Jakarta, Gizmologi โ Perusahaan Honor baru saja mengumumkan rencana rilis teknologi pendeteksi wajah deepfake berbasis AI pada April 2025 nanti. Kehadiran teknologi baru ini diharapkan dapat meningkatkan level keamanan bagi pengguna smartphone mereka, dalam menghindari penipuan berbasis wajah buatan. Termasuk deteksi dalam format gambar dan video real-time saat melalukan panggilan video.
Teknologi ini diperkenalkan pertama kali pada ajang IFA 2024. Keresahan terhadap pemanfaatan teknologi Deepfake mendorong Honor menjadi lebih tanggap dalam membuat teknologi penangkalnya.
Fitur analisis yang dilakukan mampu menemukan inkonsistensi format, termasuk tingkat piksel yang tidak sempurna, batas komposisi yang bermasalah, isu pada inter-frame, dan anomali ukuran pada wajah yang menggunakan pengubah AI. Seperti proporsi wajah dan telinga yang tidak imbang.
Honor memanfaatkan teknologi keamanan biometric di dalam smartphone, alias facial recognition, agar dapat menjalankan teknologi pendeteksi ini. Produk smartphone seperti seri Magic 4 yang punya fitur tersebut berpotensi mendapatkan update teknologi pendeteksi wajah AI nantinya.
Baca juga: Honor Siap Luncurkan Lima Produk Unggulannya 26 Februari, Apa Saja?
Alat Pendeteksi Honor Bisa Tekan Kejahatan Siber

Pengubah wajah berbasis AI seperti deepfake memang menjadi masalah jika digunakan oleh orang jahat. Dan memang itulah yang kemudian terjadi ketika banyak orang kemudian tertipu karena kehadiran teknologi ini. Salah satunya terjadi di Perancis, ketika ada orang yang mengaku sebagai Brad Pitt โ dengan mengubah wajahnya lewat AI โ berhasil menipu seorang fan-nya.
Berdasarkan data dari Entrust Cybersecurity Intitute, serangan siber berbasis Deepfake terjadi setiap lima menit di tahun 2024 saja. Studi Pelanggan yang dilakukan Deloitte pada 2024 juga mencatatkan bahwa 59 persen psengguna kesulitan membedakan antara konten video nyata dan yang berbasis AI. Dan banyak lagi penipuan yang terjadi karena distorsi wajah berbasis AI tersebut.
Langkah Honor dalam menciptakan teknologi penangkal deepfake juga diikuti oleh perusahaan lain yang ingin memberikan keamanan serta kenyamanan kepada penggunanya. Organisasi C2PA yang didirikan Adobe, Microsoft, dan Intel juga mengembangkan standarisasi autentifikasi konten.
Snapdragon X Elite dari Qualcomm juga megembangkan pendeteksi teknologi AI real time untuk perangkat mobile yang akan menjadi terobosan dalam perangkat berbasis Snapdragon nantinya. Semua dilakukan agar pengguna sekaligus konsumen bisa yakin ketika berinteraksi di ranah digital.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



