Jakarta, Gizmologi – Di sosial media sedang ramai dibicarakan mengenai The Portal, instalasi video yang menghubungkan dua kota di negara yang berbeda yaitu New York City dan Dublin. The Portal mulai digunakan sejak 8 Mei 2024 dan respon masyarakat sekitar sangat positif.
The Portal memiliki bentuk yang sangat besar layaknya portal yang biasa terlihat di film science fiction. Instalasi video ini bekerja secara real time tapi hanya video yang terlihat tak termasuk suara.
Mengutip NBC News, ketika The Portal sambungannya telah dimulai, sambutannya diluar ekspektasi. Terdapat 500 juta orang yang telah terlihat dalam sambungan video tersebut selama lima hari. Namun kini hal tersebut hanyalah menjadi khayalan.
Baca Juga: DJI RS 4 Series Rilis, Gimbal Kamera Canggih untuk Videografer
The Portal Dikabarkan Tutup Karena Disalahgunakan

Benediktas Gylys, pencipta The Portal, awalnya menciptakan teknologi ini agar masyarakat bisa bertemu dengan orang-orang yang mungkin tidak akan pernah kita temui seumur hidup dan sangat jauh dari kita, serta memiliki minat yang berbeda-beda. Sebelumnya Gylys sudah membangun Portal yang menghubungkan negara asalnya, Lithuania dengan Polandia.
“Ini adalah tentang mengenali orang-orang itu, melihat bahwa kita semua memiliki lebih banyak kesamaan daripada apa yang memisahkan kita,” ujar Gylys.
Namun keadaan berubah ketika model OnlyFans mengangkat bajunya di depan The Portal wilayah New York. Tentu hal ini menimbulkan kegaduhan di dua negara.
Menurut laporan nytimes.com, sambungan video antara kedua kota tersebut ditutup pada hari Selasa (14/5/2024), namun penutupan Portal dikatakan untuk sementara waktu, kata para pejabat di New York dan Dublin. Belum diketahui sambungan video dari alat tersebut kapan akan dibuka.

“Kami berharap bisa aktif kembali, mudah-mudahan akhir pekan ini,” kata James Mettham, presiden Flatiron NoMad Partnership, kelompok bisnis nirlaba yang mengoordinasikan pemasangan Portal di New York.
Mettham mengatakan ada beberapa hal yang perlu dipastikan sebelum Portal hidup kembali. Perusahaan nampaknya khawatir karena alat ini merupakan siaran langsung dan dapat menampilkan sesuatu, sehingga ujaran kebencian adalah yang paling dikhawatirkan.
Michael Ryan, juru bicara Dewan Kota Dublin mengatakan bahwa Portals.org (The Portals), yang membuat patung tersebut, sedang mencari solusi teknis lain yang memungkinkan sehingga tayangan video dapat dilanjutkan. Nicolas Klaus dari Portals.org mengatakan melalui email bahwa tim kecil perusahaannya sedang mencari ide untuk mengurangi perilaku tertentu atau cara agar The Portal tak disalah gunakan.
Kejadian penyalahgunaan The Portal ini sebelumnya tak pernah terjadi dari yang ada di Vilnius, Lithuania, Lublin dan Polandia. Hal ini cukup disayangkan, apalagi Portal yang berada di New York City dan Dublin dikatakan lebih populer karena setiap orang sepertinya mencoba untuk memanfaatkan alat tersebut untuk menarik perhatian. Adapun model OnlyFans yang menjadi penyebab instalasi video ditutup mengaku telah menerima ribuan ancaman pembunuhan setelah portal ditutup.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




