Jakarta, Gizmologi – Belum lama ini beredar informasi yang menginformasikan terkait sebuah bug yang sering ditemukan dalam aplikasi WhatsApp. Mengingat, WhatsApp merupakan salah satu aplikasi pengiriman pesan yang paling sering dimanfaatkan oleh sebagian besar orang, dan banyak dari penggunaannya memanfaatkan WA untuk menunjang kebutuhan berinteraksi dalam pekerjaan atau kehidupan pribadi. Namun, layaknya sebuah aplikasi tidak akan luput dengan adanya bug yang siap mengganggu para penggunanya.
Bug yang belum lama ini ditemukan berkaitan dengan keamanan, yakni bug yang memungkinkan para pelaku kejahatan siber untuk mengakses fitur Multi Device WhatsApp. Jadi, para hacker bisa mengakses akun WhatsApp kamu melalui perangkat mereka dan terlihat legal dari sudut pandang pihak Meta, dan ini salah satu bug yang cukup mengerikan.
Secara dasar, para hacker bisa mengetahui jenis dan jumlah perangkat yang kamu gunakan untuk akses WhatsApp. Bahkan, para peretas atau hacker bisa mengetahui sistem operasi yang kamu gunakan dari semua device yang kamu gunakan. Hal ini akan sangat memudahkan para hacker untuk mengetahui metode paling tepat untuk mengeksekusi perangkat korban.
Baca Juga: Cloudera Percepat Visi True Hybrid Cloud di EVOLVE24 New York
Cara Kerja Bug dalam WhatsApp Guna Untungkan Hacker

Jika melihat dari informasi yang dikutip dari Kompas, cara kerja bug WhatsApp ini mirip dengan metode phising. Para korban akan meng-klik sebuah tautan atau mengunduh sebuah file yang ternyata itu merupakan hasil kerja dari para hacker. Biasanya tautan atau file tersebut akan bersifat memanggil atau manipulatif, sehingga korban akan merasakan ketertarikan untuk klik atau mengunduh file phising tersebut.
Lalu, bagaimana jika kamu sudah terlanjur meng-klik link atau mengunduh file tersebut? Maka para hacker tersebut sudah bisa langsung mengakses perangkat yang kamu gunakan untuk akses WhatsApp dengan lebih leluasa. Semua privasi data dan kata sandi bisa saja terekspos, karena para hacker sudah mendapatkan akses untuk menduduki hampir 100% dari data perangkat yang kamu gunakan.
Mengutip pernyataan Zengo dari Kompas, nampaknya Zengo meminta kepada Meta untuk membuka kembali bug tersebut sebagai salah satu cara untuk mendapatkan riset yang lebih akurat. Kabarnya juga bahwa bug ini disebabkan karena WhatsApp bisa menghasilkan sebuah kode identifikasi pesan atau bisa disebutkan sebagai message ID.
Message ID ini biasanya memiliki 32 karakter, dan untuk iPhone akan menggunakan 20 karakter dengan prefix, sementara itu untuk kode dari WhatsApp Windows hanya memiliki 18 karakter saja. Hal ini sudah diungkapkan oleh Co-Founder Zengo bernama Tal Be’ery.
“Kami menemukan pengimplementasian WhatsApp cukup berbeda dalam menghasilkan Message ID. Hal ini memungkinkan kami untuk bisa lebih mudah dalam mengidentifikasi WhatsApp untuk menemukan apakah pesan tersebut berasal dari Windows atau tidak,” ucap Be’ery terkait bug yang belum lama ini ditemukan dalam platform WA.
Untuk pihak Meta, mereka akan tetap fokus untuk menjaga para penggunaannya dari berbagai serangan yang belakangan ini sudah marak terjadi. Mengingat, pada era sekarang berbagai metode modus penipuan dari para hacker semakin luas, ini bisa terjadi karena adanya perkembangan teknologi yang pesat.
“Kami akan tetap fokus untuk melindungi pengguna kami dari berbagai serangan siber yang belakangan ini sudah sering terjadi. Bahkan, kami juga sudah memastikan bahwa kami akan menjalankan berbagai layanan yang digunakan lebih dari 2 miliar orang,” kutipan dari Meta yang diambil dari Kompas.
Langkah Melindungi Diri dari Serangan Siber

Kaspersky pernah mengatakan bahwa untuk menghindari serangan siber di era digital seperti sekarang justru cukup mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang. Hanya saja, masih banyak pengguna perangkat internet yang masih awam terkait indikasi bahwa mereka sudah terkena serangan siber. Maka dari itu, kamu wajib membangun beberapa sifat dan perilaku dasar agar bisa terhindar dari serangan siber.
Salah satu sifat yang wajib kamu teguhkan adalah sifat skeptis, sehingga kamu tidak mudah untuk percaya. Ini merupakan perilaku dasar yang cukup krusial pada era digital seperti sekarang, karena kamu akan menemukan berbagai modus penipuan lewat email, pengiriman pesan di WA, hingga file yang bisa kamu unduh lewat Google atau browser lainnya. Dengan kamu memperkuat rasa skeptis, maka kamu akan mengulik lebih lanjut terkait link yang terindikasi sebagai penipuan.
Kemudian, kamu juga bisa melakukan double verification. Jika kamu lebih teliti, maka kamu bisa mengetahui apakah link atau tautan yang kamu temukan merupakan palsu atau asli. Melakukan double verification juga adalah salah satu tindakan yang bisa kamu lakukan untuk mengetahui berbagai informasi palsu atau asli, sehingga ini adalah tindakan dasar yang tidak kalah penting selain perilaku skeptis.
Selain itu, jika kamu merupakan seorang yang melakukan bisnis, maka kamu akan menyimpan berbagai data sensitif, dan kamu sebagai pemimpin bisnis, maka kamu wajib untuk melindungi semua data tersebut. Maka dari itu, kamu wajib untuk memanfaatkan beberapa layanan keamanan siber yang terpercaya.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




