Jakarta, Gizmologi โ Rilis terbaru Call of Duty kembali memicu diskusi hangat, bukan karena mekanik gameplay atau kualitas konten Kampanye dan Multiplayer-nya, melainkan karena dugaan penggunaan gambar AI sebagai elemen visual dalam game. Hanya beberapa jam setelah peluncuran, para pemain mulai membagikan tangkapan layar yang memperlihatkan sejumlah gambar yang dinilai memiliki ciri khas hasil generatif. Tren ini bukan hal baru di industri game, tetapi tetap saja menempatkan Call of Duty dalam sorotan yang kurang menyenangkan.
Beberapa screenshot yang beredar menunjukkan detail yang dianggap tidak wajar, mulai dari jari tangan berjumlah enam, posisi mata yang tidak presisi, hingga komposisi karakter yang cenderung aneh. Bagi sebagian pemain, masalah ini bukan sekadar soal estetika, tetapi juga menyangkut kualitas konten yang dijadikan reward dari penyelesaian tantangan di dalam game.
Di sisi lain, sebagian komunitas melihat fenomena ini sebagai bagian dari transisi industri kreatif menuju pemanfaatan teknologi yang lebih efisien. Game AAA dengan konten besar membutuhkan produksi visual yang masif, dan penggunaan AI bisa menjadi solusi untuk mempercepat pipeline.
Baca Juga:ย Controller Baru Call of Duty, Tawarkan Fitur Melebihi Controller Standar
Dugaan Gambar AI dan Reaksi Komunitas

Reaksi komunitas Call of Duty cukup keras sejak unggahan-unggahan pemain mulai viral. Banyak yang menyebut kualitas gambar tersebut โsloppyโ dan tidak pantas berada dalam game yang memiliki reputasi tahunan dengan standar produksi tinggi. Detail seperti proporsi wajah yang tidak lazim atau elemen visual yang tampak โmembaurโ membuat sebagian pemain yakin bahwa ini bukan hasil tangan artis profesional.
Beberapa pemain Call of Duty juga melaporkan dugaan gambar AI pada konten dalam mode kampanye Black Ops 7, yang tahun ini sepenuhnya online dan berorientasi multiplayer. Hal ini mempertegas persepsi bahwa gambar AI bukan hanya muncul di reward kosmetik, tetapi juga merembes ke konten naratif. Meskipun bukti konkret belum ada, diskusi terus meluas dan menimbulkan kekhawatiran soal transparansi proses kreatif.
Namun, perlu diakui bahwa tidak mudah memastikan mana konten yang benar-benar dibuat oleh artis manusia dan mana yang diperkuat atau dihasilkan dari AI. Industri game semakin banyak menggunakan pipeline hybrid, di mana elemen generatif ditingkatkan oleh tim kreatif untuk mencapai hasil akhir yang lebih cepat.
Pernyataan Resmi Activision dan Pertanyaan Etis

Menanggapi kritik yang terus berkembang, Activision akhirnya memberikan pernyataan resmi. Mereka menegaskan bahwa studio mereka menggunakan berbagai alat digitalย termasuk AI untuk mendukung proses kreatif, namun tetap menempatkan artis manusia sebagai pihak yang memimpin dan menyelesaikan konten akhir. Pihak perusahaan juga menekankan bahwa AI diposisikan sebagai alat bantu, bukan pengganti tenaga kreatif.
Pernyataan ini memperlihatkan dua sisi yang harus dilihat secara seimbang. Di satu sisi, penggunaan AI memang sudah menjadi praktik umum di berbagai industri kreatif, termasuk film dan ilustrasi. Di sisi lain, jika konten final yang dirilis masih memiliki kesalahan visual yang mencolok, wajar bila pemain mempertanyakan apakah proses quality control berjalan sebagaimana mestinya. Reputasi game AAA membuat ekspektasi komunitas lebih tinggi.
Pada akhirnya, perdebatan soal AI imagery di Call of Duty menyinggung isu yang lebih besar: apakah industri game siap menjaga kualitas sambil mengadopsi teknologi baru. Pemain ingin efisiensi, tetapi tidak ingin kualitas visual menurun. Studio ingin fleksibilitas, tetapi tetap harus mempertahankan standar kreatif mereka.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



