Jakarta, Gizmologi – Kecerdasan artisifisial (AI) masih bakal menjadi tren yang menarik hingga beberapa tahun mendatang. Penelitian terbaru terkait tren AI di 2030 dari Ericsson ConsumerLab yang berjudul 10 Hot Consumer Trends 2030s – the AI-Powered Future, membuktikan hal tersebut.
Baca juga: Kamera Periskop Bakal Jadi Tren 2024, Lebih Baik dari 200MP?
Ericsson mengumpulkan tanggapan dari 6.500 pengguna awal di 13 kota di seluruh dunia mengenai skenario tren AI di 2030. Para responden percaya bahwa sekitar 80 persen konsumen dapat menggunakan simulasi AI pada tahun 2030-an untuk mengambil keputusan yang mengubah hidup mereka, seperti membeli rumah atau saham, hingga untuk membuat perubahan gaya hidup berdasarkan simulasi kesehatan.
- Ericsson ConsumerLab: 10 Hot Consumer Trends 2030s – the AI-Powered Future
- Sepuluh Tren AI di 2030
- 01. Pembeli Buatan/Artificial Shoppers
- 02. Fashion Generatif
- 03. Skenario Makhluk Hidup/Sentient Screenplays
- 04. Kembaran Digital Manusia
- 05. Keturunan yang diprogram
- 06. Diperintah oleh AI
- 07. Karyawan yang Diberdayakan oleh AI
- 08. Ketidakteraturan Data
- 09. AI Berkembang Tanpa Kendali
- 10. Pemegang Kunci/Key Keepers
Para pengguna awal juga melihat AI memainkan peran utama dalam pengasuhan anak, untuk meningkatkan keterampilan anak-anak dan dalam hal ini AI dipercaya akan memainkan peran penting untuk mengamankan pekerjaan yang baik.
Para pengguna awal yang secara tradisional merupakan pihak yang paling antusias tentang merangkul teknologi baru sepenuhnya – mereka diminta untuk mengevaluasi 120 ide layanan digital di 15 bidang, mulai dari fesyen dan hiburan hingga kehidupan kerja dan simulasi perilaku mereka sendiri.
Ericsson ConsumerLab: 10 Hot Consumer Trends 2030s – the AI-Powered Future

Hasil penelitian tren AI di 2030 menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok antara para pengguna awal. Sebagian merasakan kegembiraan, harapan, dan antusiasme yang besar terhadap AI, disebut sebagai AI hopefuls. Sementara itu, ada juga yang merasa takut dan cemas, yang disebut sebagai AI fearful.
Penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen penggemar AI yang paling bersemangat sekalipun percaya bahwa mereka tidak akan memiliki kendali penuh atas bagaimana AI akan berdampak pada kehidupan mereka di tahun 2030-an.
Angka ini meningkat menjadi lebih dari 70 persen untuk para pengguna awal yang lebih skeptis tentang peran AI di masa depan. Sekitar 37 persen dari AI hopefuls dan 27 persen dari AI fearful percaya bahwa mereka akan tetap memegang kendali penuh atas bagaimana AI digunakan dalam kehidupan mereka sendiri pada tahun 2030.
Lebih dari separuh dari AI hopefuls mengatakan bahwa mereka akan mencoba menggunakan AI sebanyak mungkin, dibandingkan dengan 26 persen dari AI fearful – yang menunjukkan kemungkinan terjadinya fragmentasi dalam pola penggunaan AI di masa depan. Namun, hampir semua 95 persen responden, percaya bahwa setidaknya beberapa aspek dari sepuluh tren tersebut akan menjadi kenyataan.
Menurut Krishna Patil, Head of Ericsson Indonesia, AI semakin populer dan manfaatnya semakin dirasakan di Indonesia. Data dari ConsumerLab menunjukkan bahwa AI akan memainkan peran yang lebih besar di masa depan. Ericsson telah mengadopsi AI di seluruh portofolio produk dan layanan untuk mempermudah perluasan 5G bagi para pelanggan.
“Teknologi AI sangat penting untuk evolusi jaringan karena kebutuhannya semakin berkembang, khususnya di area-area penggunaan layanan baru yang membutuhkan kinerja selalu aktif, keandalan tinggi, latensi rendah, dan keamanan tinggi,” ujarnya.
Sepuluh Tren AI di 2030

Laporan tren AI di 2030 juga menandai kemungkinan AI ke depannya akan menjadi sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan sehingga mengabaikan wawasan AI tertentu dapat menjadi kunci keberhasilan. Sebanyak 58 persen responden percaya bahwa inovator di tahun 2030-an adalah mereka yang berani mengabaikan saran AI.
01. Pembeli Buatan/Artificial Shoppers
Apakah asisten AI pribadi akan mengakhiri era periklanan? 80 persen dari responden percaya bahwa setiap orang akan memiliki asisten digital pribadi yang memberikan saran untuk semua kebutuhan belanja dan menyatakan bahwa ini akan memberikan dampak positif.
02. Fashion Generatif
Apakah tren fashion akan didikte oleh AI di masa depan atau apakah “100 persen buatan manusia” akan menjadi tren baru di tahun 2030? Menurut 6 dari 10 responden, di tahun 2030-an manusia akan menjalani operasi plastik untuk mendapatkan standar kecantikan yang dihasilkan oleh AI.
03. Skenario Makhluk Hidup/Sentient Screenplays
Film yang dibuat secara generatif akan menampilkan teman kloningan AI – 68 persen memperkirakan kemampuan mengkloning AI untuk menjadi bagian dari cerita mereka.
04. Kembaran Digital Manusia
Tidak ada lagi yang “kebetulan”: AI mengurangi ketidakpastian dengan mensimulasikan segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 50 persen orang percaya bahwa orang akan mensimulasikan pernikahan mereka untuk perubahan atau perceraian di masa depan.
05. Keturunan yang diprogram
Pengasuhan anak dengan bantuan AI dijanjikan dapat meringankan beban orang tua, tapi kekhawatiran tentang hilangnya empati manusia masih besar. Sebanyak 74 persen berpikir bahwa asisten AI dalam pengasuhan anak akan meningkatkan kemampuan teknis anak tetapi mengurangi kecerdasan kreatif dan emosional mereka.
06. Diperintah oleh AI
Teknologi AI yang digunakan secara publik dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, namun kemungkinan akan dihadapi oleh teknologi AI yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Sebanyak 72 persen orang percaya bahwa teknologi AI milik perusahaan-perusahaan tersebut akan lebih unggul daripada teknologi AI yang digunakan secara umum oleh masyarakat.
07. Karyawan yang Diberdayakan oleh AI
AI dapat meningkatkan performa kerja Anda, namun juga menghilangkan makna dari pekerjaan itu sendiri, 67 persen percaya bahwa AI akan diperlukan untuk mendapatkan posisi pekerjaan yang baik.
08. Ketidakteraturan Data
Regulasi atau kebebasan digital, masa depan konsumen akan bergantung pada siapa yang mengendalikan data. Sebanyak 75 persen meyakini bahwa regulasi baru akan memungkinkan warga untuk tidak ikut serta.
09. AI Berkembang Tanpa Kendali
AI yang lebih saling terhubung dapat mulai mengembangkan agenda mereka sendiri – 59 persen berpikir bahwa hidup berdampingan dengan AI di masa depan bisa menjadi sulit.
10. Pemegang Kunci/Key Keepers
Akankah pemegang kunci AI yang terhubung melindungi privasi atau meningkatkan ketergantungan di era digital? 7 dari 10 orang orang mengatakan bahwa tidak lagi perlu mengklik tombol, menggesekkan kartu identitas, atau mengingat login karena AI akan menanganinya.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




