Jakarta, Gizmologi – Menjelang akhir tahun perusahaan besar di industri teknologi, IBM, mengumumkan prediksi tren AI 2026. AI atau kecerdasan buatan merupakan teknologi yang mungkin sudah tak asing lagi didengar.
Tren AI 2026 ini merupakan kelanjutan dari fokus IBM sepanjang tahun lalu untuk menjadikan teknologi lebih mudah diakses, lebih bertanggung jawab, dan lebih relevan bagi pelaku bisnis, pembuat kebijakan, serta masyarakat Indonesia. Menurut IBM, AI telah bergeser, dari fase eksperimental, menjadi kebutuhan mendasar yang mengubah cara keputusan dibuat, dan bagaimana peran kerja didefinisikan, dan apa yang diharapkan oleh pelanggan.
Begitu juga dengan para pelaku industri yang kian sadar pentingnya mengintegrasikan AI sebagai inti dari operasional bisnis mereka. Catherine Lian, General Manager dan Technology Leader IBM ASEAN, mengungkapkan sejumlah tren AI penting yang patut diperhatikan pada tahun 2026 di sesi media briefing, di Jakarta Pusat, Kamis (11/12).
Baca Juga: IBM Power11 Resmi Diluncurkan, Tawarkan Server untuk Era AI
IBM Berikan Lima Tren AI 2026
“Perkembangan AI ini memberikan pesan bahwa masa depan dimiliki oleh organisasi yang mampu beradaptasi, dan beradaptasi dengan cepat,” ujar Lian.
Tren yang dibahas pertama kali oleh Lian ialah Kedaulatan AI atau Sovereign AI. Di tengah ketegangan geopolitik, berbagai negara berinvestasi pada Sovereign AI dan cloud untuk mempertahankan kendali atas teknologi, data, dan infrastruktur mereka.
Langkah ini mencakup pengembangan model lokal serta infrastruktur yang berdaulat guna memenuhi kebutuhan terkait kedaulatan data, kemampuan multibahasa, nuansa budaya, dan keamanan nasional. Kedaulatan digital adalah kemampuan sebuah organisasi dalam mengendalikan data, perangkat lunak, dan infrastruktur digitalnya, melampaui sekadar kepatuhan namun juga demi membangun kepercayaan melalui transparansi dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
Studi IBV “Why CEOs Must Act Now to Securethe Future” memberikan data-data terkait hal-hal tersebut diantaranya, pada tahun 2027, 80% organisasi multinasional di Asia Pasifik akan menerapkan strategi kedaulatan data. Lalu pasar sovereign cloud di Asia Pasifik diperkirakan tumbuh 4,5 kali lipat, dari $37 miliar pada tahun 2023 menjadi $169 miliar pada tahun 2028.
“Sovereign AI akan menjadi kunci tren AI 2026 karena kepatuhan akan menjadi syarat penting bagi pertumbuhan sekaligus peluang untuk memastikan arsitektur data tetap aman,” jelas Lian.
Tren AI 2026 selanjutnya ialah AI sebagai penggerak pertumbuhan. IBM mengatakan return on investment (ROI) yang nyata dari AI akan muncul saat AI mampu menciptakan diferensiasi kompetitif, memperbarui model bisnis, serta membuka produk, layanan, dan sumber pendapatan baru.
Studi IBV “APAC AI Outlook 2026” menunjukkan 64% CEO global menyadari bahwa keberhasilan AI lebih bergantung pada adopsi oleh manusia daripada teknologi itu sendiri. Serta 72% CEO yang tercatat memiliki kinerja terbaik menyatakan bahwa GenAI tingkat lanjut merupakan sumber keunggulan kompetitif mereka.
Tren yang ketiga ialah soal agen AI. Menurut IBM, pengadopsian agen AI akan jadi lebih meluas di 2026.
AI Agentik mengubah operasi perusahaan melalui agen otonom yang peka terhadap konteks, mampu bertindak, mengambil keputusan, dan berkolaborasi. Model berbasis alur kerja (workflow-centric) memungkinkan integrasi agen ini dalam proses end-to-end, menggantikan silo dengan orkestrasi otomatis yang cerdas.
Seiring dengan perkembangan ini, fokus akan bergeser secara signifikan ke kemampuan untuk mengamati, mengevaluasi, dan mengoptimalkan alur kerja agen, serta penerapan kebijakan yang ketat untuk mengelola dan mengatur perilaku agen yang semakin otonom. Hal ini didukung dengan 76% responden global menyadari mereka membutuhkan arsitektur yang bersifat terbuka dan aman, tetapi kurang dari sepertiga yang memiliki kemampuan interoperabilitas dan skalabilitas yang memadai.
Lalu, 74% memiliki kerangka kerja tata kelola data yang jelas dan 64% menyatakan bahwa manusia dan sistem multi-agen bekerja bersama untuk mencapai tujuan strategis, tetapi kurang dari separuh yang mengukur dampak agen AI terhadap karyawan, pelanggan, dan bisnis. Selain itu, 47% beralih ke platform cloud demi skalabilitas dan fleksibilitas. AI Agentik membutuhkan aliran data real-time yang berkelanjutan serta sistem data yang mampu beradaptasi seiring agen belajar dan berkembang.
Tren AI 2026 selanjutnya menurut IBM ialah Trusted AI atau AI yang terpercaya. Investasi pada etika AI berkorelasi dengan hasil bisnis yang lebih baik. Organisasi dengan investasi etika tertinggi dalam AI secara konsisten memperoleh profit dan ROI berbasis AI yang lebih tinggi.
Keunggulan Kuantum atau Quantum Advantage menjadi tren AI 2026 yang terakhir. IBM menjelaskan ketika komputasi kuantum mendekati tahap yang “memberikan keuntungan” yaitu saat komputer kuantum mampu menyelesaikan masalah lebih baik daripada metode klasik, teknologi ini berpotensi mempercepat pelatihan model AI melalui optimasi yang lebih cepat, sampling lebih efisien, dan simulasi sistem kompleks yang lebih baik.
Sebaliknya, AI kini juga membantu mengoptimalkan alur kerja kuantum, mulai dari desain algoritma, strategi error correction, hingga alokasi sumber daya pada arsitektur yang menggabungkan komputasi kuantum dan klasik. Untuk mempersiapkan diri menghadapi era tren AI 2026 ini, IBM mengingatkan perusahaan perlu bersiap mengidentifikasi peluang besar, berkolaborasi, memilih mitra yang terbuka, terpercaya dan inovatif serta melatih agen AI.
“Kami di IBM akan terus mengembangkan teknologi kami untuk memberikan pengalaman pengguna yang memungkinkan pelanggan kami untuk berkembang ke tahap berikutnya dalam rantai nilai bisnis mereka,” kata Lian.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

