Jakarta, Gizmologi – Bersamaan dengan dibukanya data center Asia Pacific (Jakarta) Region, Amazon Web Services (AWS) mengumumkan komitmennya untuk investasi sebesar USD5 miliar (Rp71 triliun) di Indonesia. Mega investasi AWS di Indonesia tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga 15 tahun ke depan.
Menurut Gunawan Susanto, Country Manager AWS Indonesia, investasi AWS di Indonesia yang masif ini bukan sekadar membawa lokasi Data Center di Indonesia agar pelanggan bisa menyimpan data dengan aman, tetapi juga dampaknya bagi perekonomian di Indonesia.
Baca juga: Dukung Pemanfaatan Machine Learning, AWS Hadirkan Solusi Terbaru Sekaligus Berikan Beasiswa Terbatas
“Secara impact, dari investasi sebesar USD5 billion (Rp71 trilin), ini akan menciptakan 24.700 lapangan pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan juga berdampak pada GDP hampir Rp 155 triliun atau USD 10,9 miliar selama 15 tahun ke depan. Ini tentu manfaat ekonomi yang besar buat Indonesia,” kata Gunawan saat konferensi pers virtual hari ini (14/12/2021).
Dampak Investasi AWS di Indonesia
Sebagaimana telah disinggung di atas, investasi AWS di Indonesia direncanakan mencapai sekitar $5 miliar (Rp71 triliun) selama 15 tahun ke depan. Salah satu bentuknya adalah melalui AWS Asia Pacific (Jakarta) Region yang baru. Data center ini memungkinkan para pelanggan untuk menjalankan beban kerja dan menyimpan data digital dengan aman di Indonesia, sekaligus menghadirkan layanan dengan latensi yang lebih rendah kepada pelanggan mereka
Investasi AWS di Indonesia ini mencakup belanja modal untuk pembangunan data center, biaya operasional terkait dengan utilitas yang sedang berjalan dan biaya fasilitas, dan pembelian barang dan jasa dari pelaku bisnis regional. Investasi AWS di Indonesia tersebut juga diperkirakan akan menopang rata-rata 24.700 lapangan pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap tahunnya selama kurun waktu tersebut.
Pekerjaan ini akan menjadi bagian dari rantai pasokan AWS di Indonesia, seperti konstruksi, pemeliharaan fasilitas, teknik, telekomunikasi, dan pekerjaan-pekerjaan dalam perekonomian Indonesia yang lebih luas. Pembangunan dan pengoperasian infrastruktur AWS di Indonesia diperkirakan juga akan memberikan tambahan lebih dari $10 miliar (Rp155 triliun) ke Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama 15 tahun ke depan.
Gunawan menambahkan, untuk membuka peluang di Indonesia, pengembangan talent dan skill menjadi sesuatu yang penting agar bisa mengakselerasi transformasi digital. “Dengan investasi ini, kita berharap bisa mendapatkan manfaat lebih bagi kemajuan sumber daya manusia di indonesia,” imbuhnya.
Hingga saat ini, sebanyak 200.000 SDM Indonesia telah menerima pelatihan keterampilan cloud yang terwujud atas kerja sama dengan pemerintah Indonesia serta berbagai lembaga lainnya, termasuk lembaga pendidikan dan Partner AWS. Selain itu, sejak 2017, AWS telah membantu lebih dari 1.700 startup Indonesia membangun dan meningkatkan skala bisnis mereka dengan menggunakan teknologi AWS.
Selama lima tahun ke depan, AWS berencana untuk menjangkau lebih dari satu juta penerima manfaat di Indonesia melalui inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan di bawah payung AWS InCommunities, yang meliputi pendidikan Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEAM), pengembangan tenaga kerja teknologi lokal, pengembangan masyarakat, dan program-progam lingkungan.
Kelebihan Data Center AWS Region (Jakarta) Indonesia

Menurut Gunawan, ada sejumlah manfaat dengan dihadirkannya data center region Jakarta ini yang merupakan bagian dari komitmen investasi AWS di Indonesia. “Bisa aksesnya lokal yang memenuhi kebutuhan regulasi, aman, dampak ekonomi besar, memberikan lapangan pekerjaan yang besar, dan juga yang paling penting adalah kami berkomitmen hingga 2025 memakai energi terbarukan,” ujarnya.
Organisasi-organisasi dari berbagai industri di Indonesia saat ini dapat mengambil keuntungan dari kehadiran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region. Di antaranya seperti biaya yang lebih rendah, meningkatkan agility bisnis, melakukan penghematan biaya, dan mendorong lahirnya inovasi-inovasi.
Dengan diluncurkannya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region, AWS memiliki 84 Availability Zone di 26 wilayah geografis secara global. AWS Region terdiri dari Availability Zone yang menempatkan infrastruktur di lokasi geografis yang terpisah dan berbeda.
Availability Zone terletak cukup jauh satu sama lain untuk mendukung kelangsungan bisnis pelanggan, namun cukup dekat untuk menyediakan latensi rendah bagi aplikasi-aplikasi dengan ketersediaan tinggi yang menggunakan beberapa Availability Zone. Setiap Availability Zone memiliki daya, pendinginan, dan keamanan fisik independen serta terhubung melalui jaringan redundan dengan latensi ultra-rendah.
Pelanggan AWS yang berfokus pada ketersediaan tinggi dapat merancang aplikasi mereka untuk berjalan di beberapa Availability Zone untuk mencapai toleransi kesalahan yang lebih besar. Peluncuran AWS Region di Indonesia menghadirkan latensi yang bahkan lebih rendah di seluruh negeri bagi pelanggan dan mendukung aplikasi pemulihan bencana untuk kelangsungan bisnis.
Sebelumnya, pada April 2020, AWS Outposts telah hadir lebih dulu di Indonesia. Layanan ini menawarkan akses kepada pelanggan dan mitra Indonesia ke infrastruktur AWS, layanan AWS, API, dan tools di hampir semua pusat data virtual, ruang kolokasi, atau fasilitas on-premises untuk menghadirkan pengalaman hybrid yang benar-benar konsisten.
Kemudian pada Maret 2021, AWS meluncurkan lokasi edge Amazon CloudFront pertamanya di Indonesia yang menawarkan latensi hingga 30% lebih rendah kepada pelanggan mereka di Indonesia. Amazon CloudFront merupakan jaringan pengiriman konten (CDN) yang sangat aman dan dapat diprogram untuk mempercepat pengiriman data, video, aplikasi, dan API ke pengguna di seluruh dunia dengan latensi rendah dan kecepatan transfer tinggi.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




