Jakarta, Gizmologi – Cisco perkenalkan Unified Edge sebagai salah satu cara mendorong kemajuan AI untuk kebutuhan perlindungan data yang terpusat. Selain dari terpousat, Unified Edge juga bisa digunakan sebagai cara perusahaan mengandalkan AI dalam setiap kebutuhan, dan sudah dipastikan juga akan secara real time.
Cisco menilai banyak perusahaan saat ini sudah berada pada tahap “ingin menerapkan AI”, tetapi belum siap pada sisi infrastruktur. Sistem on-premise tersebar, beban kerja lama masih berjalan, sementara AI generasi terbaru menuntut respons cepat dan stabil. Yang dibutuhkan bukan hanya perangkat baru, melainkan arsitektur yang mampu menyatukan komputasi, jaringan, keamanan, dan penyimpanan di satu platform yang mudah dikelola. Unified Edge hadir dengan janji untuk menyederhanakan semua itu.
Namun, seperti banyak gebrakan AI lainnya, tantangannya ada pada implementasi. Menyatukan seluruh fungsi edge secara terpusat bukan perkara mudah, terutama untuk perusahaan dengan ratusan cabang. Cisco menawarkan pendekatan yang diklaim lebih terpadu dan siap pakai, tetapi keberhasilannya tetap bergantung pada kesiapan operasional pelanggan serta kemudahan manajemen sistem dalam jangka panjang.
Baca Juga: OpenAI Uji Coba Fitur Group Chat di ChatGPT, Kolaborasi Jadi Lebih Mudah
Mengenal Unified Edge
Unified Edge dirancang sebagai platform komputasi tepi yang mampu membawa performa setara pusat data langsung ke lokasi operasional. Cisco mengemas server modular dengan dukungan CPU atau GPU, storage, jaringan SD-WAN performa tinggi, serta modul keamanan zero trust ke dalam satu rak terpadu. Bagi sektor seperti manufaktur, layanan kesehatan, keuangan, hingga ritel, kemampuan ini menjadi penting karena mereka membutuhkan pemrosesan AI real-time tanpa harus mengirim data bolak-balik ke cloud.
Platform ini juga didukung alat manajemen Intersight untuk mengawasi seluruh perangkat edge dari pusat. Dengan ini, perusahaan dapat mengelola pembaruan software, memantau performa, hingga melakukan penempatan model AI ke ratusan lokasi sekaligus. Pendekatan ini memang cocok untuk skala besar, meski tetap mengandalkan kesiapan tim IT internal agar sistem dapat berjalan konsisten di berbagai tipe lokasi.
Cisco juga menekankan arsitektur keamanannya. Fitur keamanan built-in seperti tamper protection, telemetri, dan audit mendalam hadir untuk menurunkan risiko serangan di lingkungan edge yang umumnya lebih terbuka. Namun, semakin besar skala penyebaran edge, semakin kompleks pula pengelolaan kebijakan keamanannya. Cisco berupaya menjawab hal ini dengan manajemen terpusat, walaupun efektivitasnya baru bisa teruji ketika platform ini digunakan dalam implementasi nyata berskala besar.
Kolaborasi Industri dan Tantangan Implementasi di Dunia Nyata
Untuk memperkuat kehadirannya, Cisco menggandeng berbagai mitra besar seperti Intel, Verizon, Rockwell Automation, hingga WWT. Kolaborasi ini membuka peluang integrasi Unified Edge dengan ekosistem cloud, jaringan, dan aplikasi industri yang sudah dipakai operasional perusahaan. Langkah ini memang penting, karena edge bukan hanya soal hardware baru, tetapi bagaimana perangkat itu bisa menyatu dengan workflow yang sudah ada.
Dari sisi aplikasi, Cisco memperlihatkan beberapa use case, mulai dari analitik kamera untuk ritel, kontrol operasional pabrik, layanan digital cabang bank, hingga AI untuk sektor medis. Semua use case tersebut memang cocok untuk edge. Tetapi, setiap industrinya memerlukan integrasi mendalam dan uji coba yang tidak sebentar. Perusahaan tetap harus memperhitungkan biaya implementasi, kebutuhan pemeliharaan, serta kesiapan jaringan agar beban inferensi bisa berjalan optimal.
Pasar edge computing sendiri sedang memanas. Selain Cisco, pemain cloud besar, vendor server tradisional, hingga startup edge-native mulai menawarkan pendekatan serupa. Keunggulan Cisco ada pada integrasi jaringan dan keamanan yang kuat, tetapi pasar masih perlu melihat apakah Unified Edge mampu memberikan keseimbangan optimal antara performa, kemudahan operasional, dan biaya kepemilikan. Apalagi, investasi edge biasanya mahal, dan perusahaan harus yakin ROI-nya masuk akal sebelum melakukan deployment masif.
Cisco Unified Edge sudah tersedia untuk dipesan dan diperkirakan meluncur secara umum pada akhir tahun ini. Tahun pertama implementasinya akan menjadi tolok ukur penting: apakah platform ini benar-benar mampu menyederhanakan penerapan agentic AI di lokasi data dihasilkan, atau justru menambah satu lapisan kompleksitas baru di tengah percepatan adopsi AI global.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
