California, Gizmologi โ Merebaknya varian Omicron, turunan baru dari virus Corona, membuat Google menunda jadwal Work From Office (WFO) jadi lebih lama. Pada awalnya Google berencana untuk mendorong sekitar 150.000 karyawan global untuk melaksanakan WFO per tanggal 10 Januari 2022. Namun perkembangan varian Omicron yang dianggap mengkhawatirkan, membuat manajemen menunda pelaksanaan WFO.
Dikutip dari Reuters, pada bulan Agustus lalu, Google telah berencana untuk mengembalikan aktivitas bekerja di kantor selama tiga hari per pekan. Terutama untuk karyawan Google yang berada di Amerika Serikat. Namun di sisi lain, para karyawan juga memprotes kebijakan perusahaan yang mengharuskan mereka untuk melakukan vaksinasi terlebih dulu.
Google sendiri menjadi salah satu perusahaan yang pertama kali mendorong karyawan mereka untuk bekerja di rumah selama masa pandemi. Perusahaan IT global tersebut memberi kebijakan yang sama untuk 85 kantor perusahaan yang berada di 60 negara berbeda.
Baca juga: Cara Sembunyikan Foto & Video Langsung Lewat Google Photos
5% Karyawan Google Mulai Hadir di Kantor

David Radcliffe, Vice President Real Estate & Workplace Service Google, menungkapkan bahwa saat ini tren karyawan yang kembali ke kantor sudah mulai meningkat. Sekitar 40% karyawan di Amerika Serikat sudah kembali bekerja di kantor. Sekitar 20 โ 25% bahkan sudah ke kantor sejak tiga bulan lalu. Sementara itu dalam skala global, ada sekitar 5% karyawan yang memutuskan untuk bekerja di kantor.
Kebanyakan karyawan yang hadir ke kantor berada di level usia yang relatif muda. Menurut David, hal tersebut mereka lakukan untuk lebih banyak belajar kepada para kolega, dan mengambil pengalaman. โOrang-orang secara sukarela menunjukkan semangat untuk kembali ke kantor. Kami berada di jalur yang benar,โ ujar David.
Kantor Google selama ini dianggap memiliki salah satu konsep lingkungan impian untuk bekerja. Karyawan dibuat nyaman dan bebas berkreasi selama bekerja di dalamnya. Dengan waktu kerja sekitar delapan jam per hari, selama lima hari, karyawan masih dapat menikmati waktu untuk melakukan aktualisasi diri.
Varian Omicron yang menggemparkan

Sejak pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan (24/11), varian Omicron B.1.1.529 telah menyebar ke banyak negara. Kurang dari dua minggu, 38 negara telah melaporkan temuan kasus COVID-19 akibat varian Omicron di negaranya.
Para Ilmuwan menerbitkan sebuah model yang menggambakan banyaknya mutasi pada varian Omicron sehingga dijuluki โmonsterโ. Pasalnya, dalam waktu singkat ini sedikitnya sudah ada 50 mutasi ditemukan, atau empat kali lipat dari jumlah mutasi varian Delta. Dari 50 mutasi, 32 di antaranya terjadi pada spike protein.
Mutasi varian Omicron diperkirakan akan terus bertambah sering berjalannya waktu. Dengan penyebaran yang sangat cepat mencapai 500 kali dibanding saat varian Corona pertama kali ditemukan. Di sisi lain, kabar baiknya adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku belum menemukan kematian akibat infeksi varian Omicron. WHO mengatakan sedang mengumpulkan bukti tentang keparahan infeksi yang disebabkan varian dengan 32 mutasi pada protein lonjakannya itu. Sejauh ini gejala dilaporkan sangat ringan.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



