Jakarta, Gizmologi โ Perusahaan keamanan siber, Kaspersky menemukan malware yang berupaya mencuri aset kripto. Serangan tersebut diketahui masih aktif dan telah memengaruhi lebih dari 15.000 pengguna di 52 negara.
Kaspersky menjelaskan, perangkat lunak jahat (malware) itu menyamarkan kedoknya jadi Tor Browser yang beroperasi dengan mengganti sebagian konten clipboard yang dimasukkan dengan alamat dompet (wallet address) milik penyerang setelah mendeteksi alamat dompet di clipboard.
Kepala Unit Asia Pasifik, Tim Riset & Analisis Global (GReAT), Vitaly Kamluk memperkirakan, sejauh ini di tahun 2023, pelaku kejahatan siber tersebut telah meraup keuntungan sekitar 400.000 dollar AS (Rp6 miliar) menggunakan malware ini.
โTerlepas dari kesederhanaan mendasar serangan Peramban Tor palsu, itu menimbulkan bahaya yang jauh lebih besar daripada yang terlihat,โ ungkap Vitaly dalam pernyataannya, Jumat (31/3/2023).
Teknik ini sebenarnya telah ada selama lebih dari satu dekade dan penggunaan awalnya dilakukan oleh trojan perbankan untuk mengganti nomor rekening bank. Dengan munculnya aset kripto, malware jenis baru ini sekarang secara aktif menargetkan para pemilik dan penjual kripto.
Pengguna yang ditargetkan mengunduh Tor Browser versi trojan dari sumber daya pihak ketiga berisikan arsip RAR yang terlindung kata sandi. Tujuan kata sandi adalah untuk mencegah deteksi oleh solusi keamanan.
Setelah file dijatuhkan di dalam sistem pengguna, ia mendaftarkan dirinya sendiri di sistem auto-start dan disamarkan dengan ikon aplikasi populer, seperti uTorrent. โBukan hanya membuat proses transfer uang menjadi tidak dapat diubah, tetapi juga pasif dan sulit dideteksi untuk pengguna biasa.โ
Malware yang Curi Aset Kripto

Sejauh ini teknologi Kaspersky telah mendeteksi lebih dari 15.000 serangan menggunakan malware clipboard injector yang menargetkan aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Dogecoin, dan Monero.
Serangan-serangan ini telah menyebar ke setidaknya 52 negara di seluruh dunia, dengan mayoritas deteksi berlokasi di Rusia. Sepuluh negara yang terkena dampak teratas termasuk Amerika Serikat, Jerman, Uzbekistan, Belarusia, China, Belanda, Inggris, dan Perancis.
Berdasarkan analisis sampel yang ada, perkiraan kerugian pengguna setidaknya mencapai 400.000 dollar AS, tetapi jumlah sebenarnya yang dicuri bisa jauh lebih besar, karena penelitian ini hanya berfokus pada penyalahgunaan Peramban Tor. Serangan lain mungkin menggunakan metode pengiriman perangkat lunak dan malware yang berbeda.
โSebagian besar malware memerlukan saluran komunikasi antara operator malware dan sistem pada korban. Sebaliknya, injektor clipboard dapat tetap diam selama bertahun-tahun, tanpa aktivitas jaringan atau tanda kehadiran lainnya hingga hari mereka mengganti alamat dompet kripto,โ pungkas Vitaly.
Untuk menjaga keamanan aset kripto, pakar Kaspersky menyarankan pengguna untuk hanya mengunduh perangkat lunak dari sumber tepercaya. Hindari mengunduh perangkat lunak dari situs web pihak ketiga dan gunakan sumber resmi jika memungkinkan.
Pengguna harus selalu memverifikasi keaslian perangkat lunak sebelum mengunduhnya. Perbarui perangkat lunak dan pastikan sistem operasi, browser, dan perangkat lunak lainnya mutakhir dengan tambalan dan pembaruan keamanan terbaru. Ini membantu mencegah kerentanan yang ada agar tidak dieksploitasi.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



