Jakarta, Gizmologi – Di balik musibah gempa di Taiwan (3/4/2024) ternyata ada dampaknya bagi perusahaan Teknologi. Dampak gempa Taiwan menyebabkan alat pembuat chip dari TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company) rusak.
Bagaimana tidak rusak, gempa tersebut berkekuatan 7,4 skala Richter dan merupakan gempa terkuat di wilayah tersebut selama 25 tahun terakhir. Selain memikirkan bangunan yang runtuh, dampak gempa Taiwan juga membuat banyak orang berpikir nasib TSMC yang selama ini menjadi andalan Apple, MediaTek, AMD dan Qualcomm.
Menurut laporan CNN, dampak gempa Taiwan menewaskan sembilan orang sementara bangunan-bangunan runtuh dan tanah longsor terlihat. TSMC terletak di sisi berlawanan dari pulau tempat pusat gempa melanda sehingga memungkinkannya untuk melarikan diri tanpa mengalami kerusakan yang lebih serius.
Baca Juga: Samsung dan TSMC Akan Produksi Cip 2nm, Habiskan 5,8 Triliun
Dampak Gempa Taiwan Alat TSMC Rusak, Namun 70% Masih Aman

Melansir PhoneArena, guncangan gempa terasa di kantor dan pabrik perusahaan TSMC. Beberapa fasilitas produksi berguncang hebat sehingga para pekerja harus dievakuasi.
Lalu di kemudian hari, TSMC mengizinkan para pekerja untuk kembali ke lapangan pekerjaan setelah mengumumkan bahwa semua orang aman. Meskipun berita ini merupakan kabar baik bagi TSMC dan para pelanggannya, perusahaan chipset terbesar di dunia ini melaporkan dampak gempa Taiwan menyebabkan beberapa kerusakan pada beberapa peralatan pembuatan chip.
“Sejumlah kecil peralatan rusak di fasilitas tertentu, yang berdampak pada sebagian operasi mereka. Namun, tidak ada kerusakan pada peralatan penting kami,” kata TSMC pada hari Rabu malam.
Lebih dari 70% peralatan TSMC di dalam pabriknya berhasil dipulihkan dalam waktu 10 jam setelah gempa. Di pabrik-pabrik yang lebih baru, tingkat pemulihannya lebih tinggi.
Dalam sebuah catatan investor pada hari yang sama, analis Barclays menunjukkan bahwa TSMC mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk pulih dari pemadaman yang berlangsung selama beberapa jam.
“Beberapa chip kelas atas membutuhkan operasi tanpa henti selama 24/7 dalam keadaan vakum selama beberapa minggu,” kata analis Barclays.
Oleh karena itu, dengan TSMC yang harus menghentikan beberapa operasinya, beberapa chip kelas atas yang sedang diproduksi mungkin akan rusak. Dampak keseluruhan untuk pengecoran bisa jadi pengurangan $60 juta atau sekitar Rp951 miliar pada pendapatan kuartal kedua.
Jadi kali ini, Apple, Qualcomm, dan pihak-pihak lain yang mengandalkan TSMC bisa bernapas lega. Kekhawatiran bisa jadi kembali muncul jika gempa bumi besar melanda Taiwan kembali.
CNN mengatakan bahwa TSMC bertanggung jawab atas produksi 90% dari chip tercanggih di dunia. Hal ini membuat perusahaan menjadi target yang menggiurkan bagi sebuah negara yang secara praktis ingin mandiri dalam hal semikonduktor.
Melihat betapa pentingnya TSMC di dunia teknologi ini, David Bader, profesor dan direktur Institute for Data Science di New Jersey Institute of Technology mengatakan ini merupakan ancaman yang nyata. Seluruh dunia sekarang bekerja pada perangkat semikonduktor yang menggerakkan segala sesuatu yang kita lakukan, baik saat kita mengendarai mobil, berbicara di telepon seluler, bahkan pertahanan militer atau sistem senjata, maskapai penerbangan, semuanya menggunakan chip. Sehingga jika produksi terhenti mungkin perkembangan teknologi bisa mati.
Dengan adanya dampak gempa Taiwan terhadap TSMC, Angelo Zino, analis riset CFRA memikirkan gempa bumi ini seharusnya menjadi pengingat bagi para investor akan risiko-risiko yang terkait dengan banyaknya eksposur pengecoran logam yang berasal dari satu wilayah. Menurutnya, industri teknologi perlu mencari solusi.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




