Jakarta, Gizmologi – Pada acara IndoTelko bertema “Strategi Indonesia sebagai Digital Hub Asia”, diungkap peluang Indonesia bisa menjadi digital hub di Asia. Bila Indonesia menjadi digital hub di Asia maka akan memberikan berbagai manfaat bagi negeri ini seperti di sektor perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing di dunia internasional. Sebagai informasi, digital hub merupakan sebuah ruang kerja dimana perusahaan dari mana pun bisa berkolaborasi untuk berbagi pengalaman dan ide dalam menciptakan produk dan layanan untuk masa depan digitalisasi dengan teknologi inovatif.
Namun untuk Indonesia memiliki peluang besar menjadi digital hub di Asia memerlukan bantuan dari berbagai pihak dari pemerintah, swasta maupun masyarakat. Selain mencari bantuan atau kerjasama, Indonesia juga perlu mengalokasikan anggaran.
Dengan tujuan, agar Indonesia melakukan pembangunan infrastruktur digital melakukan simplifikasi regulasi yang menghambat pembangunan infrastruktur digital, serta mendorong kerja sama antara operator telekomunikasi dan penyedia layanan digital. Selain dari pihak pemerintah, masyarakat juga perlu ditingkatkan literasi dan kompetensinya dalam memanfaatkan dunia digital sehingga Indonesia benar-benar akan semakin siap untuk menjadi digital hub Asia.
Baca Juga: Seiring Perkembangan Bisnis yang Pesat, Paper.id Bergabung dengan Digital Hub
Seberapa siap Indonesia menjadi Digital Hub di Asia?

Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, yaitu sekitar 280 juta jiwa yang menjadikannya sebagai pasar besar bagi industri digital. Negara ini juga memiliki posisi geografis yang strategis dan infrastruktur digital serta talenta tengah banyak dibangun. Dengan keunggulan tersebut membuat Indonesia cukup punya modal sebagai digital hub di Asia.
Pihak seperti Telkom memiliki inisiatif untuk membangun ekosistem digital sebagai bagian daripada membangun hub digital di Asia. Pertama, Telkom sangat agresif mengembangkan data center yang ada di luar negeri maupun domestik sampai dengan data center di daerah-daerah. Kedua, Telkom juga membangun beberapa inisiasi kabel bawah laut yang hubungkan benua barat dan timur untuk jadi satu kesatuan lingkaran (belt) yang terhubung dengan Indonesia.
Melihat banyaknya keunggulan dari negara lain perlu membuat Indonesia lebih percaya diri. Karena meski ada yang kurang dari negara Indonesia, tetap ada yang diunggulkan.
Ketua Umum Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Ririek Adriansyah mengingatkan memiliki pelanggan yang terbesar tidak selalu menjadi hub dari regional. Ada hal lain yang diperlukan seperti dukungan infrastruktur yang baik, ease of doing business, serta regulasi yang mendukung pertumbuhan industri yang sehat dan berkelanjutan.
“Diperlukan usaha yang sungguh-sungguh serta dukungan dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan khususnya pemerintah, yaitu berupa kebijakan atau insentif yang dapat mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi, serta meningkatkan kemampuan penyelenggara telekomunikasi untuk melakukan investasi infrastruktur digital, guna meningkatkan daya saing digital indonesia terhadap negara lain, baik di Asia maupun tingkat dunia,” ujar Ririek.
Diingatkannya, pemerintah juga perlu mengatur penempatan data di Indonesia, tidak hanya untuk penyelenggara sistem elektronik lingkup publik, namun juga penyelenggara sistem elektronik lingkup privat. Hal ini untuk memastikan pemerintah memiliki kendali terhadap data yang merupakan the new oil, dan sejalan dengan prinsip perlindungan dan pemanfaatan data yang tercantum dalam UU Perlindungan Data Pribadi.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



