Jakarta, Gizmologi โ TUV Rheinland Indonesia, bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menggelar acara seminar bertajuk โSecuring the Core; Empowering Critical Sector with OT Securityโ, Kamis (12/9/2024). Acara ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pentingnya pengamanan teknologi operasional (OT) di sektor-sektor kritis yang mendukung infrastruktur vital Indonesia.
โTujuan dari seminar ini adalah untuk memberikan sosialisasi terkait regulasi yang telah diterbitkan dalam Perpres No. 82 Tahun 2022, serta meningkatkan kesadaran akan tingginya potensi serangan siber pada infrastruktur OT,โ ujar Nyoman Susila,ย Managing Director TUV Rheinland Indonesia.
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai sektor industri, pemerintah, dan akademisi, serta menampilkan para pemimpin industri dan pakar keamanan siber. Teknologi operasional merujuk pada penggunaan hardware dan software untuk menjalankan sistem di berbagai lingkungan industri sepertiย Industrial Control Systemsย (ICS),ย Supervisory Control and Data Acquisitionย (SCADA), danย Process Control Networkย (PCN). Sistem ini memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan sistem IT karena kerentanan terhadap serangan siber yang meningkat.
Baca Juga: Samsung Neo Sudah Gunakan Teknologi AI, Siap Berikan Hiburan Maksimal di Rumah!
TUV Rheinland Ungkap Indonesia Hadapi 3.300 Serangan Siber Tiap Minggu
Seiring dengan berkembangnya digitalisasi di berbagai sektor, ancaman terhadap OT menjadi semakin kompleks, terutama ketika terhubung ke jaringan global yang melibatkan banyak pihak. TUV Rheinland menyebutkan Indonesia saat ini menghadapi lebih dari 3.300 serangan siber setiap minggunya.
โIndonesia saat ini menghadapi lebih dari 3.300 serangan siber setiap minggu,โ kata Manuel Diez,ย Global Field Manager I.07 Cyber Security and Functional Safety dari TUV Rheinland.
Secara global,ย Manuel menyebut,ย kerugian akibat kejahatan siber diperkirakan dapat mencapai hingga triliunan dolar AS pada tahun 2026. Dia juga menekankan bahwa infrastruktur penting, seperti transportasi dan energi, telah menjadi target serangan ransomware yang menuntut tebusan hingga jutaan dolar.
โIni hanya salah satu contoh dari banyaknya ancaman yang mengincar infrastruktur kritis,โ tambah Manuel.
Dalam kesempatan yang sama,ย Y.B. Susilo Wibowo, Sekretaris Utama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mengapresiasi kolaborasi antara TUV Rheinland dan BSSN dalam seminar ini.
โProgram ini merupakan hasil kerja sama antara BSSN dan TUV Rheinland Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran keamanan, khususnya terkait teknologi operasional (OT) yang berperan penting dalam industri,โ ungkap Susilo.
Ia menjelaskan, menurut data Kementerian Keuangan dan Badan Pusat Statistik, sektor industri menyumbang 18,67% terhadap PDB Indonesia pada tahun 2023 dan 26,9% dalam pajak negara.
โPeningkatan besar dalam sektor ini harus diimbangi dengan keamanan yang memadai untuk teknologi yang berkembang,โ jelasnya
Susilo juga menekankan pentingnya penguatan OT di sektor-sektor vital yang ditetapkan dalam Perpres No. 82 Tahun 2022.
โKeamanan OT di sektor IIV harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah gangguan yang bisa berdampak luas pada aktivitas dan perekonomian masyarakat,โ tambahnya.
Terdiriย dari empat sesi diskusi yang mendalam, seminar ini menghadirkan sesi โRegulation and Implementation of Presidential Regulation (Perpres) Number 82 Year 2022 on the Protection of Vital Information Infrastructurโ. Nyoman mengungkapkan TUV Rheinland Indonesia sesuai dengan taglineย โwe make the world a safer place, today for tomorrowโ,ย bersama dengan tim ahli yang dimiliki, berkomitmen untuk mendukung, dan memberikan jasa pelayanan untuk membangun sistem keamanan siber ini kepada seluruh stakeholder yang membutuhkan keamanan infrastruktur OT.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
