Jakarta, Gizmologi – Lenovo mengumumkan bahwa mereka bersama dengan Innovations In Dementia meluncurkan Avatar AI Fotorealistis pertama. Inovasi terbaru ini akan sangat membantu para penderita Alzheimer dan Demensia, sehingga mereka bisa dengan mudah untuk berinteraksi dengan para penderita. Secara sederhana, proyek ini akan memberikan akses 24 jam bagi orang dan keluarga yang tengah menghadapi diagnosis demensia untuk berbicara dengan avatar yang menawarkan nasihat yang dipersonalisasi.
Jangan khawatir, karena inovasi ini juga mengutamakan keakuratan dan keamanan, serta privasi. Maka dari itu, keluarga yang tengah menghadapi Alzheimer dan Demensia bisa mendapatkan sebuah kemudahan dalam melakukan interaksi dan nasihat terkait penyakit yang dihadapi. Ini merupakan inovasi yang diumumkan pada ajang Lenovo Tech World, dan inovasi ini juga berhasil menarik banyak perhatian pakar kesehatan, teknologi, dan juga para penggemar.
“Secara global, ada sekitar 55 juta orang yang hidup dengan demensia, dan angka tersebut akan mencapai 139 juta pada tahun 2050. Dengan adanya kemajuan AI dalam inisiatif Alzheimer’s Intelligence dari Lenovo menunjukkan sebuah teknologi dapat meningkatkan interaksi manusia,” penjelasan dari Dr. David Llewellyn, Profesor Epidemiologi Klinis dan Kesehatan Digital di Universitas Exeter.
Baca Juga: Lenovo Buka Exclusive Store Pertama di Depok Bersama IT
Teknologi Canggih Lenovo untuk Mendukung Perkembangan Kesehatan Dunia

Hadirnya inovasi ini, banyak yang sepakat bahwa teknologi ini bisa memberikan dampak yang luas pada dunia kesehatan. Dalam aplikais pertamanya, Lenovo sendiri sudah memelopori penggunaan AI yang dimungkinkan oleh portofolio solusi teknologi mereka. Bahkan, Lenovo juga mengklaim bahwa mereka sudah siap memberikan dampak yang besar untuk industri kesehatan, karena memang perkembangan yang juga dipengaruhi dengan perkembangan teknologi bisa memberikan hal positif.
Hadirnya kecanggihan AI juga mampu memberikan dampak positif. Teknologi gabungan ini juga sudah berhasil mengumpulkan pengalaman langsung dan nasihat dari ratusan orang yang hidup dengan demensia dan Alzheimer ke dalam avatar 3D fotorealistis. Seperti yang sudah dikatakan, Lenovo memang selalu ingin memberikan kemudahan kepada orang yang mengidap penyakit ini untuk bisa berbicara dengan alami. Kemudian, Avatar 3D yang dihadirkan juga mempunyai kemampuan untuk berbicara secara alami, dan istimewanya semua interaksi yang dihadirkan oleh Avatar tidak memerlukan naskah.
“Dengan kemajuan AI yang pesat, kita harus memanfaatkan teknologi ini dengan bijak dan wajib untuk menumbuhkan sifat tanggung jawab. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan Smarter AI for All, sehingga kami bisa mengembangkan dan menerapkan teknologi yang dapat memberdayakan semua orang di berbagai skala,” jelas Doug Fisher, Chief Security and AI Officer Lenovo.
Alzheimer’s Intelligence memungkinkan orang yang baru saja didiagonisis menderita demensia untuk mengajukan pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh orang yang pernah hidup dengan penyakit tersebut, termasuk memahami tantangan yang dihadapi sehari-hari. Kemudian, orang yang mengidap penyakit ini juga bisa langsung mendiskusikan penyakit tersebut dengan keluarga dan mengeksplorasi hobir baru. Nah, yang terpenting adalah seluruh pengalaman tersebut memang secara khusus dirancang agar mudah diakses.
Avatar ini dikabarkan sedang diuji oleh orang-orang yang sudah pernah mengidap demensia di lingkungan yang terkontrol dengan tujuan untuk memperluas aksesnya di masa depan.
Jika membahas tentang AI, kecerdasan buatan ini sudah diuji untuk kasus penggunaan khusus, dan proyek tersebut sudah dirancang dan diwujudkan dengan perangkat, layanan, software, dan solusi cloud yang dihadirkan oleh Lenovo. Maka dari itu, pengguna bisa mendapatkan bantuan dari AI yang sudah dirancang oleh Lenovo, dan Lenovo juga mengklaim bahwa mereka menjamin akan keakuratan yang diberikan.
Mengenal Alzheimer dan Demensia
Alzheimer dan demensia adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi kognitif seseorang, terutama pada lansia. Demensia merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi penurunan fungsi otak yang menyebabkan gangguan dalam ingatan, pemikiran, dan kemampuan berinteraksi sosial. Salah satu bentuk demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer, yang mencakup sekitar 60-80% kasus demensia. Alzheimer terjadi akibat adanya perubahan degeneratif pada sel-sel otak, khususnya terkait dengan protein amyloid dan tau, yang menyebabkan gangguan komunikasi antar-neuron, sehingga otak kehilangan kemampuan untuk bekerja secara optimal.
Proses terjadinya Alzheimer dimulai dengan gangguan pada hippocampus, bagian otak yang berperan penting dalam proses pembentukan memori. Gejala awal Alzheimer umumnya berupa kesulitan mengingat hal-hal baru atau kejadian baru-baru ini, serta kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang biasa. Ketika penyakit ini berkembang, gejalanya dapat memburuk hingga menyebabkan disorientasi, perubahan suasana hati, kesulitan berbahasa, dan hilangnya kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, pasien Alzheimer sering mengalami kesulitan untuk mengenali orang-orang yang dekat dengan mereka, bahkan anggota keluarga sendiri.
Penyebab pasti dari Alzheimer dan berbagai bentuk demensia lainnya masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor risiko yang diidentifikasi, seperti usia lanjut, faktor genetik, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa faktor gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko Alzheimer adalah kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, serta pola makan yang buruk. Selain itu, kondisi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya Alzheimer. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan Alzheimer, pendekatan pengobatan yang ada saat ini berfokus pada mengelola gejala dan memperlambat progres penyakit melalui obat-obatan dan terapi khusus.
Mendukung orang dengan Alzheimer dan demensia memerlukan pemahaman dan kesabaran dari keluarga dan pengasuh. Dukungan emosional dan fisik sangat penting karena penderita membutuhkan bantuan dalam mengatur rutinitas harian, menjaga kebersihan diri, dan menjaga keamanan. Menggunakan strategi untuk menjaga otak tetap aktif, seperti bermain teka-teki, membaca, atau berinteraksi secara sosial, juga bisa membantu dalam mempertahankan kemampuan kognitif mereka selama mungkin. Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk memahami mekanisme penyakit ini dan mencari cara pengobatan yang lebih efektif demi meningkatkan kualitas hidup para penderita dan keluarga mereka.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




