Jakarta, Gizmologi – Setelah perangkatnya debut di Indonesia termasuk dengan kehadiran sang CEO ke Bali beberapa waktu lalu, Starlink akhirnya meresmikan produk perangkat internet berbasis satelit keduanya, yakni Starlink Mini. Sesuai namanya, perangkat ini berukuran lebih kecil demi portabilitas, namun juga dijual dengan harga setengah lebih murah dari ukuran standar.
Sejatinya Starlink Mini sudah tersedia untuk beberapa tester sejak cukup lama. Namun pekan ini Starlink yang merupakan divisi dari SpaceX memutuskan untuk memasarkan perangkat tersebut untuk semua konsumen di Amerika Serikat. Ya, sayangnya masih belum tersedia di lebih banyak negara termasuk Indonesia. Padahal, Elon Musk sebutkan bila produk terbarunya ini siap mengubah dunia.
Dibandingkan layanan penyedia internet fiber konvensional, Starlink tawarkan sejumlah keunggulan tersendiri. Metode sambungan ke satelit membuatnya bisa hadirkan akses internet cepat di mana pun, termasuk di wilayah yang sulit dijangkau oleh kabel fiber optik. Sehingga dipercaya bisa membuat akses internet lebih cepat merata di seluruh wilayah.
Baca juga: Kominfo: Cakupan Starlink Bisa di Luar 3T, Wujudkan Fair Playing Field
Harga di Amerika Serikat Justru Mahal

Dalam situs resminya, harga Starlink Mini dibanderol USD599 untuk perangkatnya saja, atau sekitar Rp9,7 jutaan. Harga tersebut lebih murah di Amerika Serikat dibandingkan perangkat standarnya, sementara bila dibandingkan dengan harga di Indonesia, memang menjadi lebih mahal. Biaya dan opsi paket internetnya pun berbeda, dengan satu paket dirancang khusus untuk mobile.
Biaya berlangganan Starlink Mini yang paling terjangkau adalah USD50 (Rp800 ribuan) untuk kuota 50GB per bulan, dirancang cocok untuk mereka yang hanya bepergian di akhir pekan atau berencana menggunakan Starlink Mini sebagai backup saja. Sementara untuk akses data unlimited, perlu membayar USD150 (Rp2,4 jutaan) per bulan.

Dikutip dari situs Starlink Hardware, biaya tersebut jauh lebih mahal ketimbang untuk para konsumen di Amerika Latin. Di mana pada wilayah tersebut, harga Starlink Mini hanya USD200 (Rp3,2 jutaan) dengan biaya berlangganan mulai Rp500 ribuan saja. Dari situs resmi Starlink, disebutkan kalau tarif tersebut sudah disesuaikan dengan demand.
Di Indonesia sendiri, perangkat Starlink dijual seharga Rp5,9 juta. Sementara untuk biaya berlangganannya sendiri diberikan dua opsi, yakni Rp750 ribu per bulan untuk penggunaan rumah, dan Rp990 ribu untuk kuota tanpa batas di benua, cocok bagi mereka yang banyak bepergian. Harga perangkat pun sudah stabil, setelah sempat naik cukup signifikan saat debut perdana beberapa waktu lalu.
Starlink Mini Mendukung Charger USB Power Delivery
Dibandingkan dengan versi standar, Starlink Mini tawarkan portabilitas sebagai nilai jual utama, selain alternatif perangkat yang lebih terjangkau. Dimensinya hanya seukuran laptop standar, sehingga bisa dimasukkan ke tas punggung besar dan tidak menyulitkan pengguna saat harus bepergian jauh. Memiliki bobot sekitar 6,7 kilogram.
Sementara untuk kemudahan lainnya, perangkat ini mampu dinyalakan hanya dengan menggunakan adaptor USB PD dengan daya minimum 100 watt. Dalam paket penjualannya, diberikan sebuah kickstand, adapter, pengisi daya, steker, serta kabel daya DC yang punya panjang hingga 15 meter. Ketika sudah berhasil diaktifkan, Starlink Mini bisa menyambungkan hingga 128 perangkat ke internet secara mulus.
Melalui sebuah postingan di atas, Elon Musk sebutkan bila proses setup Starlink Mini hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit saja, yakni cukup dengan mengarahkan perangkat ke satelit, menyambungkannya ke sumber daya, dan lakukan proses setup instan dari smartphone. Sementara kecepatannya sendiri bisa hingga 100Mbps untuk download, dengan latensi 23 milidetik. Menurut Gizmo friends, berapa harga yang pas agar bisa laris di Indonesia?
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




