Jakarta, Gizmologi – Larian Studios kembali menjadi perbincangan industri gim setelah mengumumkan Divinity, proyek terbaru yang dibangun di dunia Rivellon. Pengumuman ini dilakukan melalui trailer perdana di panggung The Game Awards 2025, memperlihatkan dunia yang tengah kacau dengan para dewa yang bungkam dan kekuatan baru yang bangkit. Bagi penggemar RPG, ini jelas menjadi salah satu kejutan terbesar tahun ini.
Keputusan Larian memakai nama Divinity untuk pertama kalinya dalam sejarah panjang franchise juga memancing rasa penasaran. Studio asal Belgia ini sebelumnya sukses besar lewat Baldur’s Gate 3, sebuah standar baru dalam genre RPG modern. Namun, membawa kembali dunia Rivellon bukan tanpa risiko ekspektasi fan lama tinggi, sementara Larian harus menyeimbangkan aksesibilitas untuk pemain baru.
Divinity tidak mengharuskan pemain memahami seri Original Sin. Namun begitu, para veteran Divinity: Original Sin dan DOS2 akan mendapatkan kontinuitas lore yang lebih kaya. Ini bisa jadi senjata sekaligus pedang bermata dua: fans lama akan merasa diundang kembali, tetapi gim ini tetap harus membuktikan bahwa identitas barunya punya pijakan kuat di luar nostalgia.
Ambisi yang Lebih Besar dari Sebelumnya

Larian menyebut Divinity sebagai RPG dengan “breadth and depth” paling besar yang pernah mereka buat. Dengan reputasi BG3 yang memenangkan berbagai penghargaan Game of the Year, standar ambisi ini tentu tidak kecil. Ekspektasi akan sistem kebebasan interaksi, kedalaman karakter, hingga storytelling emergent otomatis melekat pada tiap proyek Larian.
Swen Vincke, pendiri sekaligus game director, mengatakan bahwa ini adalah Divinity yang “selalu ingin mereka buat.” Pernyataan ini memberi kesan bahwa Larian akhirnya berada pada tahap teknologi dan kreativitas yang cukup matang untuk menciptakan visi yang selama ini tertunda. Namun, pernyataan besar seperti ini juga memunculkan pertanyaan: apakah ambisi ini bisa dikelola dalam scope yang realistis, atau justru berpotensi menimbulkan tekanan produksi?
Rivellon Yang Baru, Tapi Familiar
Dalam keterangan resminya, Larian menegaskan bahwa Divinity menghadirkan versi Rivellon yang lebih intim dan personal, tetapi tetap sarat konflik besar. Dengan para dewa yang diam dan dunia yang “berdarah,” gim ini tampaknya akan mengangkat tema gelap dan dramatis. Pendekatan ini sangat berbeda dibanding nada lebih nakal dan eksperimental di Original Sin, yang bisa membuat sebagian pemain merindukan nuansa lamanya.
Di sisi lain, keputusan membangun dunia baru dalam setting familiar memberikan ruang yang luas untuk eksperimen. Narasi, sistem pertarungan, serta adaptasi teknologi baru kemungkinan menjadi sorotan utama saat gim ini mendekati perilisan. Yang pasti, Divinity bukan sekadar nostalgia ini adalah upaya Larian melepaskan segala batasan kreatif sebelumnya dan menciptakan RPG yang lebih matang.
Larian belum mengungkap tanggal rilis atau platform yang dituju. Namun jika melihat rekam jejak mereka, perjalanan menuju perilisan Divinity kemungkinan akan panjang, transparan, dan sangat dinanti komunitas RPG global.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



