Jakarta, Gizmologi – Lokadata.id, perusahan riset ini mengungkapkan laporannya yang menyebutkan 73 persen Gen Z beralih menggunakan bank digital. Keseluruhan laporan ini mengenai perkembangan teknologi finansial (fintech) di Indonesia dan diungkap dalam acara Power Lunch ‘Dunia Baru Fintech: Praktis atau Berbahaya?’ yang diadakan oleh GDP Venture, di Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2024).
Menurut Lokadata, perkembangan fintech di Indonesia telah menciptakan ekosistem keuangan yang semakin inklusif dan efisien, terutama bagi Gen Z dan kelompok usia produktif. Lalu, berdasarkan data dari Lokadata.id, sekitar 78% masyarakat setiap hari telah menggunakan aplikasi fintech.
Aplikasi ini juga tidak hanya bank digital saja, melainkan ada dompet digital dan layanan pinjaman. Selain Gen Z yang sudah beralih ke bank digital, mereka juga menikmati layanan Buy Now Pay Later (BNPL).
Baca Juga: Bank Mandiri Sukses Gelar Festival Game, Bentuk Dukungan pada Industri Game Tanah Air!
Alasan Mengapa Gen Z Memilih Bank Digital dan Aplikasi Fintech Lainnya

Riset yang dilakukan oleh Lokadata.id melibatkan responden 50% Gen Z dan 50% Milenial. Terdapat alasan mengapa Gen Z memilih bank digital atau aplikasi fintech lainnya.
Menurut Gen Z dengan hadirnya bank digital dan aplikasi fintech bisa menjadi tempat menyimpan dana darurat. Selain itu, ada juga yang mengatakan bank digital memiliki manfaat untuk lebih bisa mengatur keuangan.
Sebanyak 29% mengungkap alasannya menggunakan bank digital karena dapat diakses kapan pun dan 24% terafilisiasi dengan aplikasi lain. Sementara itu, 32% pengguna khususnya Gen Z memahami definisi bank digital lebih baik dibandingkan kelompok responden usia lebih dari 25 tahun.

Lalu mengenai tren dari BNPL sendiri, terdapat 67% pengguna fintech termasuk Gen Z yang sering memanfaatkan layanan ini. Mereka memanfaatkan Pay Later untuk mengatasi masalah keterbatasan dana tunai atau adanya penawaran promosi khusus.
”67 persen yang sering menggunakan BNPL di dorong dengan alasan keterbatasan akan dana tunai yang tersedia dan promo khusus,” ujar Chief Data Officer Lokadata.id, Suwandi Ahmad.
Durasi cicilan yang populer adalah antara satu hingga tiga bulan, sehingga menunjukkan bahwa Gen Z ingin menyelesaikan pinjaman atau utang lebih cepat. Meski begitu, dengan pertumbuhan BNPL yang cepat masih ada kekhawatiran mengenai potensi risiko keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pembiayaan konsumtif melalui skema BNPL melonjak hingga 89,02% yoy (year-on-year) dengan nilai mencapai Rp7.99 triliun pada Agustus 2024. Sedangkan pada Non-Performing Financing (NPF) tetap terkendali di angka 2,52%.
Permasalahan lainnya juga masih ada persentase populasi unbanked atau tidak memiliki rekening bank yang masih tinggi di angka 67%. Oleh karena itu, fintech dapat berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan yang lebih luas. Lokadata.id juga menyebutkan, untuk menjaga ekosistem keuangan yang sehat dan berkelanjutan, regulator, asosiasi, penyedia layanan, merchant, dan konsumen harus menjalankan peran mereka masing-masing, mulai dari melindungi konsumen hingga mematuhi regulasi.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




