namun menjadi perusahaan independen pada tahun 2022.
Namun baru ini, terlihat mantan CEO Twitter tersebut membalas pertanyaan warganet dalam platform X. Warganet bertanya apakah Dorsey masih bekerja di Bluesky, jawabannya ialah tidak.
Dorsey memang sering membagikan kehidupannya di X, meskipun jawaban mantan CEO Twitter ini cukup mengejutkan. Karena pasalnya nama dirinya masih ada dalam website direksi Bluesky.
Baca Juga:ย Samsung Knox Vault Bawa Fitur Secure Folder, Pas Untuk Simpan Aplikasi & Data Pribadi
Mantan CEO Twitter ataupun Pihak Bluesky Tak Ada Konfirmasi

Melansir Engadget, warganet bertanya kepada Dorsey, โapakah Anda masih berada di dewan bsky (Bluesky),โ Dorsey hanya mengatakan, โtidak.โ Sebelumnnya tidak terdengar kabar burus atau tidak mengenakan dari Bluesky, sehingga mundurnya Dorsey membuat orang menjadi bertanya-tanya.
Engadget mengatakan dari pihak mantan CEO Twitter dan Bluesky tak mengkonfirmasi kebenaran isu tersebut. Ditemukan lagi, mantan CEO Twitter tersebut telah menghapus akun Bluesky-Nya sejak beberapa bulan lalu.
Bluesky sendiri baru memulai versi optimalnya pada bulan Maret tahun ini, di bawah Public Benefit LLC. Jack Dorsey duduk di dewan direksi, sementara Bluesky dipimpin oleh Jay Graber, CEO sejak 2021. Dorsey telah mengatakan hal-hal yang beragam tentang X sejak pengambilalihan oleh Elon Musk, tetapi tampaknya dia sekarang berbalik arah. Pada hari Sabtu (4/5/2024), dia memposting di X, โjangan bergantung pada perusahaan untuk memberi Anda hak. pertahankan sendiri menggunakan teknologi kebebasan. (Anda berada di salah satunya).โ
Mengenal Bluesky, Platform Sosial Media yang Unggulkan UI

Bluesky merupakan perusahaan nirlaba yang bertujuan membangun sosial media baru yang terbuka dan terdesentralisasi. Awalnya aplikasi ini dibuat sebagai solusi atas kegagalan Twitter.
Aplikasi ini dibuat diatas teknologi blockchain yang membuat protokol standar untuk platform media sosial. Sehingga memungkinkan jejaring sosial yang terpisah untuk berinteraksi satu sama lain menggunakan standar terbuka, meskipun setiap jaringan akan memiliki sistem kurasi dan pemantauannya sendiri.
Mengutip Eraspace, Bluesky dibuat dengan menginginkan lapisan media sosial juga menjadi infrastruktur umum melalui kerangka kerja protokol Transfer Terotentikasi atau Protokol AT. Proyek ini memposisikan dirinya sebagai internet sosial dan bertujuan untuk menyediakan platform bersama yang akan menggerakkan aplikasi sosial generasi berikutnya.
Protokol akan memberi pengguna empat fitur unik yaitu portabilitas akun, pilihan algoritmik, interoperasi, dan kinerja. Portabilitas akun akan memungkinkan pengguna untuk memindahkan akun mereka dari satu penyedia ke penyedia lainnya tanpa kehilangan data atau grafik sosial mereka.
Pilihan algoritma akan memungkinkan pengguna lebih mengontrol pengalaman online mereka. Misalnya, jika pengguna tidak puas dengan rekomendasi otomatis Instagram, mereka dapat pindah ke platform lain yang menggunakan sistem rekomendasi berbeda untuk video atau foto yang sama.
Bluesky juga membawa gagasan bahwa pengguna harus memiliki kendali atas algoritma yang mendasari pengalaman media sosial mereka, yang membedakannya dari jejaring sosial lain yang tersedia saat ini. Prinsip operasinya adalah menjaga keamanan data pribadi dan data pengguna serta memberikan kebebasan kepada pemilik jaringan untuk memilih aplikasi dan algoritma rekomendasi yang ingin mereka gunakan, hal ini sejalan dengan visi aplikasi Bluesky.
Sedangkan misi aplikasi BlueSky adalah membuat protokol media sosial terdesentralisasi yang memungkinkan perusahaan dan individu membangun aplikasi, layanan, atau algoritme rekomendasi mereka sendiri di jaringan dan data yang sama. Di samping itu, aplikasi BlueSky juga memiliki adalah merevitalisasi percakapan publik dan transparan di media sosial dengan mengurangi disinformasi dan manipulasi otoriter yang terkadang ditemukan di lanskap media sosial digital.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



