Jakarta, Gizmologi – Meski banyak startup berguruan, namun ada yang justru makin moncer. Salah satunya adalah TransTRACK, perusahaan startup teknologi (tech enabler) pada sektor logistik tersebut baru saja mengumumkan putaran pendanaan Seri A sebesar US$12 juta dengan oversubscription. Jika dikonversi ke mata uang Indonesia, maka nilainya sekitar Rp186 miliar.
TransTrack berfokus pada digitalisasi operasional armada kendaraan melalui solusi fleet operation optimizer dan supply chain integrator. Dinakhodai oleh Anggia Meisesari, Founder dan CEO, dan Aris Pujud Kurniawan, Co-founder dan CTO, TransTRACK telah menunjukkan pertumbuhan signifikan sejak didirikan pada tahun 2019. Perusahaan mengklaim mencapai pertumbuhan bulanan sebesar 20% selama setahun terakhir.
“Dengan dukungan ini, kami tidak hanya mempercepat ekspansi kami tetapi juga memperkuat peran kami sebagai game changer dalam mentransformasi digitalisasi manajemen armada di Asia Tenggara,” ujar Anggia Meisesari, Founder dan CEO TransTRACK.
Saat ini, TransTRACK telah melayani lebih dari 1.200 klien di 130 kota di Indonesia dan 30 kota di Malaysia dan Singapura, dengan lebih dari 150.000 subscription, melayani berbagai sektor termasuk logistik, transportasi umum, ritel, keuangan, pertambangan, pelabuhan & kelautan, jasa industri, serta perkebunan & kehutanan.
Aksi investasi ini dipimpin oleh Eurazeo dan Cocoon Capital, dengan dukungan dari IFP Securities, Bintang Delapan, dan AppWorks. Pendanaan terbaru ini akan mendorong rencana ambisius TransTRACK untuk memperluas operasinya ke 100 kota di seluruh Indonesia dan semakin memperkuat kehadirannya di pasar logistik dan transportasi yang berkembang pesat di Asia Tenggara. Terutama di Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Bahkan, perusahaan juga berniat untuk memperluas jangkauannya ke luar wilayah ini, dengan menargetkan peluang global di pasar seperti Australia dan Taiwan.
Momentum Pertumbuhan Sektor Logistik yang Dibidik TransTrack

Seiring dengan sektor logistik di Asia Tenggara yang diproyeksikan bernilai lebih dari US$55 miliar pada tahun 2025, TransTRACK siap membidik potensi tersebut. Dengan pesatnya peningkatan e-commerce, urbanisasi, dan meningkatnya permintaan akan solusi rantai pasokan yang efisien, solusi end-to-end inovatif TransTRACK siap untuk menangkap pangsa pasar yang besar di pasar regional utama, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.
Momentum ini semakin memperkuat kehadiran TransTRACK di industri teknologi Asia Tenggara. Startup ini mengoptimalkan transportasi dan logistik melalui penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Selain itu, solusi teknologi ramah lingkungan TransTRACK, termasuk dasbor emisi karbon, analisis jejak karbon, dan optimalisasi transportasi laut, siap mendukung penerapan pajak karbon Indonesia pada tahun 2025.
Solusi TransTRACK sangat efektif bagi wilayah Asia Tenggara mengingat kemampuannya mengatasi berbagai tantangan umum seperti jaringan logistik yang terfragmentasi, biaya operasional yang tinggi, dan kinerja pengiriman yang tidak konsisten. Dengan mendigitalisasi operasi armada, TransTRACK memungkinkan perusahaan meningkatkan produktivitas dan pemanfaatan armada sebesar 40% sekaligus mengurangi biaya lembur, bahan bakar dan tenaga kerja, total jarak tempuh, dan waktu menganggur sebesar 30%. Dengan visibilitas real-time, analitik prediktif, dan proses yang disederhanakan, bisnis dapat mengoptimalkan operasi, meminimalkan penundaan, dan meningkatkan tingkat layanan, menjadikan TransTRACK sebagai mitra utama dalam mengatasi tantangan logistik unik yang dihadapi di seluruh wilayah regional ini.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



