Jakarta, Gizmologi โ Pasca kasus serangan siber yang dialami, Bank Syariah Indonesia (BSI) menjamin bahwa dana tabungan seluruh konsumen yang disimpan tetap aman. BSI menjelaskan telah melakukan pembaruan dan pemulihan sistem, sehingga seluruh layanan telah kembali normal.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Perusahaan BSI, Gunawan Arief Hartoyo, pada konferensi pers bersama Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).ย Ia mengakui sistem layanan BSI sempat beberapa kali mengalami gangguan buntut dari serangan siber, sehingga menyebabkan nasabah tidak dapat melakukan transaksi.
โPrioritas utama dari BSI dalam hal ini adalah kenyamanan dan keamanan, kami sampaikan bahwa dana konsumen aman, yang paling kita perhatikan itu,โ jelas Gunawan dalam keterangannya, Kamis (25/5)l
โTransaksi sudah berjalan normal kembali baik itu melawati ATM, layanan cabang, atau mobile banking,โ imbuhnya.
Lebih lanjut, Gunawan mengatakan proses pemeriksaan digital forensik telah mencapai 97 persen terselesaikan, dan belum dapat menjelaskan detail kesimpulan maupun kerugian terkait serangan siber yang dialami. Kendati BSI mengalami kasus serangan siber, Gunawan menyebut kepercayaan nasabah masih jadi prioritas utama.
Baca Juga: Kominfo Kaji Serangan LockBit 3.0 yang Dialami BSI
Dana Tabungan Nasabah BSI

Berdasarkan data BSI pada hari Selasa (23/5), jumlah pembukaan rekening baru mencapai 6.737 rekening, sedangkan sehari sebelumnya jumlah rekening baru hanya sebanyak 3.670 rekening. Selain itu, ia mengatakan BSI telah melakukan beberapa langkah preventif seperti penguatan sistem keamanan digital dan pemutakhiran sistem teknologi informasi untuk menjamin dan mencegah serangan serupa di masa yang akan datang.
โSaat ini proses digital forensik masih berlangsung kami juga sedang melakukan identifikasi apakah potensi maksimal yang dialami terkait dengan kondisinya, masih menunggu kesimpulan dari hasil akhir supaya kita tidak berspekulasi apa yang terjadi,โ ujar Gunawan.
Seperti diketahui, BSI diduga mengalami serangan Ransomware yang dilakukan oleh kelompok peretas internasional Lockbit 3.0 pekan lalu. Insiden ini diklaim telah berhasil mencuri 1,5 TB data nasabah, dokumen finansial, dokumen legal, perjanjian kerahasiaan, serta kata sandi akses internal serta layanan perusahaan.
Buntut kejadian tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mencopot dua direksi BSI. Keduanya adalah Direktur IT Achmad Syafii serta Direktur Manajemen Risiko Tiwul Widyastuti.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



