Jakarta, Gizmologi – Selain perkembangan layanan hingga aplikasi yang semakin banyak hadir dalam bentuk digital, gamifikasi juga dinilai mampu meningkatkan performa bisnis, dengan tren yang diklaim bakal terus naik hingga beberapa tahun ke depan. Gamifikasi dipercaya bakal mampu hadirkan terobosan lebih jauh di berbagai sektor industri, mulai Pendidikan hingga kesehatan.
Hal tersebut dipaparkan oleh sub-brand milik Agate International, yakni Level Up powered by Agate. Melalui sesi diskusi yang diadakan dalam gelaran acara Tech in Asia Conference Kamis (19/10) lalu, disebutkan bila pasar gamifikasi diproyeksikan bakal tumbuh dari USD9,1 miliar pada 2020, menjadi hingga USD30,7 miliar di tahun 2025 mendatang, dengan Compound Annual Growth Rate sebesar 27,4%.
Menurut Shieny Aprilia, co-founder dan CEO Agate, gamifikasi dalam dunia bisnis sudah tidak lagi menjadi pilihan, namun sudah menjadi kebutuhan. “Gamifikasi bukan lebih dari sekadar hiburan; ini adalah kunci untuk mengoptimalkan interaksi pasar, memperkuat merek, dan meningkatkan produktivitas di tempat kerja.”
Baca juga: Riset Mekari: 62 Persen Bisnis di Indonesia Mulai Adopsi AI
Beri Dampak Positif Terhadap Karyawan Hingga Hasil Bisnis Keseluruhan

Dengan inovasi digital yang semakin banyak mempengaruhi bisnis, Agate menghadirkan Level Up Gamification Framework. Ini adalah sebuah model yang dapat mengintegrasikan teori akademis dan implementasi praktis, dirancang untuk membantu perusahaan dalam memanfaatkan potensi penuh gamifikasi dalam pengembangan merek dan pertumbuhan strategi SDM sebuah organisasi maupun perusahaan.
“Level Up powered by Agate telah mengembangkan solusi lengkap dimulai dari ‘turn-key’ dan ‘custom-gamification’ untuk membantu bisnis mengadopsi gamifikasi dengan mudah,” jelas Junialdi Dwijaputra, Head of Level Up powered by Agate lewat sebuah kesempatan luring, Kamis (19/10). Ia menambahkan, pihaknya telah merancang pendekatan serta framework yang sesuai dengan kebutuhan beragam jenis bisnis.
Menjadi salah satu klien Agate yang sudah menerapkan framework berbasis gamifikasi, Gregory Kurnia selaku CEO DEUS turut mengonfirmasi bila model tersebut dapat memberikan benefit cukup besar terhadap sebuah perusahaan. Ia menyebutkan, telah ada peningkatan signifikan dalam keterlibatan pelanggan, produktivitas karyawan, serta hasil bisnis secara keseluruhan. Membuat gamifikasi tidak hanya sebagai tren, namun solusi yang berdampak besar.
Level Up Gamification Framework merupakan hasil dari pengamatan terhadap kekosongan dalam kerangka kerja gamifikasi saat ini, di mana sebagian besar kerangka kerja tak memiliki persyaratan teknis yang diperlukan. “Dengan fokus pada akademis dan aplikasi praktis, kerangka kerja kami adalah alat yang dirancang untuk membantu bisnis memaksimalkan potensi gamifikasi dengan cara yang tepat, efisien, dan efektif,” tambah Junaidi.
Gamifikasi Berbasis AI Bakal Ngetren di 2024

Selain hadirkan kerangka kerja yang dirancang untuk berbagai kebutuhan bisnis, Agate juga memaparkan empat tren gamifikasi yang semakin berkembang di tahun 2024. Salah satunya termasuk in-app gamification, alias memberikan elemen game dalam aplikasi non-game. Diklaim mampu meningkatkan minat interaksi pengguna lebih lama untuk mendapat lebih banyak pencapaian.
Penggunaan AI untuk personalisasi pengalaman gamifikasi juga bakal menjadi tren ke depannya. Bentuknya sendiri bisa berupa chatbot berbasis avatar untuk pemasaran, maupun platform pembelajaran korporat gamifikasi berbasis data. Virtual events juga bisa menjadi tren paling menarik ke depannya, diterapkan dalam acara perusahaan.
Yang terakhir, adalah gamifikasi dalam pertumbuhan karyawan. Riset dari Spinify sebutkan bila pendekatan ini dapat meningkatkan kinerja siswa hingga mendekati 35%, dengan peningkatan hasil hingga 89,45%, dan retensi mencapai 90%. Hal sejenis bisa diterapkan terhadap karyawan untuk menaikkan potensi masing-masing individu.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




