Jakarta, Gizmologi – Generasi muda di Indonesia, khususnya Generasi Z dan Milenial, semakin gencar terjun ke dunia investasi kripto. Terinspirasi oleh semangat Sumpah Pemuda, mereka mencari alternatif untuk mengelola keuangan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan bahwa lebih dari 60% investor kripto di Indonesia berusia 18-30 tahun, menunjukkan dominasi generasi muda dalam ekosistem kripto nasional.
Dengan kehadiran teknologi blockchain dan kemudahan akses informasi, investasi kripto dianggap sebagai instrumen investasi yang potensial bagi generasi muda. Investasi ini menawarkan alternatif di luar pasar keuangan tradisional, yang dinilai mampu memberikan kontrol lebih terhadap aset dan berpotensi menghasilkan keuntungan. Kepala Bappebti, Kasan, mengungkapkan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh antusiasme tinggi generasi muda terhadap aset digital dan kesadaran pentingnya literasi keuangan dalam mengambil keputusan investasi.
Dalam survei yang dilakukan Indonesia Millennial and Gen Z Report (IMGR) 2024, semakin banyak generasi muda yang mulai menyusun anggaran keuangan secara teratur dan menyisihkan sebagian pendapatan untuk investasi, termasuk di dalamnya kripto. Ini menandakan bahwa kesadaran untuk mengelola keuangan dengan bijak telah menjadi prioritas bagi mereka. Perubahan ini dipandang sebagai langkah positif menuju kemandirian finansial generasi muda Indonesia.
“Generasi Z dan Milenial di Indonesia semakin mendominasi investasi kripto, dan hal ini sudah menunjukkan antusiasme tinggi pada aset digital sebagai alternatif pengelolaan keungan. Kemajuan teknologi, termasuk blockchain sudah berhasil dalam menarik minat generasi mudah terhadap dunia investasi kripto,” jelas Kasan.
Baca Juga: Makin Stabil, Bitcoin Naik 9% Pasca Pemotongan Suku Bunga
Faktor Pendorong Generasi Muda dalam Memilih Kripto

Salah satu faktor utama yang mendorong generasi muda memilih kripto sebagai investasi adalah tingginya adaptasi mereka terhadap teknologi digital. Generasi Z dan Milenial merupakan ‘penduduk asli’ digital yang tumbuh di era internet dan media sosial. Keberadaan teknologi ini telah menjadi bagian dari keseharian mereka, sehingga membuat mereka lebih mudah menerima dan memahami konsep kripto yang berbasis blockchain. Hal ini dibuktikan dengan data investor kripto di Indonesia hingga September 2024, yang menunjukkan bahwa 26,9% investor berusia 18-24 tahun dan 35,1% berusia 25-30 tahun.
Selain itu, ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan tradisional turut mendorong generasi muda mencari alternatif investasi yang lebih terdesentralisasi. Di dunia kripto, mereka merasa memiliki kontrol yang lebih besar atas aset yang dimiliki tanpa adanya perantara. CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan bahwa generasi muda empat kali lebih sering berinvestasi dalam aset kripto dibandingkan generasi sebelumnya. Menurutnya, ini adalah indikasi bahwa mereka ingin lepas dari keterbatasan sistem keuangan lama dan mulai menata masa depan finansial dengan cara yang lebih fleksibel.
“Generasi Z dan Milenial sudah empat kali lebih sering melakukan investasi kripto dalam aset kripto dibandingkan generasi yang lebih tua. Di Tokocrypto sendiri sudah lebih dari 60% investor merupakan kalangan muda. Kami menyadari pentingnya edukasi agar mereka dapat mengelola investasi ini dengan bijak dan memahami risiko yang ada,” ungkap Wan Iqbal, CMO Tokocrypto.
Faktor ekonomi juga memainkan peran penting dalam keputusan mereka. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tingginya biaya hidup, banyak generasi muda yang melihat kripto sebagai peluang untuk memperbaiki kondisi finansial. Kripto menawarkan potensi keuntungan yang dapat setara dengan investasi lainnya, sehingga menjadi solusi bagi mereka yang ingin hidup lebih sejahtera dan stabil secara finansial. Iqbal juga menambahkan bahwa generasi muda sangat antusias dalam mengadopsi teknologi baru, seperti Web3, yang memberikan keuntungan awal dalam mengikuti perkembangan pasar kripto.
Pentingnya Literasi Keuangan untuk Investasi Kripto yang Cerdas

Meski tren investasi kripto di kalangan generasi muda terus meningkat, literasi keuangan mereka masih perlu diperkuat. Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan remaja Indonesia usia 15-17 tahun hanya mencapai 51,7%. Angka ini masih tertinggal dibandingkan kelompok usia dewasa, yang berarti masih ada kesenjangan pemahaman mengenai risiko dan cara pengelolaan investasi kripto yang benar.
Dalam menghadapi tantangan ini, pelaku industri kripto di Indonesia, seperti Tokocrypto, menekankan pentingnya edukasi dan literasi keuangan. Wan Iqbal menjelaskan bahwa edukasi diperlukan agar generasi muda bisa memahami risiko dan potensi investasi kripto secara mendalam. Mereka juga didorong untuk lebih bijak dalam mengelola aset digital yang mereka miliki. Dengan adanya akses terhadap informasi dan edukasi yang tepat, generasi muda akan lebih mampu mengambil keputusan investasi yang cerdas dan tidak tergiur oleh janji keuntungan instan.
Upaya penguatan literasi keuangan yang dilakukan secara berkelanjutan diharapkan dapat membantu generasi muda untuk menghindari potensi kerugian yang disebabkan oleh minimnya pemahaman. Dalam hal ini, Bappebti dan berbagai pihak terkait turut mendukung penyediaan informasi yang akurat serta edukasi yang mudah diakses oleh generasi muda. Literasi keuangan yang baik akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa minat tinggi terhadap kripto ini dapat berkontribusi positif bagi perekonomian pribadi maupun nasional.
Masa Depan Generasi Muda dan Semangat Sumpah Pemuda
Investasi kripto kini menjadi bagian dari strategi finansial generasi muda Indonesia dalam menggapai kemandirian ekonomi. Sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang mengedepankan keberanian dan tekad kuat dalam meraih masa depan yang lebih baik, investasi kripto diharapkan bisa menjadi alat bagi mereka untuk mencapai kemandirian finansial dan kesejahteraan. Generasi muda yang teredukasi dan peka terhadap perkembangan teknologi serta perubahan ekonomi akan lebih mampu menghadapi tantangan global yang terus berubah.
Dengan adanya literasi keuangan yang memadai, Generasi Z dan Milenial diharapkan dapat meraih kemerdekaan finansial yang sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda. Mereka diharapkan dapat menjadi generasi yang lebih mandiri, tidak hanya dalam hal finansial tetapi juga dalam mengambil langkah yang bijak untuk masa depan yang lebih cerah. Penguatan literasi finansial akan membantu mereka memaksimalkan peluang di sektor kripto sekaligus mengurangi risiko yang mungkin muncul.
Ke depan, edukasi finansial akan tetap menjadi elemen penting dalam mendukung generasi muda Indonesia agar semakin siap menghadapi tantangan ekonomi digital. Dengan semangat inovasi, tekad, dan tanggung jawab, investasi kripto diharapkan bisa menjadi sarana untuk mewujudkan mimpi generasi muda dan berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Semoga dengan demikian, mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan mandiri di masa depan.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


