Jakarta, Gizmologi โ DoubleVerify atau DV, sebagai platform perangkat lunak untuk pengukuran, data, dan analitik media digital membagikan studinya bersama dengan WARC. Studi dari DoubleVerify berjudul Raising the Bar in APAC: How Media Quality and Performance Drive Outcomes.
Studi ini membagikan sejumlah wawasan dan informasi penting seputar industri periklanan dan lanskap kualitas media di Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Dengan begitu pengiklan bisa meningkatkan kualitas media mereka agar investasi tak sia-sia.
Kawasan Asia Tenggara dikatakan siap menjadi wilayah dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia. Apalagi hal ini didukung dengan digitalisasi oleh negara seperti Filipina, yang berada di posisi teratas dalam pertumbuhan industri ritelย e-commerce.
Baca Juga:ย Amazon Prime Video Hadirkan Iklan Meski Sudah Berlangganan
โMeskipun potensi pertumbuhan belanja iklan digital di kawasan Asia Pasifik sangat besar, pengiklan harus tetap melindungi investasi mereka dengan melakukan verifikasi berkala terhadap semua saluran digital, agar tidak berisiko membuang-buang investasi mereka. Kualitas media harus menjadi dasar dari setiap kampanye periklanan, dan pemasar membutuhkan edukasi lebih tentang verifikasi,โ ujar Conrad Tallariti, Managing Director, APAC, DoubleVerify di acara Media Briefing, di Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).
Studi DoubleVerify Punya Kiat untuk Pengiklan

Di dalam laporan tersebut, DV mengungkapkan sejumlah temuan menarik yang relevan dan bermanfaat bagi pelaku industri periklanan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia di dalamnya. Temuan ini guna meningkatkan performa periklanannya.
Hal pertama ialah adanya minatย yang besar terhadap media sosial di seluruh wilayah Asia Pasifik. 60% pengguna media sosial dunia ada di sini, dan kita akan segera melihat bagaimana media sosial berkembang dari koneksi ke perdagangan. Faktanya, DoubleVerify menemukan bahwa 35% pemasar menyebut fragmentasi audiens sebagai kekhawatiran utama, dan hal ini memiliki alasan yang bagus.
Lalu, pemasar di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki sentimen positif terhadap pengukuran kualitas media. Dengan 91% setuju bahwa hal tersebut penting untuk dilakukan untuk mendorong pemanfaatan saluran media yang sukses.
Di lain pihak, survei yang sama menunjukkan bahwa verifikasi iklan tidak dilakukan secara always-on oleh pemasar di Asia Pasifik. Hanya satu di antara tiga pemasar yang menggunakan alat verifikasi secara ad-hoc.
Survei DoubleVerify juga menunjukkan bahwa sebagian besar pemasar gagal mengevaluasi keputusan pembelian media digital. Dengan hanya 17% di antara mereka yang mengevaluasi efektivitas berdasarkan indikator penting seperti brand suitability, viewability, fraud, serta intended geography
Dari sisi lain DoubleVerify juga mencatat pertumbuhan media ritel menjadi hal unik yang disorot. Hal ini karena dari tahap penelusuran hingga pembelian, konsumen di Asia Pasifik menggunakan media sosial di berbagai tahap dalam melakukan pembelian. Konsumen di Indonesia (sebanyak 63%) secara signifikan memanfaatkan media sosial untuk melakukan riset produk yang mereka butuhkan.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



