Siapa yang menguasai teknologi maka, ia akan menguasai dunia. Jargon ini sangat relevan di era internet sekarang ini. Perusahaan besar, seperti Google dan Facebook tak hanya menguasai teknologi semata, tapi juga visioner menyiasati perubahan jaman, dan semua dimulai dengan big data.
Tak sekadar informasi semata, data menjadi penting karena menjadi ukuran bagi akurasi dan kredibilitas tentang suatu atau masalah tertentu. Baik untuk kepentingan penelitian, industri atau korporasi, pemetaan di pesta demokrasi Pemilihan Umum, termasuk menjadi alasan untuk menguasai suatu negara.
Pakar teknologi Onno W. Purbo memperkirakan big data dan data mining ini akan booming tahun depan di Indonesia, apalagi jelang Pemilu 2019. Diakui, saat ini istilah tersebut masih awam di kalangan masyarakat, kecuali mereka yang berkecimpung di dunia teknologi informatika dan bisnis. Kenyataan, dalam prakteknya sudah digunakan sejak kampanye Pemilu di era Susilo Bambang Yudhoyono, di media online, startup, dan ojek online.
โContoh sederhana, saat orang marketing ingin tahu apakah produknya disukai atau tidak di pasaran, biasanya mereka melakukan survei. Melalui data mining inilah semua data di media sosial bisa diambil melalui internet lalu dianalisis. Atau ingin melakukan analisis media sosial Twitter saat Jokowi berbicara tentang suatu topik tertentu. Dalam dunia bisnis, inilah yang disebut bisnis intelijen,โ ungkap Onno W. Purbo, saat menjadi pembicara di IT Camp 2017 yang diadakan di Ciputat, Tangerang Selatan (1/10).
Sebagai informasi, Big Data adalah data yang secara global tidak terstruktur dapat diubah menjadi terstruktur melalui proses analisa (Data Mining).ย Sehingga bisa didapatkan hasil sesuai yang diinginkan dan dengan konektivitas internet semua menjadi saling terhubung secara terus menerus, dari berbagi data, remote control, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya tersambung secara lokal maupun global melalui sensor yang selalu aktif.
Onno W. Purbo menjelaskan cara paling sederhana dalam melakukan data mining bagi pemula. Salah satunya, mengunakan orange data mining yang merupakan programming GUI. Dan ditingkatkan yang lebih sulit juga diterangkan, bagaimana cara melakukan data mining menggunakan Python.
Pada acara yang berlangsung selama dua hari tersebut, peserta IT Camp mendapat wawasan yang lebih luas dan berkomunikasi secara interaktif dengan para pembicara yang kompeten yaitu Tjatur, Ismail Fahmi, Andri Johandri, dan Onno W. Purbo.
Tjatur yang merupakan praktisiย big data menceritakan pengalamannya dalam merencanakan, setup, hingga mengoperasikan infrastruktur big data. Menurutnya, pemilihan teknologi menjadi penting karena harus mampu menangani beban kerja yang besar, apalagi pekerjaan seperti ini tidak akan ditemui dan dipelajari di bangku kuliah.
Sementara itu Ismail Fahmi yang berperan dalam kampanye digital era SBY, analisis Rohingya, dll membuat sendiri software data mining, semantik web, dan lainnya. Software tersebut dipergunakan dalam berbagai analisa politik hingga bisnis intelijen di berbagai perusahaan.
Sedangkan Andri Johandri menerangkan bagaimana cara coding untuk berbicara dengan media sosial, semisal Twitter dan Facebook. Langkah ini dibutuhkan saat melakukan crawling data dari media sosial maupun melakukan manuver untuk diunggah ke media sosial tersebut.
ย
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





