Jakarta, Gizmologi โ Twitter resmi menghentikan dukungan otentikasi keamanan dua faktor (2FA) berbasis SMS, per 20 Maret 2023. Artinya pengguna Twitter Blue sepenuhnya harus membayar biaya langganan sebesar USD 8 per bulan atau sekitar Rp 123 ribuan.
Melansir dari laman Gizmochina, jika pengguna tidak meningkatkan ke versi Twitter Blue, yang berbiaya USD8 (Rp120 ribu) per bulan di Android dan USD11 (Rp166 ribu) per bulan di iOS , atau beralih ke metode 2FA yang lebih aman, mereka akan kehilangan akses ke fitur tersebut sama sekali.
โSetelah 20 Maret 2023, kami tidak lagi mengizinkan pelanggan non-Twitter Blue untuk menggunakan pesan teks sebagai metode 2FA. Pada saat itu, akun dengan pesan teks 2FA yang masih diaktifkan akan dinonaktifkan.โ tulis Twitter, Selasa (21/3/2023).
Untuk diketahui fitur 2FA adalah tindakan keamanan ekstra yang melindungi akun pengguna dari seseorang yang ingin membobolnya. Jadi pengguna diharuskan untuk mengonfirmasi identitas mereka tidak hanya dengan kata sandi, tetapi metode otentikasi kedua, seperti kode yang dikirim melalui pesan teks SMS ke ponsel mereka.
Baca Juga: Resmi Hadir di Indonesia, Harga Langganan Twitter Blue mulai Rp120 Ribuan
Otentikasi Keamanan 2FA Berbasis SMS

Keputusan untuk menjadikan SMS 2FA sebagai fitur berbayar berpotensi untuk menjadikan metode autentifikasi tersebut jadi tidak aman. Meskipun alasan resmi Twitter untuk perubahan ini adalah untuk meningkatkan keamanan, mungkin ada penjelasan yang lebih lugas. Mengirim pesan SMS membutuhkan biaya, dan Twitter tidak benar-benar mendapatkan keuntungan akhir-akhir ini.
Terlebih sejak Elon Musk mengakuisisi Twitter tahun lalu, perusahaan telah memangkas biaya sebisa mungkin. Perubahan 2FA adalah hasil dari itu, dengan Musk mengklaim dalam tweet bahwa penipu merugikan perusahaan USD 60 juta per tahun dengan biaya SMS palsu
Dikutip dari The Verge, Twitter mengatakan bahwa mereka menghentikan 2FA berbasis nomor telepon karena telah โdigunakan โ dan disalahgunakan โ oleh aktor jahat.โ Hal ini setidaknya dapat mengarahkan pengguna yang tidak berlangganan untuk beralih ke metode lain, karena metode ini dikenal rentan terhadap serangan SIM swapping.
Serangan ini dapat terjadi ketika pelaku kejahatan menggunakan rekayasa sosial atau taktik lain untuk meyakinkan operator seluler Anda untuk mengalihkan nomor telepon Anda ke perangkat mereka. Mereka kemudian dapat mengintersep pesan teks yang Anda terima, termasuk kode SMS 2FA, yang berpotensi memungkinkan mereka untuk mengakses akun Anda.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



