Jakarta, Gizmologi – Pemerintahan Prabowo-Gibran menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% periode 2025-2029. Angka yang terbilang ambisius mengingat pada beberapa tahun sebelumnya berada di kisaran 5%.
Menurut politisi muda yang cukup dekat dengan Prabowo Subianto, Dirgayuza Setiawan, salah satu strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% adalah dengan menggenjot transformasi ekonomi digital di Indonesia.
Hal ini diungkapkan di ajang IndoTelko Forum bertajuk “Unlocking Digital Economy for 8% Growth” yang digelar di kawasan Mega Kuningan, Jakarta (3/9). Ia menekankan pentingnya infrastruktur digital yang kuat. “Infrastruktur digital yang kuat adalah fondasi untuk masa depan ekonomi Indonesia. Tanpa itu, kita tidak bisa berharap mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Data Center AI

Saat ini, kurang dari 70% wilayah Indonesia memiliki akses internet yang memadai. Pemerintah menargetkan untuk mencapai 90% dalam lima tahun ke depan dengan investasi sebesar USD 10 miliar. Langkah ini tidak hanya memerlukan investasi besar tetapi juga kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Dirgayuza mengusulkan kemitraan yang lebih erat untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, terutama di daerah terpencil dan pedesaan. Menurutnya, percepatan pembangunan infrastruktur ini juga akan membuka peluang kerja baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional. “Dengan infrastruktur yang memadai, kita dapat menarik lebih banyak investasi asing dan mendorong inovasi lokal,” tambahnya
Terkait infrastruktur digital tersebut, salah satu yang menjadi sorotan adalah pembangunan pusat data (data center) yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI). Dalam lima tahun ke depan, kapasitas data center dunia diperkirakan akan meningkat menjadi 95 GW dari yang saat ini 57 GW, dengan pasokan energi baru terbarukan (EBT) selama 24/7, yang saat ini sekitar 14 sen per Kwh.
Kehadiran AI Data Center juga akan berdampak pada sektor lainnya. Sebagai contoh, Meta menggunakan 13 GW dari total 57 GW dan mereka juga berinvestasi dalam energi panas bumi (geothermal). Ini bisa menjadi peluang perjanjian pembelian tenaga listrik (power purchase agreement) bagi perusahaan geothermal Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera.
Pengembangan Talenta Digital
Sementara Muhammad Awaludin, Pendiri Indonesia Digital Society Forum (IDSF), menyoroti peran penting pengembangan talenta digital. “Talenta digital adalah kunci untuk menggerakkan transformasi ekonomi. Kita harus menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan keterampilan baru di seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 untuk memenuhi kebutuhan industri. Oleh karena itu, pelatihan dan pendidikan yang fokus pada keterampilan digital menjadi sangat penting. Selain itu, inovasi dalam teknologi informasi dan komunikasi harus didorong melalui insentif dan dukungan pemerintah.
Awaludin juga menyarankan agar kurikulum pendidikan nasional diperbarui untuk memasukkan keterampilan digital sejak usia dini. “Kita harus siap menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan generasi muda yang melek teknologi dan siap bersaing di pasar global,” jelasnya.
Investasi dalam Teknologi Cloud
Toto Sugiri, CEO Data Center Indonesia, menyampaikan bahwa pasar cloud computing di Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 1,2 miliar pada tahun 2025. “Cloud computing dan data center bukan hanya teknologi, tetapi tulang punggung ekonomi digital kita. Investasi dalam bidang ini akan membawa kita ke era baru efisiensi dan inovasi,” ujarnya.
Pertumbuhan data center di Indonesia meningkat sekitar 25% per tahun. Namun, tantangan besar masih ada dalam hal keamanan data. Toto menggarisbawahi pentingnya meningkatkan standar keamanan data untuk melindungi informasi bisnis dan konsumen. Ia juga menekankan bahwa adopsi teknologi cloud dapat membantu perusahaan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan fleksibilitas bisnis. “Dengan cloud computing, perusahaan dapat fokus pada inti bisnis mereka tanpa harus khawatir tentang infrastruktur IT,” tambahnya.
Dari pembangunan infrastruktur hingga pengembangan talenta, investasi dalam teknologi cloud, strategi pemasaran digital, dan inklusi UMKM, semua elemen ini merupakan bagian penting dari ekosistem ekonomi digital.
“Kita berada di persimpangan penting dalam perjalanan ekonomi digital kita. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kolaborasi kuat antara berbagai pihak, saya yakin kita bisa mencapai target pertumbuhan ini,” tutup Dirgayuza Setiawan dengan optimis.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




