Trend Micro Tunjuk Fetra Syahbana untuk Pimpin Transformasi Keamanan Siber di Indonesia

5 Min Read

Jakarta, Gizmologi – Trend Micro resmi menunjuk Fetra Syahbana sebagai Country Manager Trend Micro Indonesia, efektif per 15 September 2025. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat kehadiran lokal dan mempercepat transformasi keamanan digital di Indonesia, terutama di tengah meningkatnya kompleksitas ancaman siber di sektor publik dan industri.

Dengan lebih dari dua dekade pengalaman di dunia teknologi, Fetra dinilai memiliki perpaduan antara kemampuan teknis dan strategi bisnis yang dibutuhkan untuk memperkuat posisi Trend Micro di pasar nasional. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Head of Growth & Emerging Markets Nutanix ASEAN serta memegang posisi kepemimpinan di IBM Indonesia dan F5 Networks. Penunjukan ini juga menandai fokus Trend Micro pada pendekatan keamanan proaktif berbasis AI, sejalan dengan peluncuran teknologi Trend Vision One Agentic SIEM dan Digital Twin.

Melalui kehadiran Fetra, Trend Micro berkomitmen mendukung ekosistem keamanan di Indonesia dengan memperkenalkan solusi yang tidak hanya reaktif terhadap ancaman, tetapi mampu mendeteksi dan menganalisis potensi risiko sebelum menyerang sistem utama. Strategi ini dinilai penting mengingat transformasi digital nasional terus dipercepat oleh pemerintah dan sektor swasta.

Baca Juga: AMD dan OpenAI Sepakat Bangun Infrastruktur AI Generasi Baru Senilai 6 Gigawatt

Agentic SIEM

Salah satu fokus utama Trend Micro di bawah kepemimpinan Fetra adalah penerapan teknologi Agentic SIEM (Security Information and Event Management), sistem berbasis agentic AI yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional tim keamanan. Teknologi ini mengatasi tantangan klasik dalam SIEM, seperti banjir notifikasi (alert fatigue), kompleksitas analisis data, hingga biaya operasional tinggi.

Agentic SIEM memungkinkan sistem untuk berpikir dan bertindak secara otomatis. Dengan kemampuan belajar mandiri, sistem ini menyaring notifikasi yang tidak relevan dan menampilkan hanya ancaman yang benar-benar berisiko tinggi. Bagi banyak organisasi dengan sumber daya manusia terbatas di bidang keamanan, kemampuan otomatisasi seperti ini dapat memangkas waktu investigasi dari hitungan minggu menjadi jam.

Lebih jauh, pendekatan proaktif Trend Micro dianggap penting di tengah peningkatan serangan siber terhadap lembaga pemerintah, perbankan, dan industri energi di kawasan Asia Tenggara. Dengan SIEM berbasis AI, perusahaan dapat berpindah dari pola kerja reaktif ke prediktif, memungkinkan mitigasi ancaman sebelum dampak meluas ke infrastruktur kritikal.

Digital Twin dan Masa Depan Keamanan Prediktif

Selain SIEM, Trend Micro juga memperkenalkan teknologi Digital Twin untuk menciptakan simulasi real-time atas infrastruktur keamanan suatu organisasi. Dengan sistem ini, tim keamanan dapat melakukan pengujian terhadap berbagai skenario serangan secara aman di lingkungan virtual, tanpa mengganggu sistem produksi.

Pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk “melatih” sistem mereka terhadap potensi ancaman di masa depan, sekaligus menilai efektivitas kebijakan keamanan yang diterapkan. Di tengah meningkatnya adopsi AI dan IoT di sektor publik, Digital Twin dinilai dapat membantu perusahaan menghadapi tantangan keamanan pada sistem yang saling terhubung.

Menurut Fetra, strategi keamanan siber di Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada pendekatan tradisional. “Kita harus bergerak menuju sistem yang mampu mendeteksi, memprediksi, dan merespons ancaman dengan kecepatan yang sama—bahkan lebih cepat—daripada pelaku ancaman itu sendiri,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa teknologi seperti Agentic SIEM dan Digital Twin bukan sekadar inovasi, melainkan paradigma baru dalam membangun resiliensi digital nasional.

Tantangan dan Prospek Keamanan Siber di Indonesia

Meski solusi berbasis AI membawa efisiensi, sejumlah pakar keamanan tetap menyoroti tantangan baru yang muncul, terutama terkait ketersediaan sumber daya manusia dan kesiapan regulasi di Indonesia. Penerapan sistem otomatisasi berbasis AI membutuhkan tenaga ahli yang memahami cara kerja serta batasan teknologi agar tidak menimbulkan risiko baru.

Namun, langkah Trend Micro dinilai sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong penguatan keamanan siber nasional dan adopsi AI yang etis. Indonesia sendiri tengah gencar mengembangkan ekosistem digital yang aman dan berdaya saing global, sehingga kolaborasi antara perusahaan swasta dan regulator menjadi kunci keberhasilan transformasi ini.

Ke depan, Trend Micro berharap dapat memperluas kerja sama dengan berbagai sektor, mulai dari keuangan, pemerintahan, hingga manufaktur. Dengan kombinasi AI, simulasi, dan pendekatan keamanan kontekstual, perusahaan ini ingin membawa paradigma baru di mana keamanan tidak lagi menjadi beban operasional, melainkan investasi strategis untuk pertumbuhan bisnis.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

TAGGED:
Share This Article

Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Exit mobile version