Jakarta, Gizmologi – Berdiri sejak 2014, Waste4Change adalah platform pengelolaan sampah terkemuka untuk perusahaan, individu, dan instansi pemerintah di Indonesia. Mereka ingin memecahkan masalah sampah untuk mencegah kebocoran ke lingkungan dan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
Baru sekarang apa yang mereka upayakan menarik minat investor. Perusahaan modal ventura AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama memimpin aksi investasi Seri A sebesar USD 5 juta atau sekitar Rp77,1 miliar. Selain itu, putaran pendanaan ini diikuti oleh Basra Corporation, Paloma Capital, PT Delapan Satu Investa, Living Lab Ventures, SMDV, dan Urban Gateway Fund.
AC Ventures sendiri adalah perusahaan modal venture yang didirikan oleh Adrian Li, Michael Soerijadji, dan Pandu Sjahrir. Nama yang terakhir disebutkan, dikenal sebagai keponakan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Ia malang melintang di sejumlah perusahaan teknologi. Selain sebagai Founding Partner AC Venture, Pandu sekarang menjabat sebagai Board Member BEI (Bursa Efek Indonesia), Board di Gojek, Managing Partner di Indies Capital Partners, CFO di Toba Bara Sejahtra, dan Wakil Presdir di PT Adimitra Baratama Nusantara.

Terkait dengan aksi investasinya ini, Pandu Sjahrir mengatakan, Waste4Change adalah pionir yang menyediakan solusi pengelolaan sampah end-to-end. Keberlanjutan adalah fokus utama tim, dengan komitmen yang ditunjukkan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
“Perusahaan ini membuktikan telah mencapai kecocokan pasar produk dan memiliki potensi untuk berkembang di seluruh negeri. Waktu perusahaan juga ideal, karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya pengurangan 30% di sumbernya, dengan 70% sisanya ditangani pada tahun 2025,” ujar Pandu dalam siaran pers yang diterima Gizmologi di Jakarta (14/10).
Baca juga: Xiaomi x Octopus Inisiasi Kelola Daur Ulang Sampah Elektronik
Apa itu Wate4Change?

Sebagaimana disinggung di atas, Waste4Change adalah platform pengelolaan sampah terkemuka untuk perusahaan, individu, dan instansi pemerintah di Indonesia. Waste4Change akan menggunakan modal baru untuk memperluas jangkauannya. Mereka juga ingin meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan ke depan dan mencapai lebih dari 2.000 ton per hari selama lima tahun ke depan.
Upaya ini melibatkan pengintegrasian lebih banyak teknologi digital ke dalam proses pemantauan dan perekaman aliran pengelolaan limbah dan otomatisasi fasilitas pemulihan material. juga akan membantu Waste4Change untuk memperkuat kemitraan dengan sektor persampahan informal negara, yang saat ini didukung oleh pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pengumpul sampah.
Dengan populasi lebih dari 270 juta, Indonesia memiliki masalah pengelolaan sampah terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah baru-baru ini meluncurkan program Indonesia Bersih Sampah 2025, yang diresmikan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia 97/2017. Program ini juga telah memicu peraturan pengelolaan sampah baru dari pemerintah daerah dan inisiatif pengelolaan sampah dari sektor komersial.
Dalam hal permintaan pasar baru, perubahan ini telah menciptakan lonjakan kebutuhan akan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, dengan laporan pengelolaan sampah yang terperinci. Tak heran jika Waste4Change kini menemukan momentumnya.
Waste4Change hadir di 21 kota di Indonesia, mengelola lebih dari 8.000 ton sampah per tahun. Startup ini telah mengumpulkan sampah dari 100+ klien B2B dan 3.450+ klien rumah tangga. Sejak 2017, kinerjanya telah tumbuh pada CAGR 55,1%.
Perusahaan ini memiliki 108 karyawan dan 141 operator pengelolaan sampah. Mereka berencana untuk menambah 52 orang lagi ke dalam timnya dan melibatkan lebih dari 300 sektor informal dan UKM di sektor limbah (sejumlah personel internal dan eksternal) untuk terus mendorong pertumbuhan.
Founder dan CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan kini masyarakat mulai mengedukasi diri tentang sampah dan lingkungan, bermunculan start-up dan bisnis baru terkait pengelolaan sampah, dan pemerintah menyambut baik seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam memajukan Indonesia.
“Dibandingkan dengan apa yang kami alami di tahun 2014, pasar saat ini semakin matang. Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk memberikan solusi untuk setiap kebutuhan pengelolaan sampah,” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




