Jakarta, Gizmologi – Pada gelaran D.Futuro 2024 ini berhasil mendatangkan banyak nama-nama hebat, salah satunya adalah Teuku Riefky Harsya, Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Pada gelaran ini, pihak Kementerian Ekonomi Kreatif menyoroti perkembangan Intellectual Properties yang sudah dimiliki oleh Indonesia, dan juga mereka menyoroti perkembangan dunia kreatif di Indonesia.
Mengingat, dunia kreatif di Indonesia meliputi berbagai kekayaan intelektual seni, musik, hingga perkembangan industri game. Teuku Riefky Harsya mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar jika dilihat dari berbagai dobrakan, serta hasil karya yang sudah dipamerkan. Bahkan, hasil karya anak bangsa sendiri sudah beberapa kali dilirik oleh mata dunia. Maka dari itu, dirinya sendiri sudah berani mengatakan bahwa potensi Indonesia bersaing dimata internasional cukup besar.
Beberapa kali game-game buatan Indonesia masuk ke nominasi acara perhargaan bergengsi di industri game dunia. Selain itu, sudah banyak musisi yang juga sudah mengisi berbagai chart dan billboard bergengsi global. Bahkan, para seniman yang mengutamakan digital art, seni lukis, dan seni-seni gambar juga sudah mulai dilirik dan digunakan jasanya dalam mengembangkan berbagai acara atau perusahaan multinasional.
“Kita harus optimis dengan kekayaan intelektual dan digitalisasi yang sudah kita jalankan sekarang. Dari segi kreatif, Indonesia memang mempunyai potensi yang besar, dan sekarang dunia kreatif Indonesia sudah mulai dilirik oleh dunia, dan ini yang patut kita banggakan,” ungkap Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya.
Baca Juga: Dua Tahun Jobstreet Express di Indonesia, Jangkau Hingga Lebih dari 400 Kabupaten
Potensi Dunia Kreatif Indonesia untuk Bersaing Secara Global

Potensi dunia kreatif Indonesia untuk bersaing di kancah internasional memang tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun dari para pelaku industri itu sendiri. Salah satu faktor penting yang mendorong perkembangan ini adalah keberagaman budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Kekayaan ini menjadi sumber inspirasi yang unik dan otentik bagi para kreator, seniman, dan pengusaha di industri kreatif.
Teuku Riefky Harsya menambahkan bahwa Indonesia saat ini telah memiliki berbagai intellectual property (IP) yang menjadi aset berharga dalam bersaing secara global. IP ini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari karakter-karakter animasi yang berbasis budaya lokal, cerita rakyat yang diadaptasi menjadi film atau novel grafis, hingga desain-desain batik dan kain tradisional yang dimodifikasi agar relevan dengan tren mode internasional.
Salah satu contoh nyata dari daya saing tersebut adalah keberhasilan beberapa studio animasi dan developer game Indonesia yang mampu menjalin kerja sama dengan perusahaan besar dunia. Contohnya, serial animasi yang dibuat oleh studio Indonesia telah ditayangkan di platform streaming internasional, membawa nilai budaya Indonesia ke pasar yang lebih luas. Begitu juga dengan game-game buatan lokal yang berhasil menarik perhatian pasar global karena mengangkat elemen cerita dan karakter yang kaya akan budaya nusantara.
Selain itu, industri musik Indonesia juga semakin mendapat tempat di kancah internasional. Banyak musisi Indonesia yang kini berkolaborasi dengan musisi mancanegara, memperkenalkan genre musik khas Indonesia dan memperkaya repertoar musik global. Dengan kemajuan teknologi dan platform digital, musik Indonesia kini semakin mudah diakses oleh pendengar di seluruh dunia, membuka peluang lebih besar bagi musisi lokal untuk dikenal di tingkat internasional.
Fase Kolaborasi – Inovasi – Adaptasi Jadi Sangat Krusial
Teuku Riefky Harsya sebagai Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia mengatakan bahwa terdapat fase yang sangat krusial dalam mengembangkan ekonomi kreatif dan bisa mengembangkan dunia kreatif Indonesia, ia menamakan sebagai Kolaborasi – Inovasi – Adaptasi. Fase tersebut merupakan fase awal dan sangat bisa dijadikan sebagai acuan untuk para seniman untuk mengembangkan industri kreatif di Indonesia.
Dengan melakukan kolaborasi, para pelaku bisnis atau pelaku kreatif bisa memadukan kreativitas dan kemampuannya bersama-sama untuk memikirkan ide besar, dan dari ide besar tersebut bisa menciptakan inovasi baru yang bisa sangat mengharumkan nama Indonesia. Kemudian, dari inovasi tersebut bisa dikembangkan dan disempurnakan, sehingga para penikmat dan pengembang bisa beradaptasi dengan ekosistem yang sudah ada.
“Terdapat 3 fase krusial yang mampu mengembangkan ekonomi kreatif dan mampu menjadi pilar yang mengangkat nama Indonesia ke kancah dunia. Fase tersebut saya namakan Kolaborasi, Inovasi, dan Adaptasi, dan saya selalu berharap bahwa ini bisa menjadi acuan para pelaku bisnis dan pelaku kreatif dalam mengembangkan industri kreatif dan ekonomi Indonesia,” tutup Teuku.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




