Jakarta, Gizmologi – Selepas Twitter telah jatuh ke tangan Elon Musk pada Juli 2023, Twitter berubah menjadi X dan banyak perombakan yang terjadi. Perombakan yang baru ialah domain website twitter.com menjadi x.com.
Perombakan ini menunjukkan bahwa Twitter saat ini tinggal menjadi kenangan dan perubahan ini mau tidak mau harus diterima pengguna. Bila mengilas balik, Twitter merupakan sosial media yang cukup ikonik dengan burung biru, namun kini yang hanya bisa kamu lihat hanya latar hitam dengan logo X.
Bila sebelumnya kamu mengetahui Tweetdeck, kini telah berganti nama menjadi XPro dan Twitter Blue menjadi X Premium. Bahkan yang paling baru dan belum ada sebelumnya adalah Grok, AI generatif milik Musk.
Baca Juga: Infinix GT 20 Pro Siap Hadir di Indonesia 21 Mei, Berapa Harganya?
Peralihan Domain ke X.com Tak Mempengaruhi Pengaturan Privasi Pengguna

Melansir Engadget, situs domain web X.com telah mengedit halaman arahan dan log-in dengan catatan di bagian bawah yang berbunyi, “Selamat datang di x.com! Kami memberitahukan Anda bahwa kami mengubah URL kami, tetapi pengaturan privasi dan perlindungan data Anda tetap sama”. Halaman tersebut pun menautkan ke halaman Privasi aplikasi, yang sekarang menggunakan X.com dalam alamatnya.
Ada keuntungan dalam perubahan domain Twitter.com ke X.com, yaitu platform bisa terhindar dari suatu yang berisiko seperti ancaman siber karena domain website yang tak konsisten. Dengan website yang sudah pasti berubah tersebut, pengguna bisa tenang terhadap ancaman serangan siber, meski terkadang tak dapat dipastikan atau tiba-tiba.
Cip Neuralink Milik Elon Musk Alami Malafungsi

Sebenarnya nama Elon Musk sedang ramai dibicarakan dikarenakan chip Neuralink yang ditanam pada otak manusia malafungsi atau tidak berfungsi. Manusia pertama yang menggunakan chipset tersebut ialah Noland Abraugh pada awal tahun 2024, setelah ia mendapat izin dari Food and Drug Administration (FDA) pada Mei 2023 untuk menjadikan manusia tempat pengujian chip perusahaannya.
Perusahaan menyatakan bahwa beberapa benang kecil yang digunakan perangkat untuk berinteraksi dengan otak berpindah dari posisinya beberapa minggu setelah operasi. Kerusakan tersebut membuat implan menjadi kurang efektif, sehingga menyebabkan perusahaan mempertimbangkan untuk mencabut implan tersebut.
Arbaugh menyatakan kepada Bloomberg bahwa ia “sedikit menangis” saat menyadari adanya jeda antara pikirannya dengan kursor komputer. Neuralink menyatakan dalam sebuah posting blog bahwa mereka telah melakukan penyesuaian pada implan Arbaugh. Sehingga, memungkinkannya untuk bekerja secara efektif lagi.

Dengan adanya kejadian ini membuat Elon Musk mencari lagi manusia lainnya atau pasien berikutnya yang mau ditanamkan chip Neuralink. Perusahaan bahkan telah membuka pendaftaran.
“Neuralink menerima pendaftaran untuk peserta kedua. Ini adalah implan otak cybernetic Telepati kami yang memungkinkan kamu untuk mengontrol ponsel dan komputer kamu hanya dengan berpikir,” cuit Elon Musk dikutip dari Insider pada Jumat (17/5).
Perusahaan rintisan ini mungkin tidak kesulitan untuk menarik pelamar dalam uji coba manusia terbarunya. Ribuan orang dilaporkan menyatakan ketertarikannya untuk ditanamkan chip tersebut dalam otak mereka.
Neuralink dilaporkan berencana untuk mengoperasi sekitar 11 orang tahun ini. Mereka bahkan menargetkan 22.000 pengguna di tahun 2030.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




