Jakarta, Gizmologi โ Trend Micro resmi mengumumkan rencananya untuk menghadirkan Trend Vision One, platform keamanan siber enterprise berbasis AI, yang akan dibangun langsung di Indonesia. Proyek ini ditargetkan rampung pada semester pertama tahun 2026, menjadikannya salah satu langkah strategis perusahaan global dalam memperkuat kedaulatan data nasional. Langkah ini juga menandai pertama kalinya Trend Micro menghadirkan layanan SaaS berbasis AI yang sepenuhnya beroperasi di infrastruktur lokal Indonesia.
Langkah ini bisa dibilang bukan sekadar ekspansi bisnis, melainkan bentuk penegasan posisi Trend Micro di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya data sovereignty. Dengan regulasi yang semakin ketat, termasuk penerapan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) dan pedoman keamanan OJK, kehadiran pusat data lokal menjadi nilai tambah besar. Namun di sisi lain, langkah ini juga membuka pertanyaan: seberapa siap infrastruktur lokal dan tim operasional untuk memastikan standar keamanan global tetap terjaga di Indonesia?
Indonesia memang menjadi pasar yang sangat menarik bagi pemain keamanan siber global. Dengan ekosistem digital yang berkembang pesat, jumlah serangan siber pun terus meningkat, dari ransomware hingga eksploitasi cloud. Dalam konteks inilah, kehadiran Trend Vision One menjadi solusi yang relevan, meski keberhasilannya nanti tetap akan bergantung pada seberapa baik Trend Micro bisa menyesuaikan teknologi global mereka dengan kebutuhan dan tantangan lokal.
Baca Juga:ย Perjuangan UMKM Shopee, Zenitha Coba Bangkitkan Bisnis untuk Keluarga
Trend Vision One: Platform Komprehensif Berbasis AI untuk Era Risiko Digital

Trend Vision One diklaim sebagai satu-satunya platform keamanan enterprise berbasis AI yang menggabungkan Cyber Risk Exposure Management (CREM), operasional keamanan, dan perlindungan multi-layer dalam satu ekosistem. Dengan pendekatan ini, Trend Micro ingin membantu perusahaan tidak hanya bereaksi terhadap serangan, tetapi juga memprediksi dan mencegah ancaman sejak dini. Klaim ini diperkuat dengan data internal perusahaan yang menyebutkan bahwa penggunaan Trend Vision One dapat mengurangi risiko ransomware hingga 92% dan mempercepat deteksi ancaman sebesar 99%.
Platform ini juga memanfaatkan teknologi Trend Cybertron, sistem keamanan proaktif berbasis AI yang menjadi fondasi dari seluruh layanan Trend Micro. Melalui kombinasi teknologi seperti LLM Advantage, Trend Companion AI, serta Zero Day Initiative (ZDI) yang melibatkan lebih dari 450 peneliti global, sistem ini mampu melakukan deteksi cepat terhadap ancaman baru yang belum dikenal (zero-day threats). Fitur seperti digital twin dan integrasi XDR, SIEM, dan SOAR juga memberi perusahaan kemampuan untuk melakukan mitigasi ancaman secara otomatis.
Namun, di balik semua teknologi canggih tersebut, ada sisi realistis yang perlu diperhatikan. Mengintegrasikan begitu banyak sistem ke dalam satu platform bisa menimbulkan kompleksitas tinggi bagi tim IT lokal, terutama jika perusahaan pengguna tidak memiliki tenaga ahli dengan sertifikasi keamanan tingkat lanjut. Selain itu, adopsi solusi enterprise berbasis AI biasanya diiringi dengan biaya lisensi dan implementasi yang tidak kecilโyang bisa menjadi kendala bagi perusahaan menengah yang baru mulai menguatkan postur keamanan siber mereka.
Fokus pada Kedaulatan Data dan Efisiensi Operasional

Salah satu aspek paling menarik dari inisiatif ini adalah fokus Trend Micro pada kedaulatan data nasional. Dengan membangun infrastruktur lokal, seluruh data pelanggan di Indonesia akan disimpan dan diproses di dalam negeri. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi persyaratan regulasi seperti UU PDP dan kebijakan keamanan siber OJK, sekaligus mengurangi latensi layanan SaaS. Menurut Fetra Syahbana, Country Manager Trend Micro Indonesia, langkah ini juga akan meningkatkan kecepatan layanan dan memberikan ketenangan bagi pelanggan yang selama ini khawatir data mereka berada di luar negeri.
Langkah ini tentu sejalan dengan tren global di mana isu kedaulatan data semakin menjadi fokus utama, terutama di sektor finansial dan pemerintahan. Namun, membangun dan memelihara infrastruktur keamanan siber di tingkat lokal bukanlah hal mudah. Tantangan utama datang dari kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten, serta memastikan semua proses tetap selaras dengan standar internasional yang telah diterapkan Trend Micro di negara lain.
Dari sisi bisnis, langkah ini juga menempatkan Trend Micro dalam posisi kompetitif terhadap pemain lain seperti Palo Alto Networks atau Check Point yang belum memiliki pusat layanan berbasis AI lokal di Indonesia. Namun, agar inisiatif ini benar-benar berdampak, perusahaan perlu memastikan bahwa layanan yang dihadirkan tidak sekadar menjadi copy-paste dari sistem global, melainkan benar-benar adaptif terhadap kebutuhan unik perusahaan Indonesia, mulai dari industri perbankan, manufaktur, hingga UMKM digital yang kini juga semakin rentan terhadap serangan siber.
Dengan membangun Trend Vision One di Indonesia, Trend Micro mengambil langkah besar untuk memperkuat posisinya di industri keamanan siber nasional. Platform ini berpotensi menjadi tonggak penting bagi transformasi digital yang lebih aman dan sesuai regulasi. Meski begitu, keberhasilan implementasinya akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur lokal, dukungan teknis jangka panjang, serta transparansi dalam pengelolaan data pelanggan.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



