Jakarta, Gizmologi – Bitcoin (BTC) kembali mencetak sejarah dengan mencapai harga tertinggi baru sebesar USD 99.000 atau lebih dari Rp1,5 miliar pada Jumat (22/11). Pencapaian ini menjadikan kapitalisasi pasar Bitcoin melampaui USD 1,9 triliun, memperkuat posisinya sebagai salah satu aset terbesar di dunia. Dengan volume perdagangan harian sebesar USD 52 miliar, lonjakan harga ini menunjukkan sentimen bullish yang terus mendominasi, meskipun mayoritas altcoin sedang mengalami tekanan.
Keberhasilan BTC menjadi aset terbesar ke-7 dunia semakin mengukuhkan statusnya di ekosistem keuangan global. Saat ini, Bitcoin telah melampaui kapitalisasi pasar perak (silver) senilai USD 1,7 triliun dan berada di bawah emas (USD 18,13 triliun), Nvidia (USD 3,5 triliun), Apple (USD 3,4 triliun), serta raksasa teknologi lainnya. Dengan posisi ini, Bitcoin terus menunjukkan relevansi dan daya tariknya sebagai aset digital utama di tengah volatilitas pasar.
Salah satu pendorong utama lonjakan harga ini adalah optimisme terhadap kebijakan pro-kripto yang diperkirakan akan diterapkan di bawah kepemimpinan Donald Trump. Selain itu, peluncuran produk Exchange-Traded Fund (ETF) BTC dari BlackRock dan berita akuisisi strategis di sektor kripto memberikan angin segar bagi para investor, yang semakin memperkuat fundamental BTC di masa mendatang.
Baca Juga: Bitcoin Berhasil Sentuh ATH Baru, Dampak Kemenangan Donald Trump?
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin

Kenaikan BTC ke level tertinggi baru ini dipengaruhi oleh beberapa peristiwa penting. Pertama, laporan bahwa Trump Media and Technology Group sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Bakkt, sebuah platform perdagangan kripto terkemuka. Berita ini memicu ekspektasi bahwa kebijakan ramah kripto akan semakin nyata di bawah pemerintahan Trump.
Kedua, peluncuran iShares Bitcoin Trust (IBIT) oleh BlackRock, yang mencatat nilai perdagangan sebesar USD 1,9 miliar pada hari pertama. Ini menjadi tonggak sejarah bagi adopsi Bitcoin dalam sektor keuangan tradisional. ETF ini menunjukkan bahwa lembaga besar mulai memandang Bitcoin sebagai aset yang layak untuk portofolio jangka panjang, sekaligus memberikan akses lebih luas kepada investor institusi.
Faktor ketiga adalah peluncuran platform aset digital oleh Goldman Sachs Group Inc., yang menambah sentimen positif di pasar. Langkah ini menunjukkan bahwa institusi keuangan besar semakin serius mengintegrasikan aset digital dalam layanan mereka, memberikan validasi tambahan terhadap potensi Bitcoin sebagai aset strategis di masa depan.
Dampak Kemenangan Donald Trump terhadap Pasar Bitcoin

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 juga menjadi katalis utama lonjakan harga BTC. Sejak diumumkan pada 6 November 2024, nilai BTC telah melonjak lebih dari 40%. Janji Trump untuk mendorong regulasi yang mendukung industri kripto dan potensinya menjadikan Bitcoin sebagai cadangan aset nasional menciptakan optimisme besar di kalangan investor.
Pertemuan antara CEO Coinbase, Brian Armstrong, dan Trump pada 19 November semakin memperkuat keyakinan akan arah kebijakan yang ramah terhadap aset digital. Dialog ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memastikan transisi pemerintahan yang mendukung pertumbuhan industri kripto.
Menurut Oscar Darmawan, CEO INDODAX, kemenangan Trump mencerminkan perubahan paradigma besar terhadap Bitcoin. “Kebijakan pro-kripto yang dijanjikan Trump menciptakan harapan bahwa BTC dapat bertransisi menjadi aset strategis, bahkan mungkin sebagai cadangan nasional. Ini adalah langkah revolusioner yang menunjukkan pengakuan terhadap nilai intrinsik Bitcoin dalam konteks ekonomi global,” ujarnya
Komitmen INDODAX dalam Mendukung Adopsi Bitcoin di Indonesia

Sebagai salah satu platform perdagangan aset digital terbesar di Indonesia, INDODAX melihat rekor harga BTC ini sebagai peluang untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya investasi aset digital. Menurut Oscar, langkah ini bertujuan untuk memberikan akses yang aman dan transparan bagi para investor di Indonesia.
“Kami tidak hanya melihat rekor harga ini sebagai pencapaian, tetapi juga sebagai peluang untuk menjadikan INDODAX sebagai gerbang utama investasi kripto di Indonesia,” jelas Oscar. Dalam rangka mendukung adopsi yang lebih luas, INDODAX berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan memberikan edukasi kepada pengguna baru.
Oscar juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor tradisional dan digital untuk menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif. “Dengan dukungan dari kebijakan pro-kripto, kami optimistis Indonesia dapat menjadi salah satu pusat inovasi blockchain di Asia,” tutupnya.
BTC terus membuktikan dirinya sebagai aset yang tak tergantikan di era digital. Rekor harga terbaru ini tidak hanya mencerminkan kekuatan pasar, tetapi juga optimisme terhadap masa depan ekonomi berbasis blockchain. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kebijakan pemerintah dan adopsi institusi besar, Bitcoin semakin kokoh sebagai pilar utama dalam transformasi keuangan global.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


