Jakarta, Gizmologi โย Perusahaan layanan steraming โraksasaโ Netflix sudah memasuki babak akhir dari upaya mengakuisisi โraksasaโ lain dalam industri, yakni Warner Bros. Discovery. Setelah proses bidding bersaing dengan perusahaan lain dengan tawaran angka fantastis, keduanya pun mencapai kesepakatan. Selanjutnya proses akan diawasi oleh pihak berwenang dan regulator bisnis.
Netflix bersedia untuk membayarkan nominal akuisisi sebesar US$72 miliar. Sebelumnya juga disebutkan angka kesepakatan totalnya mencapi US$82,7 miliar berserta beberapa tambahan entitas pendukung. Dengan proyeksi pembagian aset studio dan streaming kepada Warner Bros. Discovery dengan angka mencapai US$27.75 miliar. Untuk selanjutnya dilakukan finalisasi akuisisi, setelah kedua perusahaan perlu melewati proses verifikasi oleh pihak otoritas kompetisi bisnis maupun regulator terkait.
Sebelumnya ada dua perusahaan, Comcast dan Paramount Skydance, yang juga mencoba mengajukan penawaran ke Warner Bros. Hanya saja pemilik franchise Harry Potter dan Game of Thrones itu tidak mencapai kesepakatan.
Ted Sarandos, Co-Chief Executive Netflix sangat yakin bahwa perusahannya bisa mendapatkan persetujuan regulator. Dengan keyakinan tersebut, perusahannya pun menyegarakan agar segala legalitas bisa terpenuhi dan proses akuisisi bisa segera rampung.
โKami dapat memberi lebih banyak hal yang disukai audiensi, dan memberikan mereka cerita-cerita menarik untuk seabad ke depan,โ lanjut Ted Sarandos. Keyakinan Ted mengacu pada daftar katalog yang dimilik Warner Bros. Discovery, yang di dalamnya juga memuat koleksi layanan streaming HBO.
Baca juga: Netflix Diam-Diam Matikan Fitur Casting ke Banyak Perangkat
Langkah Netflix Berpotensi Merugikan Bisnis dan Konsumen

Akusisi yang dilakukan Netflix kepada Warner Bros. Discovery dipandang sebagai salah satu langkah terbesar dalam industri dan bisnis hiburan modern. Kedua perusahaan sama-sama memiliki banyak aset potensial dalam bisnis tersebut. Namun di sisi lain, akusisi tersebut juga dianggap sebagai ancama dan bisa merugikan industri itu sendiri.
Dikutip dari BBC, Michael OโLeary dari Organisasi Cinem United mengatakan, proses merger tersebut berpotensi memberi ketidakpastian dalam bisnis sinema. โDampak negatif dari akuisisi ini dapat membuat bioskop hanya menayangkan film yang berasal dari satu perusahaan saja di kota kecil Amerika Serikat dan seluruh dunia,โ ujarnya.
Persatuan penulis di The Writers Guild of America melihat dari sisi pekerja. Bahwa merger ini berpotensi mengeliminasi pekerja, menekan batas gaji, dan bahkan bisa membuat harga jual meningkat. Artinya konsumen juga bisa merasakan dampak dari tiadanya persaingan dalam bisnis hiburan tersebut.
HBO Max Bisa Tutup, Netflix Merajalela?
Netflix dan HBO Max (milik Warner Bros. Discovery) merupakan aplikasi layanan streaming yang punya audiensinya sendiri. Keduanya bersaing dalam hal konten maupun harga yang ditawarkan. Saat ini Netflix menguasai 46% pasar streaming di seluruh dunia. Dominasinya berasal dari tayangan-tayangan orisinil yang diproduksi sendiri. Sehingga audiensi merasa perlu berlangganan untuk dapat melihat film ataupun dokumenter di sana.
Apabila merger terjadi, market share Netflix bisa segera meningkat ke angka 56%. Hasil dari penggabungan dengan HBO yang juga punya pasarnya sendiri. Hal tersebut akan sangat mengganggu dunia bisnis yang memerlukan kompetisi agar konsumen dapat memilih mana yang tepat bagi mereka. Kompetisi juga bisa menekan harga karena tidak terjadi monopoli atau dominasi total dari sebuah perusahaan.
Dampak lain yang juga diantisipasi ialah hilangnya layanan streaming HBO dari muka bumi. Salah satu yang peduli hal tersebut adalah Tom Harrington dari Ender Analysis. โNetflix akan menjadi lebih mahal dan bahkan HBO Max dapat ditutup atau menjadi tidak penting,โ ujarnya.
Meski begitu, Ted Sarandos juga berujar, โKami pikir terlalu dini untuk memikirkan tentang bagaimana kami akan menyajikan layanan kepada para konsumen.โ Memang selalu ada kemungkinan setelah proses akuisis beres dan kedua perusahaan resmi merger nantinya.
ย
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



