Melihat kiprah Vivo belakangan ini, saya seperti melihat sebuah brand yang ingin menjadi pembeda lewat produk rilisannya. Setelah tahun lalu hadir dengan konsep fingerscan di dalam layar Vivo V11, yang akhirnya mendapat reaksi positif dari para kritikus dan konsumen. Maka di awal tahun ini mereka kembali menghadirkan terobosan desain kamera selfie pop-up pada produk barunya Vivo V15.
Jika Vivo mengharapkan perhatian tertujut kepada seri terbaru V15 karena model kameranya yang unik, maka saya rasa hal itu sudah berhasil mereka capai. Masyarakat bisa tertarik dengan konsep kamera pop-up, karena jenuh melihat model desain yang begitu-begitu saja. Selanjutnya tinggal bagaimana bisa membuat mereka yakin bahwa ponsel Vivo V15 memang menawarkan sesuatu yang menarik lebih dari sekadar kamera tersebut.
Tentu strategi dagang apapun itu biar menjadi pemikiran para tim di balik layar sebuah brand. Termasuk tagline “Go Up” yang menjadi frasa pengantar untuk produk ini. Nah, tugas saya di sini adalah coba mengulas dan membedah apa saja yang bisa kita dapatkan dari Vivo V15.
Desain
Vivo V11 menjadi awal dari model desain yang lebih apik dari Vivo untuk seri V, dibandingkan seri sebelumnya yang terlihat monoton. Maka ketika kesuksesan mengirinya, Vivo tentu tak segan untuk melanjutkan tampilan yang sama pada seri terbarunya ini, Vivo V15. Terutama dalam hal pemilihan materi warna di casing belakang ponsel.
Ponsel ini memiliki dua pilihan warna yakni royal blue dan glamour red. Keduanya memberikan efek gradasi yang membuatnya nyaman dilihat. Pilihan warna yang lebih gelap pada bagian atas dan makin terang di bagian bawah, membuat ponsel ini jadi terkesan mewah pun tidak murahan. Pun dengan menempatkan logo Vivo di bagian bawah, alih-alih pada tengah casing seperti pendahulunya, semakin menambah nuansa elegan di sana.
Keberadaan kamera depan yang dinamis membuat desain ponsel tidak mulus. Ada tonjolan keluar ditemukan sepanjang letak kamera ponsel. Hal itu memang wajar mengingat dibutuhkan fungsi motorik di dalam casing-nya. Sehingga bila kamu meletakkan ponsel di permukaan datar, akan menghasilkan celah yang berasal dari desain kamera yang agak menjorok keluar. Agak canggung dilihat pada awalnya, tapi kelamaan kamu akan terbiasa dengannya.
Build quality yang diadapat pada Vivo 15 juga terasa kokoh. Sedikit terasa tebal memang, tapi rasanya itu bukan masalah. Hanya saja inovasi fingerscan di dalam layar pada Vivo V11 tidak diterapkan kembali di edisi V15 terbaru ini.
Display
Kelebihan dari display Vivo V15 adalah layar yang lebih optimal sebab dari penggunaan kamera pop-up. Tak ada notch, atau titik lensa di bagian manapun pada keseluruhan layar. Keberadaaan layar yang benar-benar penuh atau Vivo menyebutnya Ultimate All Screen memungkinkan Vivo untuk tak perlu menyediakan ruang untuk menyematkan kamera di panel depan.
Desain Ultimate All Screen pada Vivo V15 ini membuat tren layar berponi menjadi terasa kuno. Inovasi ultimate all screen ini membuat layar lebih lapang dengan ukuran bodi yang tak perlu diperbesar. Sehingga ukuran 6.3 inci bisa dinikmati secara maksimal. Apalagi resolusi layar 1080 x 2340 sudah terhitung sangat baik dibarengi dengan kedalam warna hingga 480 dpi.
Layar Vivo sendiri menggunakan Gorilla glass dengan tipe layar AMOLED capacitive touchscreen. Pengujian respon pada layar sudah sangat baik, sehingga tak perlu khawatir mengalami lagging ketika sedang bermain game. Selain itu, tentu saja kamu bisa mengaktifkan fungsi auto-bright, yang sayangnya, menurut saya kurang bekerja maksimal.
Kamera
Sektor ini menjadi amunisi paling depan dari Vivo V15. Tidak hanya lensa, namun kamu juga bisa memanfaatkan fitur tambahan yang menyertai. Maka saya akan memberi sub judul sendiri pada pembahasan tentang fitur kameranya. Apalagi memang inilah jualan utama yang tak boleh dilewatkan begitu saja untuk dikulik.
Kamera belakangnya tidak terlalu istimewa memang. Ini seri V15 tanpa embel-embel Pro, yang diperkirakan meluncur pada Maret 2019. Kamera belakang pada seri ini lebih sederhana dengan kemampuan masing-masing 12 MP sebagai kamera utama, 8 MP untuk ultra wide, dan 5 MP untuk efek bokeh. Sementara untuk mendongkrak kualitas dan variasi hasil foto dilengkapi dengan AI.
Kerja kemampuan artifisial paling terasa pada kamera belakangnya ketika digunakan pada area low light atau di malam hari. Pegiat konsep low light yang sedang trend, terutama di kota besar seperti Jakarta, amat dimanjakan dengan kamera Vivo V15. Hasil fotonya apik, bahkan turut menangkap keadaan langit malam yang sedikit berawan.
Sayang kemampuan kamera utama yang lumayan bagus, tidak dibarengi kamera wide-nya. Buat saya hasil dari lensa wide di sini mengecewakan dan terlihat kasar terutama di area yang kurang cahaya. Rentang piksel yang sedikit menjadi salah satu alasan. Lekukan frame yang biasa muncul pada efek wide juga kurang mampu dihadirkan, membuat hasil foto tidak terlalu dramatis.
Yang menarik adalah pemanfaatnya lensa bokeh. Di mana kamu bisa mengatur tingkat buram dari latar belakang objek utama. Hal tersebut bisa dilakukan pada saat memotret dengan bukaan lensa yang diinginkan mulai dari F0.95 – F16. Dan masih bisa dilanjutkan ketika hasil foto sudah tersimpan di dalam album.
Fitur kamera
Selain tiga lensa di belakang. Kemampuan AI dan fitur yang menyertainya membuat pemanfaatan kamera Vivo 15 terasa menyenangkan. Mulai dari keberadaan mode HDR, Live Photo, serta Portrait Light Effect. Yang disebut terakhir memberi efek pantulan cahaya layaknya foto studio. Ditambah fungsi AI yang mampu membaca kebutuhan efek yang sesuai pada setiap kondisi objek foto.
Jangan lupakan mode PRO bagi kamu yang gemar mengatur secara manual kerja dari lensa kamera di sebuah ponsel. Pengutarn ISO, Shutter Speed, Aperture, hingga White Balance bisa dilakukan dengan mudah dengan menggeser tiap modenya. Kelengkapan modenya bisa membuat saya yang amatir, ingin berlama-lama mengulik mode PRO untuk hasil yang lebih memuaskan.
Beralih ke menu utama, yakni kamera selfie yang terpasang mantap di dalam bodi ponsel. Kamera berkekuatan 32 MP ini memang menjadi semacam gimmick yang sulit untuk dilewatkan begitu saja. Bahkan efek suara ala robot yang terdengar saat kamera bergerak naik, menjadikannya lebih “wah” lagi. Keren sih.
Dengan kemampuan sedemikian besar, maka tidak heran bila hasil fotonya juga menawan. well, karena kamera depannya memang diperuntukkan untuk selfie atau swafoto, maka wajah menjadi fokus utama. Sebagian fungsi dan mode pada kamera belakang juga bisa diaplikasikan pada kamera depan. Yang utama adalah AI Beauty untuk dimanfaatkan kamu yang menginginkan penampakan wajah yang jauh lebih cerah, tirus dan bercahaya. Haha.
Mode Beauty Face memang menawarkan fitur tambahan yang bisa dimanfaatkan secara manual. Buffing, Skin Tone, Whitening, Thin Face, Reshaping, Elarging, dan beberapa fungsi lain yang bertujuan mengoperasi wajah secara digital bisa ditemukan. Fitur semacam ini, meski tidak disukai sebagian orang, sangat menarik bagi yang lain. Terkadang memang untuk lucu-lucuan saja, membayangkan wajah tembem menjadi lebih tirus.
Jovi Assistant
Sebagian fitur kamera sudah saya sebutkan di atas. Namun ada fitur lain bernama disebut Jovi assistant yang dikembangkan oleh Vivo. Fitur AI pintar ini disematkan pada kamera untuk membantu pengguna dalam memaksimalkan fungsi kameranya.
Jovi mampu menghadirkan fungsi kamera yang lebih pintar. Dengan scene indetification yang mampu mengidentifikasikan latar dari setiap pengambilan foto. Kemudian fungsi framing yang bisa berfungsi untuk menyajikan komposisi foto yang tepat.
Kemudian ada image recognizer. Fungsi lensa pada fitur ini akan berubah menjadi semacam mesin pelacak. Terutama pada produk-produk belanja yang akan dicarikan padanannya secara online. Misalnya, ketika kamu memotret sebuah botol air minum. Maka Jovi akan membantu mencarikan produk sejenis lain hasil dari proses pencarian di internet. Sensornya sediri bekerja berdasarkan bentuk benda yang kita foto, dan bukan dari nama yang tercantum dalam benda tersebut. Mode tersebut bisa dimanfaatkan secara live maupun ketika foto sudah tersimpan di galeri.
Selain itu, fitur lain yang membuat saya tertarik adalah fungsi editor. Vivo V15 memberikan fungsi edit foto dengan lengkap tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan ke dalam ponsel. Maka membuat doodle, efek blur, mosaic, serta adjustment pada foto bisa dilakukan dengan segera dan mudah. Termasuk adanya tambahan Beauty Editor, yang didalamnya terdapat mode memutihkan gigi buat kamu yang kurang pede ketika tersenyum dalam foto. Seru!
Hasil foto
Untuk hasil foto Vivo V15 selengkapnya, kamu bisa mengunjungi galeri Google Photos ini.
Fitur
Fitur yang disematkan pada ponsel ini memang terhitung lengkap. Kemampuan AI yang tersemat pada OS-nya, menambah beberapa fitur menarik lain yang bisa didapat pada menu setting. Ada motorbike mode yang bisa membantumu ketika ingin fokus dalam aktivitas berkendara tanpa terganggu dengan panggilan dan pesan masuk, tanpa mematikan ponsel. Salah satunya adalah sensor kecepatan ketika hendak menerima panggilan telepon.
Adapula Game Cube untuk mendukung aktivitas gaming. Kamu bisa memilih game mana saja untuk sinkronisasi menggunakan fitur ini. Dan ketika sudah diaktifkan, maka ponsel akan segera menjadikan fungsi perangkat berfokus pada game saja. Kamu bisa meniadakan panggilan, notifikasi, sampai tombol AI menjadi non aktif. Serta mengaktifkan game keyboard dan memaksimalkan fungsi kerja CPU dan RAM.
Semakin kaya dengan adanya fungsi On-The-Go, smart motion, smart mirroring, smart split, one-handed dan tak lupa pula Jovi yang sudah disebutkan sebelumnya. Terasa komplit meski belum tentu fitur tersebut akan dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna. Namun jelas hal tersebut menjadi value dari ponsel V15.
Performa
Bagi pengguna ponsel, nama Mediatek memang belum sepopuler Qualcomm. Sehingga pilihan Vivo untuk menaruh Mediatek Helio P70 tentu bisa memberi dampak pada respon pasar. Meski secara performa seri Helio P70 berkemampuan 2.1 GHz AI octa core, berada di rentang yang sama dengan Snapdragon 660. CPU yang dipakai oleh Xiaomi 8 Lite, Samsung A9 2018, dan Nokia 7 Plus.
Pada pengujian yang dilakukan dengan Antutu Benchmark, hasil uji kemampuan Vivo V15 mengungguli ketiga ponsel tersebut. Dan berada di peringkat 45 secara keseluruhan, sampai saat waktu pengujian dilakukan. Hal tersebut terhitung bagus untuk sebuah ponsel yang fokus pada kameranya.
Seperti lazimnya GPU Mediatek seperti Helio P70, maka pasangan untuk urusan rendering selalu dijejalkan seri Mali. Kali ini menggunakan Mali G72 MP3. Kualitas grafis mid-range tersebut memang masih kalah dari Adreno 512 pada beberapa kesempatan pengujian. Pada pengujian via notebookcheck.com di kualitas grafis med dan high, G72 hampir selalu kalah. Semakin menegaskan gaming memang bukan tujuan utama dari hadirnya Vivo V15.
Performa kerja ponsel sendiri mendapat dukungan dari unit RAM sebesar 6GB dan penyimpanan internal 128 GB. Itupun masih bisa ditambah dengan memori ekternal hingga 512 GB, yang slotnya menyatu dengan kartu SIM di sisi kiri ponsel.
Kelengkapan lain yang mendukung performa ponsel pada Vivo V15 termasuk variatif sehingga mampu membuat aktivitas berponsel semakin nyaman. Di antaranya adalah penggunaan user interface yang dikembangkan oleh Vivo bertajuk Funtouch OS 9 yang didukung Android 9.0 Pie terbaru. Dengan kemampuan manajemen daya yang lebih baik dibandingkan seri sebelumnya.
Dalam hal keatraktifan penggunaan, Funtouch memang belum semantap MIUI pada Xiaomi maupun ColorOS milik Oppo. Namun untuk kesederhanaan antarmuka, Funtouch termasuk yang mudah digunakan. Tidak banyak fitur ‘tersembunyi’ yang terkadang tidak diketahui oleh pengguna awam. Sehingga hal tersebut malah bisa menjadi kelebihan lain yang ditawarkan pada Vivo V15.
Sayangnya ada satu bagian yang sengaja dilewatkan, yakni port USB yang masih menggunakan tipe 2.0. Tren fast charging dengan USB type C, tidak diterapkan oleh Vivo di ponsel ini. Bagi beberapa orang hal tersebut bisa jadi faktor untuk membeli sebuah ponsel. Meski dalam praktiknya, saya merasakan kemampuan mengisi baterai berukuran 3.900 mAh-nya masih tergolong cepat kok.

Kesimpulan
Ada banyak hal yang bisa kita bahas dari Vivo V15, tapi saya hanya mencukupkan untuk memberi porsi lebih besar di fungsi kameranya saja. Sebab memang untuk kebutuhan berfotolah maka V15 itu hadir. Fungsi kamera dan editor membuat siapapun penggunanya bisa sangat dimanjakan tanpa perlu menambahkan aplikasi pihak ketiga. Meski pada beberapa bagian memang belum dimaksimalkan. Di sini, kita bisa saja menanti Vivo V15 Pro yang kamera belakangnya berkemampuan 48 MP.
Sementara itu, bagi kamu yang mencari kebutuhan gaming untuk grafis tinggi agaknya bisa melirik ponsel yang lain saja. Vivo V15 lebih terasa tepat untuk kebutuhan multimedia saja. Nonton untuk grafis tinggi agaknya bisa melirik ponsel yang lain saja. Vivo V15 lebih terasa tepat untuk kebutuhan multimedia saja.
Ketiadaan fungsi charging lewat USB type C memang bisa menjadi lubang besar dalam usaha marketing produknya. Namun bila kamu tidak terlalu memperdulikannya maka itu memang bukan perkara yang terlalu besar.
Spesifikasi Vivo V15

General
| Device Type | Smartphone |
| Model / Series | Vivo V15 |
| Released | 06 Maret, 2019 |
| Status | Available |
| Price | 4399000 |
Platform
| Chipset | Mediatek Helio P70 (12nm) |
| CPU | Octa-core (4x2.1 GHz Cortex-A73 & 4x2.0 GHz Cortex-A53) |
| GPU | Mali-G72 MP3 |
| RAM (Memory) | 6 GB |
| Storage | 64 GB (upgradable up to 256 GB) |
| Operating System | Android 9.0 (Pie); |
| User Interface | Funtouch 9 |
Design
| Dimensions | 161.97×75.93×8.54mm |
| Weight | 189,5 g |
| Design Features |
Warna: Royal Blue, Glamour Red |
| Battery |
Non-removable Li-Ion 4000 mAh battery Dual-Engine Fast Charging |
Display
| Screen Type | Incell IPS LCD capacitive touchscreen, 16M colors |
| Size and Resolution | 6.53”, 19.5:9 ; 2340*1080 FHD+ |
| Touch Screen | Yes, Multitouch capacitive touchscreen |
| Features | FullView display, 2,5D |
Network
| Network Frequency |
GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 - SIM 1 & SIM 2 3G bands: HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100 4G bands: LTE |
| SIM | Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
| Data Speed | HSPA, LTE |
Camera
| Multi Camera | Yes (Rear) |
| Rear | Triple: 12MP(24 juta unit fotosensitif)+8MP + 5MP |
| Front | Single lens: 32 MP, f/2.0, 1080p |
| Flash | Yes, dual-LED (dual tone) flash |
| Video | 2160p@30fps, 1080p@30fps |
| Camera Features |
Geo-tagging, touch focus, face detection, HDR, panorama |
Connectivity
| Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, WiFi Direct, hotspot |
| Bluetooth | 4.2, A2DP, LE |
| USB | Standard USB Type-C |
| GPS | Yes, with A-GPS, GLONASS, BDS |
| HDMI | No |
| Wireless Charging | No |
| NFC | |
| Infrared | No |
Smartphone Features
| Multimedia Features |
- MP4/H.264 player - MP3/WAV/eAAC+/FLAC player - Document viewer - Photo/video editor 3gp / mp4 / wmv / rm / rmvb / asf |
| FM Radio | Yes |
| Web Browser | HTML5 |
| Messaging | SMS(threaded view), MMS, Email, Push Email |
| Sensors | Fingerprint (rear-mounted), accelerometer, gyro, proximity, compass, Hall-sensor, Gyroscope, Compass, Colour Temperature sensor |
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




