Jakarta, Gizmologi – Pernahkah kamu menerima pesan WA yang tidak diketahui kontaknya dan mengirimkan suatu link atau hal aneh? Sebaiknya bila menerima pesan tersebut hindari untuk tidak mengklik apapun. Bisa saja itu merupakan penipuan lewat pesan WA atau WhatsApp.
Infobip, sebagai platform komunikasi cloud global memberitahu lima jenis serangan siber berbentuk pesan WA. Hal ini dikarenakan berdasarkan laporan dari Statista Technology Market Outlook, kerugian global akibat kejahatan siber diperkirakan mencapai US$8,44 triliun (setara dengan Rp129,643 triliun) pada 2022.
Angka tersebut meningkat 40,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$5,99 triliun (setara dengan Rp92 triliun). Statista juga memperkirakan kerugian tersebut akan terus meningkat mencapai US$11,5 triliun (setara dengan Rp177 triliun) di 2023 dan berpotensi melonjak ke US$23,82 triliun (setara dengan Rp354 triliun) pada 2027.
Baca Juga: 4 Tips VOMO Hindari Penipuan Online Karena FOMO
Maka dari itu agar terhindar dari adanya penipuan lewat pesan WA yang berujung mencuri data, kamu perlu mengetahui lima jenisnya.
5 Jenis Penipuan Lewat Pesan WA

Infobip, platform komunikasi cloud global, menyatakan ada lima jenis penipuan umum yang seringkali menargetkan pengguna ponsel. Hal tersebut merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh operator seluler, khususnya yang menggunakan ekosistem application-to-person (A2P). Aplikasi pesan yang paling banyak digunakan di Indonesia sendiri salah satunya adalah WhatsApp. Sehingga penipuan lewat pesan WA ini perlu dihindari.
Melalui banyaknya interaksi brand dengan konsumen yang beralih ke platform digital, keamanan dan privasi komunikasi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan demi memberikan pengalaman pelanggan yang memuaskan. Namun, meski ekosistem A2P saat ini berkembang mencapai valuasi US$29 miliar pada 2024, omset yang hilang akibat penipuan juga meningkat. Hal ini semakin mendorong pentingnya jaminan jalur komunikasi yang aman dan terjaga bagi bisnis yang berada di dalam ekosistem A2P.
Infobip, sebagai perusahaan yang mengoperasikan firewall omnichannel canggih, mengidentifikasi lima penipuan lewat pesan WA yang berujung menjadi ancaman siber. Kelimanya perlu menjadi perhatian oleh pelaku bisnis dan operator seluler.
- Artificially Inflated Traffic: Penipuan dengan merekayasa traffic menggunakan bot ke sebuah situs yang dapat meningkatkan biaya iklan dan menguntungkan penipu
- Flubot: Modus pengiriman tautan yang mengarahkan pengguna ke situs palsu untuk mengunduh aplikasi atau software update yang khususnya dapat mengancam ponsel Android dengan malware
- Smishing: Phishing melalui SMS, atau smishing adalah di mana penipu menargetkan konsumen untuk memberikan data sensitifnya untuk disalahgunakan. Berdasarkan data RoboKiller, modus penipuan ini telah merugikan lebih dari US$10 miliar (setara dengan Rp153 miliar)
- Grey Routes: Jaringan ilegal yang menerobos sistem protokoler operator seluler dan dapat digunakan oleh pengguna, namun berpotensi merugikan pendapatan operator seluler dan mengancam keamanan dan privasi pengguna.
- Spam: Pengiriman pesan yang tidak penting dan mengganggu pengguna
Dari kelima jenis penipuan lewat pesan WA tersebut tentunya pernah kita alami setidaknya satu jenis dalam kehidupan. Ancaman siber lainnya juga diberitahu oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk dihindari masyarakat. Seperti ransomware, kebocoran data, dan phishing.
Beberapa ancaman tersebut tentunya harus diperhatikan agar tidak masuk ke dalam industri Indonesia, terutama pada sektor keuangan di Indonesia pada 2023. Saat ini juga tercatat lebih dari 900 ribu ancaman siber yang teridentifikasi sebagai ransomware yang berpotensi merusak reputasi perusahaan hingga mengakibatkan kebangkrutan. Oleh karena itu, BSSN telah menganjurkan untuk meningkatkan teknologi keamanan di sektor keuangan demi mencegah kerugian yang semakin besar.
Untuk membantu melindungi konsumen, Infobip menyarankan operator seluler bekerja sama dengan platform messaging ternama untuk mengintegrasikan firewall ke dalam jaringan agar melindungi ekosistem application-to-person (A2P). Hal ini juga mencegah adanya penipuan lewat pesan WA. Infobip juga mendorong adanya perubahan regulasi untuk menghilangkan restriksi terhadap operator seluler dalam menggunakan modul seperti sistem analisis konten untuk melindungi konsumen dari modus penipuan.
Menurut Infobip dalam rilis yang diterima Gizmologi (5/12/2023), analisis konten penting untuk meningkatkan standar keamanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Misalnya, Infobip merekomendasikan perusahaan untuk menggunakan platform messaging yang memiliki jaringan langsung dengan operator seluler demi melindungi keamanan dan privasi konsumen melalui platform komunikasi terpercaya dengan infrastruktur global.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




