Jakarta, Gizmologi โ PT Virtus Technology Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari CTI Group, baru saja menggelar acara tahunan Virtus Showcase 2024 di Jakarta. Acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang sebelumnya sukses diadakan di Semarang dan Surabaya. Bertempat di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, acara ini menghadirkan berbagai ahli dan praktisi dari bidang kecerdasan buatan (AI) serta keamanan siber untuk membahas potensi dan tantangan penerapan AI dalam dunia bisnis di Indonesia.
Virtus Showcase 2024 mengusung tema โAI-Ready Business: Navigating the Opportunities and Risks for Sustainable Growth.โ Dengan menghadirkan pembicara ternama seperti Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA (Ketua Umum Indonesia Artificial Intelligence Society), Suwandi Ongko (Domain Consultant, ASEAN of Palo Alto Networks), dan Fardy Umar (Sales Engineer Dell Technologies), acara ini berupaya memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana AI bisa menjadi katalis untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Dalam beberapa tahun terakhir, AI semakin diakui sebagai teknologi yang mampu mendorong efisiensi, inovasi, dan pertumbuhan di berbagai sektor industri. Namun, Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam penerapan teknologi ini, terutama terkait infrastruktur, sumber daya manusia yang terampil, serta kerangka regulasi yang belum sepenuhnya matang.
โMengadopsi AI sendiri bukan hanya sekadar tentang teknologi itu sendiri, melainkan perusahaan juga harus bisa menyadari berbagai peluang dan risiko yang muncul akibat teknolgi Kecerdasan Buatan tersebut. Maka dari itu, Virtus Showcase ini hadir agar bisa memberikan wawasan mendalam terkait praktik bagi para pelaku bisnis,โ jelas Christian Atmadjaja, Direktur Virtus Indonesia, membuka Virtus Showcase 2024.
Baca Juga: Laporan Lokadata: 73 Persen Gen Z Beralih Gunakan Bank Digital
Virtus Showcase 2024 Punya Fokus dalam Mempersiapkan Organisasi untuk Transformasi AI

Pada gelaran Virtus Showcase 2024 ini Christian Atmadjaja, Direktur Virtus Technology Indonesia, menekankan bahwa penerapan AI tidak hanya tentang teknologi, melainkan juga kesiapan organisasi, sumber daya manusia, serta strategi yang matang. Pada sesi presentasinya, Dr. Ir. Lukas menjelaskan bahwa ada empat elemen utama dalam AI: prosesor (hardware), algoritma (software), data, dan bidang penerapan (use case). Menurutnya, perusahaan harus memastikan adanya investasi yang cukup di tiap elemen ini untuk memastikan penerapan AI yang efektif.ย
โPelaku bisnis perlu merancang sistem berbasis AI dengan mempertimbangkan ketersediaan data dan pengembang AI yang mampu membangun model yang optimal,โ ujar Lukas.
Selain itu, Lukas juga menekankan pentingnya integrasi keamanan siber dalam pengembangan aplikasi AI. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko terhadap keamanan data, dengan menerapkan framework yang tangguh seperti DevSecOps, serta melakukan audit dan simulasi serangan untuk mengidentifikasi potensi kerentanan.
AI sebagai Alat untuk Keamanan Siber yang Lebih Efektif
Tidak hanya membantu dalam meningkatkan efisiensi operasional, AI juga memiliki peran penting dalam keamanan siber. Dengan menggunakan teknologi AI, perusahaan dapat mendeteksi ancaman siber lebih cepat dan akurat. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk menganalisis data dalam jumlah besar dan mendeteksi pola yang mencurigakan sebelum ancaman tersebut berkembang menjadi serangan yang lebih besar.
Menurut Fardy Umar dari Dell Technologies, keamanan AI menjadi perhatian utama bagi para pemimpin bisnis dan IT di Indonesia. Berdasarkan studi terbaru Dell Technologies yang berjudul Innovation Catalyst, 73% responden di Indonesia menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi tantangan keamanan dan privasi yang dihadirkan oleh teknologi AI. Oleh karena itu, banyak perusahaan kini memprioritaskan pembelian teknologi atau aplikasi yang sudah memiliki fitur keamanan yang terintegrasi.
Di lain sisi, Adi Rusli, Country Manager Indonesia dari Palo Alto Networks, menjelaskan bahwa pertumbuhan ancaman siber yang didukung oleh AI telah mengubah taktik para penyerang. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu melawan serangan yang didukung oleh AI dengan menggunakan teknologi keamanan yang sama. โIntegrasi AI ke dalam perangkat keamanan membantu meningkatkan prediksi, deteksi, dan mitigasi serangan yang semakin canggih,โ ujarnya.
Dalam kesimpulannya, Virtus Showcase 2024 menegaskan bahwa penerapan AI tidak hanya tentang meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam bisnis, tetapi juga memerlukan pendekatan yang komprehensif terhadap keamanan siber. Dengan pemahaman yang lebih baik dan solusi yang tepat, perusahaan di Indonesia dapat menghadapi tantangan AI sekaligus memanfaatkan potensinya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



