Jakarta, Gizmologi โ Layanan AI DeepSeek telah menjadi nama besar dalam dunia kecerdasan buatan, dengan perusahaan seperti Huawei, Honor, Microsoft, dan beberapa produsen otomotif sudah menggunakan model R1 dalam produk dan layanan mereka. Platform buatan China ini dengan cepat mendapatkan popularitas di Amerika Serikat, bahkan berhasil posisi teratas di App Store. Pertanyaan yang selalu terlintas adalah akankah AS Blokir DeepSeek?
Namun, keberhasilan DeepSeek tampaknya menghadapi tantangan besar. CEO Arm, Rene Haas, menyampaikan kekhawatirannya kepada Financial Times bahwa layanan ini mungkin terpaksa ditutup karena implikasi kebijakan luar negeri. Statusnya sebagai perusahaan asal China membuat DeepSeek rentan terhadap tindakan pembatasan dari pemerintah Amerika Serikat.
Haas menyoroti situasi yang mirip dengan yang dihadapi TikTok, platform media sosial milik ByteDance yang juga berasal dari China. TikTok menghadapi ancaman pemisahan operasi AS-nya atau bahkan kemungkinan ditutup, meskipun larangan tersebut masih dalam tahap negosiasi dan penundaan. Jika skenario ini berlanjut, DeepSeek kemungkinan besar akan mengalami nasib serupa.
Pastinya terdapat banyak spekulasi dari para pengamat terkait tindakan AS blokir DeepSeek, mengingat nama DeepSeek memang sudah mencuat dan mencuri perhatian. Namun, apakah tindakan AS blokir DeepSeek bisa memperburuk keadaan dan hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok? Ini adalah alasan yang terjadi mengapa AS blokir DeepSeek.
Baca Juga: Microsoft dan DeepSeek: Saling Mendukung untuk Ekspansi Maksimal
Mengapa AS Blokir DeepSeek?

Pemerintah Amerika Serikat telah lama waspada terhadap perusahaan teknologi asal China yang beroperasi di wilayahnya. Salah satu alasan utama adalah kekhawatiran mengenai keamanan data dan potensi pengaruh pemerintah China dalam penggunaan teknologi tersebut. DeepSeek, yang berhasil menarik perhatian luas dengan kemampuannya dalam AI, kini masuk dalam radar pengawasan AS.
Meskipun DeepSeek tidak memiliki operasi resmi di AS, popularitasnya yang meroket membuat otoritas setempat semakin waspada. Pemerintah khawatir bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau bahkan memengaruhi opini publik melalui algoritma yang dikembangkan oleh perusahaan China. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa AS mempertimbangkan untuk membatasi akses terhadap platform ini.
Selain itu, AS juga ingin melindungi industri teknologi domestiknya dari persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan China. Dengan membatasi akses terhadap layanan AI seperti DeepSeek, AS berupaya memberikan ruang bagi perusahaan dalam negerinya untuk mengembangkan teknologi serupa tanpa ancaman kompetisi dari luar negeri
Dampak Larangan DeepSeek bagi Pengguna dan Industri

SAlah satu dampak yang terjadi dalam tindakan AS blokir DeepSeek, maka pengguna di AS mungkin masih dapat mengakses model AI ini secara terbatas. Karena DeepSeek R1 merupakan model AI open-source, pengguna masih memiliki opsi untuk mengunduh dan menjalankan model ini secara mandiri di perangkat mereka. Namun, layanan berbasis cloud dan aplikasi yang bergantung pada infrastruktur DeepSeek kemungkinan besar akan terkena dampaknya.
Bagi industri teknologi global, pembatasan terhadap DeepSeek bisa menjadi preseden bagi kebijakan serupa di masa mendatang. Banyak perusahaan internasional yang bekerja sama dengan DeepSeek mungkin harus mencari alternatif lain atau menyesuaikan strategi bisnis mereka agar tidak terkena dampak kebijakan AS.
Di sisi lain, langkah ini juga dapat memperburuk hubungan antara AS dan China dalam sektor teknologi. China mungkin akan merespons dengan kebijakan serupa terhadap perusahaan teknologi AS, yang bisa memicu eskalasi dalam perang dagang teknologi antara kedua negara. Dampak jangka panjang dari kebijakan ini masih harus diamati, tetapi yang jelas, keputusan AS untuk memblokir DeepSeek bukan hanya sekadar masalah teknologi, melainkan juga bagian dari dinamika geopolitik global.
AS Blokir DeepSeek berhasil menyoroti ketegangan yang terus berlangsung antara dua kekuatan teknologi terbesar di dunia. Dengan alasan keamanan nasional dan perlindungan industri domestik, AS berupaya membatasi pengaruh teknologi China di wilayahnya. Namun, langkah ini juga membawa dampak besar bagi pengguna, perusahaan, dan hubungan ekonomi global.
Bagi pengguna yang masih ingin mengakses DeepSeek, kemungkinan besar mereka harus mencari cara alternatif untuk menjalankan model AI ini secara lokal. Sementara itu, industri teknologi di seluruh dunia harus bersiap menghadapi kebijakan yang semakin ketat dalam persaingan AI antara AS dan China. Keputusan AS ini bisa menjadi awal dari era baru dalam regulasi teknologi global yang akan terus berkembang di masa mendatang.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



