Jakarta, Gizmologi โ Industri game kembali dihadapkan pada masalah klasik, yakni RAM. Hal ini sendiri bisa terjadi karena kebutuhan AI atau AI Demand yang semakin meningkat, sehingga pemasok RAM terbesar salah satunya adalah Micron Technology ingin mengubah strategi bisnis mereka untuk hanya menghadirkan RAM Enterprise saja.
Melansir dari Insider Gaming, selama ini dampak paling terasa memang di pasar PC, mulai dari harga memori yang melonjak hingga tertundanya rilis perangkat keras baru. Namun laporan terbaru menyebut bahwa efek domino itu kini mulai merambah ke dunia konsol.
Memang produsen konsol besar seperti Microsoft dan Sony disebut tengah berdiskusi soal kemungkinan menunda peluncuran generasi konsol berikutnya. Padahal sebelumnya, Xbox dan PlayStation generasi baru diperkirakan hadir sekitar 2027 atau 2028.
Baca Juga: Call of Duty Siap Masuk Ke Nintendo Switch 2? Begini Penjelasannya
Produsen Konsol Mulai Hitung Ulang Strategi

Alasan utama yang disebut adalah belum stabilnya harga dan ketersediaan Random Access Memory. Permintaan dari industri AI membuat produsen memori seperti Samsung bahkan mulai mengalihkan sebagian produksi NAND ke DRAM. Masalahnya, proses penyesuaian rantai pasok ini tidak instan dan butuh waktu cukup lama.
Bagi produsen konsol, kondisi ini jelas menyulitkan. Kenaikan harga DRAM dan NAND bukan hanya menekan margin keuntungan, tapi juga memaksa mereka mempertimbangkan kenaikan harga jual. Dalam konteks pasar konsol yang sensitif terhadap harga, keputusan seperti ini berisiko menghambat adopsi sejak hari pertama rilis.
Antara Menunda Rilis dan Menekan Harga

Di satu sisi, menunda peluncuran bisa memberi ruang bagi pasar untuk menormalkan pasokan RAM. Namun di sisi lain, siklus hidup konsol yang makin panjang berpotensi membuat pemain merasa stagnan, terutama ketika PC terus melaju dengan teknologi baru.
Selain itu, belum ada kejelasan soal seberapa besar pengaruh kelangkaan RAM terhadap spesifikasi final konsol next-gen. Jika produsen memilih bertahan dengan jadwal awal, bukan tidak mungkin mereka akan menekan kapasitas memori atau melakukan efisiensi di area lain, yang tentu berdampak ke performa jangka panjang.
Bagi gamer, ini berarti pilihan yang kurang ideal. Menunggu lebih lama dengan harapan konsol hadir lebih matang, atau menerima perangkat lebih cepat dengan risiko harga mahal dan spesifikasi yang mungkin tidak optimal. Kelangkaan RAM yang dipicu oleh AI akhirnya bukan cuma jadi masalah industri teknologi, tapi juga mengubah peta persaingan di dunia konsol.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



