Drama akusisi Elon Musk atas Twitter terus bergulir. Setidaknya dalam seminggu terakhir kebijakan bos Tesla atas platform media sosial tersebut terus menjadi sorotan.
Genap seminggu Elon Musk membeli Twitter secara resmi, sudah banyak kebijakan dia yang bikin geleng-geleng kepala. Meskipun dia sempat berdalih membeli platform tersebut atas nama kemanusiaan, ternyata tidak begitu kenyataannya.
Setidaknya inilah yang disorot dari berbagai pihak, mulai dari kalangan pengguna hingga karyawan Twitter. Seperti apakah kebijakan-kebijakan tersebut? Inilah daftar yang Gizmologi rangkum dalam seminggu terakhir:
Membawa Wastafel ke Kantor Twitter
Ketika sedang menuntaskan proses akuisisi Twitter, Elon dengan santainya membawa sebuah wastafel. Meskipun terlihat kurang kerjaan, perbuatan ini disinyalir merupakan isyarat bahwa dia akan memberlakukan kebijakan brutal untuk Twitter.
Hal ini terlihat dari postingan video di akun Twiter pribadinya, di mana dia membawa sebuah wastafel ketika memasuki gedung kantor Twitter. Dia membawa benda tersebut dengan santainya sambil terkekeh kepada si perekam video.
Jika yang merekam video tersebut adalah pegawai Twitter, entah bagaimana nasibnya sekarang ini. Kenapa? Simak di bawah ya!
Memecat Petinggi Twitter
Kebrutalan perdana Elon Musk di Twitter adalah ditandai dengan dipecatnya para petinggi di sana, seperti Parag Agrawal (Chief Executive), Ned Segal (Chief Departemen Finansial), dan Vijaya Gadde (Chief Departemen Legal). Mereka dipecat karena dianggap telah menyesatkan dirinya dan para investor lainnya tekait audit jumlah akun palsu di platform tersebut.

Lebih parahnya lagi, pemecatan tersebut dilakukan ketika Agrawal dan Segal sedang berada di kantor Twitter. Elon juga langsung menobatkan dirinya sendiri sebagai Chief di perusahaan tersebut.
Membebaskan Twitter Sebebas-bebasnya
Selama ini Elon berpendapat Twitter bukanlah tempat yang nyaman bagi orang untuk berpendapat. Regulasi yang dibuat platform ini dianggap mengekang kebebasan berpendapat dan menjadi ruang gema untuk menebar kebencian dan perpecahan.
Dengan memulai kicauan “the bird is freed”, dia seolah memberi ruang bagi kelompok konversatif secara politik di Amerika Serikat untuk bersuara. Bisa ditebak, kalangan dari kelompok liberal pun bergejolak.

Beberapa kalangan artis Hollywood tidak setuju dengan kebijakan Elon tersebut dan langsung meninggalkan Twitter. Apalagi dia disinyalir akan mencabut blokir atas akun Donald Trump yang selama ini kicauannya dianggap memecah belah rakyat Amerika Serikat.
Memberlakukan Tarif untuk Akun Centang Biru
Secara mengejutkan, Elon yang awalnya mengaku tidak akan menjadikan Twitter sebagai tempat memperkaya diri justru mengambil kebijakan yang bisa dibilang bertolak belakang. Ya, dia malah menggulirkan kewajiban membayar iuran sebesar US$8 per bulan bagi mereka yang memiliki akun centang biru dengan dalih untuk kekuatan rakyat.

Tentu saja kebijakan ini menuai kritik, di mana salah satunya adalah novelis horor Stephen King yang menilai harusnya dia yang dibayar pihak Twitter bukan malah sebaliknya. Tweet dia soal ini langsung “digas” Elon dengan menuliskan bahwa Twitter tetap harus membayar tagihan dan tidak bisa bergantung sepenuhnya terhadap pemasang iklan.
Baca juga: Jumlah Akun Centang Biru Twitter yang Mulai Wajib Bayar Biaya Bulanan
Memecat Setengah dari Total Karyawan Twitter
Yang terakhir mungkin yang paling brutal. Ya, per Jumat (4/11/2022) ini, seperti dilansir Bloomberg, Elon mengumumkan bahwa pihaknya akan memecat sebanyak 3.700 pekerja di Twitter yang berarti sekitar setengah dari jumlah total pekerja di sana.

Adapun alasan dia memberlakukan PHK adalah untuk memangkas biaya operasional. Meskipun pemberitahuan ini belum resmi diberikan kepada pekerja di sana, namun dia dan berbagai eksekutif senior beserta advisor sedang membicarakan kesepakatan pesangon senilai 60 hari kerja.
Selain itu, bagi karyawan yang tetap dipertahankan di Twitter bakal wajib hadir secara penuh untuk bekerja di kantor. Hal ini kebalikan dari kebijakan sebelumnya, di mana mereka bisa bekerja dari mana saja selama pandemi COVID-19.
Baca juga: Pekerja di Twitter Boleh Work From Home, Elon Musk Pilih Kasih?
Jadi, itulah kebijakan brutal Elon Musk terhadap Twitter dalam semnggu terakhir. Bisa jadi, ini bukan yang terakhir, karena dia tampaknya masih akan melakukan kebijakan besar lainnya.
Setelah sukses membeli Twitter senilai US$44 miliar, tampaknya Elon benar-benar menunjukkan kekuasaannya atas platform tersebut dengan kebijakan yang brutal tersebut.
Nah, menurut kalian apakah kebijakan-kebijakan tersebut sudah tepat?
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




