Sebagai market leader, Samsung memiliki varian produk yang sangat luas. Untuk flagship saja punya dua seri yaitu S Series dan Note series. Kemudian di kelas midrange ada A Series yang menjadi jajaran mainstream dan M series yang lebih mengandalkan kekuatan baterai. Di seri M ini, ada produk terbaru yaitu Samsung Galaxy M30.
Sebelum Samsung Galaxy M30, sudah ada dua produk M series yang muncul lebih dulu yaitu M10 dan M20. Munculnya seri Galaxy M30 membuat Samsung makin kompetitif dalam bersaing di kelas ponsel midrange alias pasar kelas menengah.
Menurut pihak Samsung, anggota keluarga baru dari M Series ini memenuhi keinginan konsumen Indonesia atas fitur yang paling dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Setidaknya ada tiga kelebihan utama di Samsung Galaxy M30 yaitu baterai 5.000 mAh, layar 6,4 inci Super AMOLED dan dilengkapi 3 kamera.
Baca juga: Hands on Samsung Galaxy A50s: Pembaruan dengan Fitur NFC, Super Steady dan Game Booster
Ponsel ini ketika diluncurkan pada akhir Juli 2019, dipasarkan dengan harga Rp 3,399 jutaan. Sekarang, saat saya mengecek di official store Lazada.co.id, harganya sudah turun menjadi Rp2.899.000. Berbeda dengan seri lain, M series memang hanya dipasarkan secara online agar lebih kompetitif. Nah, untuk mengetahui lebih jauh kemampuannya, mari simak review Samsung Galaxy M30 berikut ini.
Desain
Galaxy M30 masih menggunakan material plastik untuk bodi luarnya. Dipadu dengan tampilan warna gradasi hitam dan biru, sebenarnya membuat tongkrongan ponsel jadi lebih elegan. Menghilangkan kesan murah dari sebuah ponsel. Dan ketika kamu memilih menggunakan silicon transparan sebagai pelindung tambahan, ponsel ini bisa tetap enak dilihat.
Apabila vendor lain menyebut konsep desainnya “waterdrop”, maka Samsung punya istilah “Infinity-U” pada tampilan display M30. Sebenarnya kedua istilah tersebut mirip, dan berusaha mendiskripsikan keberadaan kamera depan yang dikurung lekukan display layar. Sebuah desain yang agak mengganggu apabila hendak memaksimalkan tampilan layar ponsel. Apalagi desain tersebut sudah mulai ditinggalkan merk lain yang memanfaatkan mekanisme kamera tersembunyi.
Di luar dari keberadaan kamera, M30 dibekali layar seluas 6,4 inci, sedikit lebih besar dari pendahulunya M20 maupun A30. Layar besar tersebut dibarengi dengan rasio screen-to-body 84,2 persen. Relatif nyaman digunakan tanpa terganggu bezel tipis di sekitarnya. Sisanya adalah soal selera apakah kamu termasuk penikmat layar besar ala M30 atau justru memilih ukuran yang lebih kecil.
Secara garis besar ponsel Samsung di rentang Rp 2 – 3 jutaan memiliki tarikan desain dan garis layar yang cenderung sama saja. Apalagi bila hanya melihat sekilas mata. Berbeda ketika beralih ke bagian belakang ponsel M30. Kamu akan menemukan tiga buah kamera belakang dengan fungsi berbeda. Ditambah keberadaan lampu flash, serta pemindai sidik jari pada bagian tengah atasnya.
Sementara itu di sisi samping ponsel jelas terdapat port dan fungsi standar dari sebuah ponsel. Seperti pada bagian atas dengan lubang noise-cancel. Pada bagian bawahnya terdapat port audio jack 3.5 mm, port charging USB type-C, mic, dan speaker. Beralih ke sisi kanan bisa ditemukan tombol power dan volume. Terakhir di sisi kiri dengan slot yang bisa memuat 2 buah micro-SD dan satu buah memori eksternal hingga 1 TB.
Seluruh desain dan display terangkum dalam sebuah ponsel berdimensi 159 x 75,1 x 8,5 milimeter. Dengan bobot sekitar 174 gram, membuat Galaxy M30 sedikit mantap ketika digenggam. Dan bobot tersebut, menariknya cukup membuat saya melupakan bahwa bodi ponsel bermaterial plastik.
Secara keseluruhan saya sih memang suka dengan desain sederhana seperti Galaxy M30 ini. Apalagi pilihan gradasi warna dengan dasar hitam yang dieksekusi dengan apik. Hanya keberadaan kamera depan saja yang membuat kenyamanan sedikit berkurang. Semua kembali ke selera.
Display
Samsung tentu saja menjadikan Galaxy M30 secara spesifikasi lebih tinggi daripada M10 dan M20. Selain karena secara urutan seri berbeda, selisih harga yang mencapai lebih dari Rp 500rb juga bisa jadi sebab. Maka uang yang nantinya kamu habiskan, jika memutuskan membeli ponsel ini, jadi tidak sia-sia toh.
Pembeda pertama untuk Galaxy M30 dari pendahulunya adalah ukuran layar yang diperbesar menjadi 6,4 inci. Selain itu, keluhan pengguna terhadap layar M20 yang masih menggunakan teknologi TFT mendapat respon positif nih. M30 sudah sah menggunakan layar bertipe Super AMOLED. Sebuah fitur layar yang selama ini menjadi kelebihan dari ponsel lansiran Samsung.
Layar Super AMOLED mampu menghasilkan hingga 16juta warna. Ditambah resolusi prima Full High Definition 1080 x 2340 piksel, tersaji pada rasio 19,5:9 dan kedalaman warna hingga 403 ppi. Dan seperti sudah disebutkan tadi bahwa layar Galaxy M30 tersaji pada rasio 82,4 persen tampilan layar dari keseluruhan dimensi ponsel.
Ketika digunakan, layar ponsel meninggalkan jejak jari setelahnya. Saya sangat menganjurkan untuk bersegera memasangkan anti gores tersendiri apabila memanfaatkan ponsel ini sebagai daily driver. Termasuk bersegera memasangkan cover, yang melindungi jejak jemari pada bodi ponsel. Semua ini tentu untuk kebaikan kita bersama. Hehe.
Kamera
Menurut saya, Samsung termasuk salah satu produsen yang ponselnya memiliki kualitas kamera cukup baik. Termasuk terobosan yang mereka lakukan pada seri A70 dengan model mekanisme rotasi. Hanya saja, kita tentu diminta lebih realistis bila membicarakan apa yang ditawarkan pada sebuah ponsel dengan harga jual Rp 3 jutaan, seperti Galaxy M30.
Pendekatan utama untuk pasar yang dilakukan oleh Samsung ketika memperkenalkan Galaxy M30 memang tidak hanya menitikberatkan pada fitur kameranya. Ponsel ini didesain untuk mereka yang lama menghabiskan waktu bersosial media ataupun gaming, lewat kapasitas baterai yang besar. Ada sedikit sanksi juga ketika di dalam ponsel ini bisa ditemukan fitur 3 kamera belakang.
Kamera belakang Galaxy M30 memiliki kemampuan berbeda. Hal yang lumrah bisa ditemui pada ponsel berkonsep serupa. Dengan kapasitas lensa masing-masing 13 MP f/1.9 PDAF, 5 MP f/2.2 12 mm(ultrawide), dan 5 MP f/2.2 (depth sensor), kamu bisa memanfaatkannya untuk hasil foto berbeda. Meski hasil yang didapatkan bisa berbeda tergantung kemampuan fotografi tiap orang.
Dalam tiap uji coba ponsel seperti ini, saya selalu menempatkan diri saya pada posisi amatir dan tidak terlalu peduli pencahayaan maupun gerak objek. Hasilnya kinerja kamera milik Galaxy M30 memang lebih maksimal dengan lensa terbaiknya 13 MP. Pencahayaan menjadi agak noise bila memanfaatkan fitur ultrawide. Sementara hasil bokehnya termasuk biasa saja, meski tak bisa dibilang jelek juga.
Samsung tentu paham benar bahwa penggunanya tak semua apik memainkan fitur kamera. Maka selain fitur PRO yang selalu nyempil di tiap kamera ponselnya. Samsung juga menjejalkan fitur pengaturan mudah. Seperti mengatur tingkat kecerahan dan blur pada foto bokeh, yang bisa segera diaplikasikan saat hendak mememotret. Jadi meski saya dan kamu sama-sama amatir, namun bisa tetap berharap hasil fotonya tampak seperti seorang profesional.
Bagaimana dengan kamera depannya? Kualitas kamera depan ponsel masa kini memang jauh lebih baik dari kamera belakang. Modal lensa 16 MP sudah barang tentu bisa mendongkrak tampilan diri agar tak lelah berfoto berulang-ulang. Fitur kamera depan Galaxy M30 juga sederhana saja, tak ada ragam stiker tak penting. Kamu bisa mengaktifkan mode filter dan beauty sekaligus, di mana semakin tinggi intensitas maka semakin bercahaya wajahmu dibuatnya.
Fitur kamera yang memudahkan pengambilan gambar seperti HDR otomatis, Panorama, maupun burst shot untuk foto rangkaian bisa dengan mudah ditemukan. Selebihnya adalah kehandalan insting yang bermain untuk mendapatkan momen dan hasil foto terbaik.
Hasil foto kamera Samsung Galaxy M30






Fitur
Sejak pertama kali diaktifkan, Galaxy M30 sudah menggunakan sistem Android Pie 9.0. Hal itu membuat pengguna tak perlu lagi melakukan pembaruan perangkat lunak, seperti yang didapati pada seri M20. Dari basis sistem tersebut, Samsung tetap memanfaatkan perangkat antarmuka One UI, kreasi mereka sendiri.
Sedikit mengenai One UI. Sistem ini merupakan kreasi terbaru dari Samsung yang aktif diaplikasikan pada ponsel terbaru di 2019. Beriringan dengan hadirnya Android Pie 9.0. One UI hadir sebagai terobosan Samsung dalam mengintegrasikan perangkat keras dan lunak miliknya.
Sistem One UI berperan dalam menyederhanakan fitur fungsi telepon, email, maupun notes milik Samsung. Selain itu, tampilan menu juga dibuat lebih sederhana lagi dan tepat guna. Sedikit mengingatkan pada ponsel Vivo yang tampilannya memang sederhana dan ringkas.
Selebihnya fitur serupa ponsel di kelas yang sama, bisa ditemukan pula pada Galaxy M30. Pemindai sidik jari (fingerprint) sudah menjadi menu wajib bagi ponsel saat ini yang bisa ditemukan. Belum lagi kemampuan suara yang sudah dilengkapi Dolby Atmos. Menghadirkan gelombang suara yang lumayan stabil dalam posisi full volume. Memperkaya kehadiran dari Galaxy M30.
Performa
Kemampuan berbicara selama 31 jam menjadi klaim yang digaungkan Samsung ketika meluncurkan Galaxy M30. Konon itu bisa dicapai berkat baterai Galaxy M30 yang memiliki kapasitas 5000 mAh Li-Po. Yang mana baterai tersebut sudah dilengkapi dengan fitur fast charging 15 W, melalui port USB type C. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk memasukkan 25% daya ke dalam baterai.
Tentu butuh pembuktian tersendiri untuk bisa mencapai waktu bicara selama itu. Saya sendiri belum sempat mempraktikannya, selain belum ketemu waktu yang pas, mencari sukarelawan untuk terpaut dalam pembicaran yang lama juga lumayan sulit.
Kemampuan baterai pada ponsel ini memang serupa dengan M20. Kesamaan lain ternyata juga ada pada chipset yang ditanamkan yakni, Exynos 7904 (14nm). Prosesor tersebut memiliki kemampuan Octa-core (2×1.8 GHz Cortex-A73 & 6×1.6 GHz Cortex-A53) disandingkan dengan grafis Mali-G71 MP2. Hasil pengujian menggunakan Antutu dan Geekbench sendiri, memperlihatkan potensi angka yang lumayan. Meski tak bisa jadi patokan pada penggunaan jangka panjangnya.
Konfigurasi chipset tersebut termasuk mampu menangani judul game mobile populer semacam Mobile Legends: Bang Bang ataupun Player Unknown Battleground (PUBG). Meski saya sendiri lebih memilih untuk menggunakan ponsel lebih intens pada permaianan jenis autochess. Karena tak membutuhkan respon yang cepat dalam mengambil keputusan.
Berikut ini hasil pengujian menggunakan beberapa aplikasi berbeda.

Dalam penggunaan untuk mengakses berbagai aplikasi casual untuk sosial media dan chatting, peralihannya berlangsung relatif smooth. Sementara itu pada saat mengakses menggunakan pemindai fingerprint¸ juga bisa berlangsung cepat. Walau pada beberapa kesempatan terasa ada jeda sepersekian detik, tapi saya merasa itu karena kondisi jari yang kotor atau agak lembap.
Selanjutnya kita beralih kepada fitur konektivitas yang terdapat pada Galaxy M30. Keberadaan WLAN WiFi 802.11 a/b/g/n/ac (dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot) dan Bluetooth termasuk fitur standar yang. Masih disayangkan kita tak bisa menemukan fitur Near Field Communication, yang pemanfaatannya sudah mulai meluas.
Kesimpulan
Samsung Galaxy M30 hadir memenuhi ceruk pasar menengah yang ramai diisi beragam merek dan jenis, bahkan dari Samsung sendiri seperti seri A30. Membuat potensi sukses ponsel ini cenderung kecil dan mungkin hanya mengandalkan sejarah emosional pengguna maupun sentimen dengan produk lain.
Baterai besar, tiga lensa kamera, dan layar S-AMOLED bisa menjadi hidangan menggiurkan untuk ponsel dengan harga di bawah Rp 3 jutaan. Kinerja ponsel walau tidak bisa dibilang ngebut, tapi cukup smooth. Menjalankan berbagai aplikasi dan game lancar-lancar saja. Kendati demikian, di segmen harga yang sama Samsung Galaxy M30 bakal menemui kompetitor dari merek lain yang menawarkan spesifikasi dan fitur menarik. Maka pilihan untuk membeli ponsel ini memang kembali kepada minat dan sentimen pribadi saja.
Spesifikasi Samsung Galaxy M30

General
| Device Type | Smartphone |
| Model / Series | Samsung Galaxy M30 |
| Released | 25 Juli, 2019 |
| Status | Available |
| Price | Rp3.399.000 (launch price) Rp2.899.000 (1 Oktober 2019) |
Platform
| Chipset | Exynos 7904 (14 nm) |
| CPU | Octa-core (2x1.8 GHz Cortex-A73 & 6x1.6 GHz Cortex-A53) |
| GPU | Mali-G71 MP2 |
| RAM (Memory) | 4 GB |
| Storage | 6 GB |
| Operating System | Android 9.0 (Pie) |
| User Interface | One UI |
Design
| Dimensions | 159 x 75.1 x 8.5 mm (6.26 x 2.96 x 0.33 in) |
| Weight | 174 g (6.14 oz) |
| Battery |
Non-removable Li-Po 5000 mAh battery |
Display
| Screen Type | Super AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors |
| Size and Resolution | 6.4 inches, 100.5 cm2 (~84.2% screen-to-body ratio) |
| Touch Screen | capacitive touchscreen |
| Features |
1080 x 2340 pixels, 19.5:9 ratio (~403 ppi density) |
Network
| Network Frequency | GSM/ HSPA/ LTE |
| SIM | Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
| Data Speed | HSPA, LTE-A |
Camera
| Multi Camera | Yes (Front) |
| Rear | 13 MP, f/1.9, PDAF 5 MP, f/2.2, 12mm (ultrawide) 5 MP, f/2.2, depth sensor |
| Front | 16 MP, f/2.0 |
| Flash | Yes |
| Video | 1080p@30fps |
| Camera Features |
LED flash, panorama, HDR, Live focus, Pro |
Connectivity
| Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
| Bluetooth | 5.0, A2DP, LE |
| USB | 2.0, Type-C 1.0 reversible connector |
| GPS | Yes, with A-GPS, GLONASS, BDS |
| HDMI | No |
| NFC | |
| Infrared | No |
Smartphone Features
| FM Radio | Yes |
| Web Browser | HTML 5 |
| Messaging | SMS, MMS, Online |
| Sensors | Fingerprint (rear-mounted), accelerometer, gyro, proximity, compass |
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




